Part 40

1.5K 74 25
                                    

Masih dalam waktu dan posisi yang sama..

Ace menatap Hancock dengan senyum khasnya sambil setia menudungi wanita tinggi beranting ular tersebut dari dinginnya hujan deras.

“Bila berkenan.. maukah kau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, sampai-sampai membuatmu menangis.”

Hancock POV.

Ia berbicara sopan dengan nada yang hangat.

Naluri kewanitaanku pun secara tak sadar merasa nyaman dan bibir ini mulai mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.

Selama beberapa menit Aku berbicara padanya.. Berbicara mengenai semua hal yang telah terjadi. Tepat setelah diri ini menikah dengan luffy.

Ketika Aku memberitahu apa yang Tuan Sabo katakan, pada momen itu jujur hatiku merasa takut. Takut kalau Tuan Ace akan bertengkar pada saudaranya akibat kehadiran ku.

Akan tetapi respon nya sungguh di luar perkiraan.. Karena ia berkata,

“Tidak ada yang perlu kau cemaskan Nona. dunia ini memiliki berbagai hal menarik.. kau hanya perlu bernafas dan mensyukurinya. karena kegelapan pasti akan kalah dengan cahaya.”

Itulah kalimat yang dia berikan. Berfikir jika kata-kata tersebut memiliki makna. Namun belum sempat ku temukan.. Tuan Ace mengulurkan tangan kanannya sambil kembali berucap,

“Aku yang akan menyelesaikan masalah ini.. “

Hatiku lagi-lagi terpujuk oleh perlakuannya agar kembali pulang menuju Mansion Keluarga D berada. Walaupun itu bukanlah tempat tinggal yang sesungguhnya untuk diriku.

Dalam perjalanan menuju Mansion menggunakan sepeda motor. Tuan Ace memberikan canda gurau ringan untuk menghibur perasaan ini. Ia juga sesekali memperhatikan diriku dari balik spion. Bukan bermaksud lain, Tuan Ace hanya memastikan jika Aku tak kenapa-napa.

****
Sesampainya didepan halaman, Aku dan Tuan Ace turun dari motor. Lalu kami bergegas melangkah menuju pintu utama.

Bila diperhatikan, Tuan Ace sama sekali tak terlihat kebasahan. Padahal badannya polos tidak diselimuti oleh pakaian, hanya celana pendek berserta sepatu boots kulit berwarna hitam yang dia kenakan.

Ketika sudah berada didalam ruang utama. Tuan Ace memegangi telapak tangan kiri ku agar tetap mengikutinya.
Ia mengantarkan diri ini ke lantai dua, yang dimana kamar luffy berada.

“Silakan ketuk pintunya, nona... ”

Sebelum melakukan yang Tuan Ace pinta, Aku menatap matanya sambil berucap,

“Anu... tapi aku takut jika luffy marah dan mengusirku.. “

Di lihat Tuan Ace tetap tersenyum hangat, tangannya meraih salah satu handle pintu lalu dia buka sedikit.

“Ayo masuk.“

Aku lantas berjalan ke dalam sambil merasakan di bagian punggungku, terdapat telapak tangan lebar yang mendorong secara lembut. Disaat itu juga sosok laki-laki dewasa tersebut membisikkan sesuatu pada telinga ini.

“Kumohon jangan lagi meninggalkan seseorang yang telah tulus mencintaimu.. kau pasti mengerti bagaimana perasaan kakaknya jika melihat adik yang ia sayangi tertunduk sedih penuh penyesalan... “

*Cklek.. *

Tak sempat membalas, pintu pun segera tertutup. Membuat indra penglihatan tertuju pada sosok pemuda yang tengah berdiri membawa sehelai handuk.

Satu detik berikutnya, orang yang kucintai berlari dan memeluk tubuhku dengan erat.

“Hancock.“

Luffy X Robin (Kamu adalah cahaya hidupku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang