Part 28

1.9K 90 20
                                    

Di pagi hari pukul 09.00.

Saat ini Aku dan Robin berada di bukit yang bertempat didekat kota tokyo.

Kami berdua duduk di sana tanpa menggunakan alas apapun. Terlihat hamparan rumput yang tertiup angin sejauh mata memandang. Mentari pagi yang bersinar cerah tanpa ada satupun awan yang menutupi, di tambah aroma khas Robin yang membuat indra penciuman ku termanjakan.

Ketika itu Robin ikut terpana dengan apa yang di tatap mataku. Aku lalu memulai pembicaraan membuatnya terbuyarkan oleh keindahan yang dirinya lihat. Karena memang tujuan ku ketempat ini adalah membicarakan hal penting padanya.

“Robin... “ panggil ku.

Kemudian dia menghadap kearah ku.

“Maafkan aku karena tidak bisa menemani mu sampai akhir tua nanti.”

Wajah Robin terlihat bingung dengan kalimat yang baru saja telinganya dengar.

Segera Aku hirup udara dalam-dalam sambil menatap kedua matanya.

“Usia hidupku tidak akan lama lagi... “

Tiba-tiba hembusan angin menerpa tubuhku saat mengucapkan nya.

Robin merapatkan bibirnya serta kekosongan menghiasi wajahnya. Tidak lama tetesan air mata jatuh dan membasahi iras putihnya.

Wanita yang Aku anggap tak kenal dengan air mata menangis sejadi-jadinya. Tanpa ada niat menghapus air matanya, Robin menatap ku dengan suara sendu.

“Maaf karena membuat mu berharap banyak padaku,” kata ku dengan masih tersenyum.

Memang nampak terdengar keterlaluan. Tapi hanya itu yang sanggup di ucapkan, jujur hati ku terasa sakit bila mengatakan lebih banyak dari itu.

Tidak ingin matanya sampai memerah, ku segera kembali berbicara padanya.

“Aku tidak meminta mu untuk terus mencintai ku selamanya, bukan karena aku tak sayang dengan mu lagi. tapi karena aku sadar jika diri ini hanya bisa memberi rasa sakit di hatimu,”...

“Dan juga aku pernah bilang, jika kamu adalah cahaya hidupku.. semua itu benar. semangat ku untuk terus hidup kembali muncul berkat dirimu.”

Robin masih menangis, tapi walau begitu dirinya menyimak semua yang ku ucapkan.

“Jadi apa yang akan kamu lakukan sekarang? bila kamu membenci dan berniat pergi dari hidupku.. maka lakukanlah itu. aku siap menanggung semua tanggung jawab. termasuk calon anak yang sedang kamu kandung,”...

“Biarkan saja aku hidup seperti dulu lagi tanpa ada sosok yang berarti, hingga sampai diriku mati.”

*Brukk... *

Robin seketika langsung mendekap dan memeluk tubuhku sangat erat.

“Aku memang wanita rendahan yang bodoh akibat terbuai oleh cinta, tapi jika boleh jujur.. aku kini telah mencintai mu sepenuh nya.”

Suara pelan yang terdengar samar-samar keluar dari bibir manis nya. Robin lalu kembali menatap dengan serius.

“Aku ingin tetap bersamamu, tolong izinkan ku melakukan nya... ”

“Berarti kamu mau menikah dengan ku?”

“Ya aku mau.“

Selanjutnya segera ku balas pelukan hangat nya, kemudian bibir kami saling mendekat hingga menyatu.

Kami berdua melakukan ciuman sampai berlangsung 2 menit. Setelah nya Aku kembali memberi tau suatu hal pada Robin.

“Pada umur 17 tahun. aku mengetahui jika diriku mengidap sebuah penyakit langka seperti yang di derita oleh pamanku Gold D Roger dan ayahku Monkey D Dragon. itulah penyebab kenapa aku tidak selalu bisa ada untuk mu.”

Luffy X Robin (Kamu adalah cahaya hidupku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang