Part 8

1.9K 99 1
                                    


"Nico, ayo ke kantin," ajak luffy. Mengulurkan sepasang telapak tangannya.

"Tetapi pekerjaanku masih banyak," balas robin.

"Ne sudah masuk jam istirahat, jadi makanlah dulu, aku tidak ingin kamu sampai sakit," bujuk luffy.

Robin kemudian menurutinya dengan cara menerima uluran tangan luffy. "Baiklah."

Mereka berdua lalu berjalan bersama ke kantin di lantai 102.

****

Sesampainya di kantin atau ruang makan. Terlihat luas lantai gedung itu ditempati oleh furnitur makan kelas terbaik.. Seperti kursi kayu, meja berhias pahatan, lampu gantung hingga pembatas dinding antara dapur dan tempat makan.

Para koki profesional disana merupakan rekan-rekan seperjuangan sanji dari baratie yang diprioritaskan memasak untuk dewan eksekutif.

Kehadiran mereka juga sebagai cikal bakal terciptanya nuansa restoran mewah yang nyaman dan tentram, dimana setiap jenis masakan tersedia selama bahannya mudah di dapatkan.

Dinding setiap sudut lantai 102 tersebut beraksen merah tua, kuning keemasan dan cream mocca. Perpaduan warna yang tak akan melelahkan mata, sekaligus meningkatkan kesan mewah lantaran lantainya terlapisi karpet khusus mirip seperti lantai mansion luffy.

Sanji dan brook sudah hadir disana sedari tadi. Mereka duduk di meja paling pojok seraya membahas topik pekerjaannya.

Lain sisi, terlihat sosok nami juga sudah berada di ruangan. Hanya dia duduk seorang diri dimeja dekat pintu masuk menuju dapur. Berlawanan dari kedua pria tadi.

Melihat kedatangan luffy dan robin, lantas menarik perhatian koki disana, sekaligus sahabatnya juga.

"Luffy... " panggil sanji melambaikan tangan.

"Anata, pesan makananmu terlebih dulu," saran robin sembari berniat bicara pada kepala koki disana.

Luffy mengiyakan ucapan wanitanya yang kini sedang dalam sifat penuh perhatian.

"Kamu ingin sandwich saja? tak ingin sayur mayur atau olahan buah?" tanya pemuda D.

"Tidak, roti yang kumakan sudah berisi salad dan telur.. jadi itu lebih dari cukup memenuhi karbohidrat," jawab robin.

"Shishishi, bilang saja karena sandwich makanan favoritmu," goda luffy.

"Mmh, luffy!"

"Gomen, ini makanlah bersama nami," tutur luffy seraya memberi nampan yang telah lengkap oleh beberapa sandwich dan minuman sari buah kepada robin.

"Arigatou, luffy dan tuan koki-san.. " Robin kemudian melangkah menghampiri gadis oranye yang berada tidak jauh darinya.

Kembali.

"Sama-sama nyonya manis... " Beberapa koki ternyata sudah memperhatikan nico robin dari awal masuk.

"Oi. kalian mau gajinya ku potong?!" cetus luffy.

"T-tidak, tidak tuan-muda! Kami hanya memuji kecantikannya saja, hanya itu. bukan bermaksud menggodanya," ujar koki-koki merasa khawatir sekaligus takut pada luffy.

"Heeeh.. aku tak percaya." Luffy menyipitkan sepasang matanya dengan mulut cemberut.

Beralih ke tempat nami.

"Nona nami, kau sendiri saja?" sapa robin. Meletakkan nampan makanannya di meja yang sama.

"Sudah biasa, tapi terkadang aku merasa bosan bila sendirian," balas nami.

"Begitu kah, apa nona nami tidak keberatan kalau aku ikut makan bersama?"

"Silakan, aku senang ditemanimu," ujar nami, "dan robin, cukup panggil aku dengan nama asli saja, aku ingin hubungan kita menjadi lebih akrab," pinta nami.

Luffy X Robin (Kamu adalah cahaya hidupku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang