Part 52 new

38 3 13
                                    

Mundur satu minggu, sebelum Luffy pergi bersama Yamato.

Pagi hari yang damai di dalam mansion megah tempat tinggal keluarga bangsawan Klan D.

Kini luffy berada diruang utama bersama kedua pasangannya. Suasana disana begitu sunyi dan nyaman, lantaran nico robin bersama boa hancock sedang duduk manis mendengarkan perkataan pemudanya.

“Dengar robin dan hancock,“...

“Selama aku tidak bersama kalian, tolong jangan sampai membuat masalah ya,” ucap luffy bernada ramah.

Posisi pemuda itu berdiri sambil sepasang telapak tangannya membelai kening kedua wanita miliknya yang duduk diatas sofa panjang.

Wajah dari masing-masing dara dewasa ini menampilkan ekspresi murung dan cemas, seakan enggan ditinggalkan oleh pasangannya.

“Ne jangan begitu,” tutur luffy. “Aku pasti akan kembali pulang dengan keadaan selamat,” imbuhnya mencoba meyakinkan.

Mata hitam mengkilap milik hancock mulai menatap saksama iras luffy. Pancaran kebingungan yang cantik itu tertuju menanti jawaban terhadap pria dihadapannya.

Tak sampai disana, iris mata berwarna biru crystal kepunyaan nico robin juga ikut menatapnya. Bermaksud ingin mendengar alasan pemudanya bersikukuh untuk pergi selama itu.

Sementara bagi luffy, menyaksikan tanggapan para istri dewasanya membuat hatinya gemas oleh pose duduk keduanya.

“Hancock dan robin. apa kalian mempercayai perkataanku?”

“Baik/aku percaya luffy.“ Sepasang saudari tersebut menjawab dalam waktu serentak. Nada mereka terdengar lugas, namun berbeda pada raut wajahnya yang menyiratkan kekhawatiran.

“Sebagai imbalannya, aku akan memberi hadiah selepas pulang nanti. tapi syaratnya jangan bersedih seperti ini lagi.. bagaimana, kalian mau?” Luffy tersenyum simpul bersama mata yang terpejam.

“I-itu saja syaratnya agar kami mendapat hadiah darimu?”

“Mm hancock! mengapa kamu mencoba menambah persyaratannya lagi?” Robin sepertinya masih dibelenggu oleh suasana hati yang buruk.

Dikomentari seperti itu lantas menjadikan hancock merasa tak terima, ia lalu melirik ke samping kanannya demi merespon ucapan tadi,

“aku hanya ingin luffy lebih menyayangiku lewat cara mematuhi keinginannya, itu saja!” sahut hebi-hime, menggunakan suara yang penuh wibawa. Ia juga mengepalkan sepasang telapak tangannya ke atas dada akibat gemas oleh saudarinya. Padahal secara kenyataan, pose hancock saat ini justru adalah yang paling membuat luffy merasa gemas.

“Kamu sudah mendapat perhatian luffy jauh sebelum dia mengenalku, apa itu belum impas?!” sebal robin bernada tegas khasnya.

Secepat mungkin luffy langsung melerai para istrinya melalui tindakan menarik hidung mancung keduanya.

“Hentikan,” kata luffy. Ia sama sekali tidak menyangka akan terjadi kasus perselisihan semacam ini.

“Sakit?” Luffy melepas cubitan tangannya dari masing-masing hidung pasangannya.

“Menyakitkan luffy,“ ucap hancock dan robin seraya menundukkan kepala mereka. Karena merasa malu oleh sifat kekanak-kanakan sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luffy X Robin (Kamu adalah cahaya hidupku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang