Part 41

1.4K 73 28
                                    

Cuaca Hujan Badai sudah mereda dan berangsur-angsur sirna.

Sore hari jam 17.30

Depan halaman Garasi Mansion.

Terlihat Luffy ditemani Franky sedang duduk memperhatikan para pekerja Montir yang sibuk memindahkan puluhan Super-Bike kedalam beberapa Truk kontainer.

“Luffy, kenapa kau menjual semua koleksi motor-motor tampan ini?”

Franky bertanya karena ia sendiri tahu betul luffy itu menyukai hal yang bertema otomotif, terutama kendaraan roda dua berkubikasi mesin besar.

Sehabis franky bertanya, luffy menghela nafasnya dibarengi wajah malas.

*Huft.. *

“Kau tahu franky.. setiap kali aku memboncengi robin menggunakan motor Sport-Fairing, pasti semua laki-laki matanya akan jelalatan memperhatikan pinggul dan bokong istriku!” jawab luffy yang kesal.

“Itu sudah pasti kan.” Franky sekejap sweet-drop.

Masih dimomen yang sama. Luffy lalu kembali berbicara,

“Jawaban lainnya adalah.. karena aku sudah mempunyai robin dan hancock. kehidupan cerobohku yang dulu tidak berlaku lagi untuk sekarang, semua hal harus aku perhitungkan dengan baik, agar tidak membahayakan perempuan yang kucintai,” kata luffy.

Mendengar hal tersebut Franky pun paham. Dia juga sudah diberitahu kalau Luffy telah memiliki istri lagi yaitu Hancock.

“Lalu di mana kedua malaikatmu? kenapa kau tidak bersama mereka saja, dan biar aku mengurus motor-motor yang akan dilelang ini,” ujar franky.


“Ne.. lihatlah kilauan ini franky... ”

Franky kemudian mengikuti apa yang sahabatnya lihat.

Kala itu mata franky menangkap pemandangan indah sang mentari terbenam dalam lembayung senja lembut.

“Robin takut dan sedih bila melihat panorama ini,” jelas luffy, “jadi lebih baik meminta dirinya untuk tetap berada di dalam bersama hancock,“ sambung pemuda tersebut.

“Aku mengerti,” ujar franky. Dia lalu melirik sebuah mobil Truk Box besar berwarna hitam yang sedang terparkir di samping garasi.

“Permintaanmu mencarikan kendaraan untuk Nico Robin sudah aku selesaikan.”

Dengan reaksi tak percaya, luffy bangkit berdiri dan kemudian fokus menatap franky.

“Hontou?!” seru luffy, yang tiba-tiba bersemangat.

“SUPER!!... tunggu sebentar lagi. aku jamin Nico Robin pasti suka.” Franky membalas ucapan luffy menggunakan gaya khasnya.

“Aku menantikan itu. tapi jangan beritahu robin, kalau aku menjual semua jenis koleksi kendaraan ini,” pinta luffy.

“Huh, kenapa memangnya?”

Luffy yang masih berdiri, lalu menjawab dengan mendatarkan wajahnya disertai tatapan serius.

“Karena robin akan berkata seperti ini.. ‘Kenapa kamu menjualnya luffy? Apa itu karena aku'

Luffy menirukan gaya bicara robin untuk menjawab pertanyaan franky.

“Pasti pada akhirnya dia menganggap kalau itu salahnya,” tambah luffy.

“Baiklah.. kau tenang saja!” Franky membalas sembari mengacungkan satu ibu jari besarnya.

“Terima kasih.”


****

Masuk kedalam ruangan Utama Mansion yang luas dan megah.

Dari sekian banyak Ornamen dan Furnitur mewah disetiap sudut ruangan. Terdapat sofa-sofa besar yang salah satunya sedang diduduki robin bersama hancock.

Kedua wanita dewasa tersebut duduk berdampingan sambil sibuk pada kegiatan masing-masing.

Hancock terpaku oleh map yang berisikan arsip-arsip, untuk dia masukkan datanya pada satu buah laptop yang kedua pahanya pangku.
Lalu bergeser ke samping, ada Robin sedang membaca bukunya sambil duduk cantik memangku satu kaki jenjang nya ke yang lain.

Keharmonisan dalam sunyi sangat terasa disana. Sampai seorang kakek tua bertubuh tegap datang dan merubah semuanya.

Garp membuka lebar kedua daun pintu besar setinggi lima meter dengan penuh semangat.

“Luffy!“ Tampak jelas raut wajah rindu garp pada cucunya untuk ia hajar.

“Di mana anak ini?“

Robin sontak menutup buku, dan setelah itu ia melihat kearah pintu masuk.

Menyadari kedatangan orang yang berarti bagi luffy. Membuat robin segera berdiri lalu berniat mendekatinya.

“Garp-san... “ sapa robin, seraya melangkah menuju pintu utama.

“Robin.. kau duduk saja, biar aku yang kesana.” Garp langsung berjalan mendekati wanita tersebut.

“Bagaimana kabarmu? apa luffy memperlakukan dirimu dengan baik?” tanya garp yang nada bicaranya berubah menjadi ramah.

“Cucu mu sangat pandai dalam menjagaku.” Robin menjawab dengan tersenyum, sambil duduk kembali di dekat hancock.

“Baguslah kalau memang benar. dan juga bukankah sudah kupinta agar memanggil dengan sebutan kakek?”

“Maaf, aku merasa belum familiar,” balas robin.

“Naruhodo. baiklah aku akan sering datang kemari untuk memastikan kalau kalian baik-baik saja. karena sejujurnya aku ingin sekali menjadi seorang kakek yang dianggap baik oleh cucunya,” ujar garp pelan, seraya memposisikan dirinya menghadap lawan bicara.

“Silakan. luffy pasti akan senang jika mendengarnya.”

Setelah memberikan tutur kata. Robin lalu menatap hancock. Dia melihat kalau hancock masih sibuk dengan pekerjaannya sampai tidak menyadari ada yang datang.

“Hancock.. “ panggil robin pelan agar tak mengagetkannya.

“Ada apa?” Hancock langsung menoleh kearah robin, berbarengan dengan laptop yang dia tutup.

“Fufufu...  jangan terlalu fokus begitu. kita kedatangan kakek luffy,“ ucap robin sambil menunjuk sopan garp.

“K-kakek luffy.“ Hancock berucap seraya menatap garp yang sedang duduk.

“Jadi kau istri baru dari cucu kecil ku?” tanya garp.

Segera hancock bangkit berdiri lalu memperkenalkan namanya.

“Perkenalkan namaku Boa Hancock. aku adalah istri kedua dari Monkey D Luffy,” tutur hancock berbicara serius dengan nada aslinya yang terdengar sangat tegas.

“Duduk saja, tidak perlu kasual padaku,” pinta garp.

“Baik.” Hancock lalu kembali duduk disamping robin.

Garp kemudian menatap hancock, dari bagian ujung kepala sampai telapak mata kaki. Ia dapat melihat jelas karena tidak ada meja yang menjadi pembatasnya.

Terlihat kalau Hancock masih menggunakan pakaian yang sama, yaitu Sweter berwarna merah ukuran panjang sampai menutupi setengah bagian pahanya. Ditambah dengan rambut panjang hitam yang terurai indah di belakangnya.

Setelah cukup, garp kemudian memberikan kalimat pada sosok wanita tersebut.

“Jadi kau sudah hamil berapa bulan?” tanya garp spontan. Dan alhasil membuat kedua perempuan cantik di depannya menjadi bingung.

“Siapa yang kakek maksud?” ucap robin mengembalikan pertanyaan.

“Boa hancock. memang siapa lagi?” ujar garp.


*Bluss... *

“T-tidak.. aku saja belum melakukan itu dengan luffy,” jawab hancock ditemani rona merah pada pipi putihnya.

“Nani?” tanya garp bingung.

“Apa sebenarnya maksud dari ucapan kakek?” tutur robin.

“Ya, aku kira Boa Hancock terpaksa menikah dengan luffy karena sudah melakukan hubungan badan.” Garp menggaruk keningnya akibat tak tahu kalau hancock sudah mencintai luffy dari waktu yang lama.

Melihat kedua Menantu cantiknya hanya diam. Membuat garp kembali menjelaskan apa yang sedang ia pikirkan.

“Maaf telah salah sangka. karena aku berpikir bila tidak terjadi masalah yang serius, maka mana mungkin wanita secantik Boa Hancock mau dengan luffy,” kata garp berterus terang.

Berikutnya robin terlihat menggelengkan kepala sebentar.

“Pemikiran kakek tentang luffy perlu di rubah. karena ia tidak akan melakukan hal serupa untuk kedua kalinya,” ucap robin membela pemudanya.

Perempuan itu menoleh ke samping kanan yang terdapat hancock berada. Sadar kalau teman hidupnya sedang gugup.. Robin lalu meraih dan memegang telapak tangan kiri milik hancock.

“Akulah yang meminta luffy untuk menikahi hancock,” ujar robin serius.

“Benarkah? kau yang memintanya?” tanya garp. Dan langsung dibalas anggukan kepala dari robin.

“Kau itu wanita misterius ya.. karena sangat langka sekali ada seorang wanita rela atau bahkan ingin di poligami, dan harusnya aku tidak perlu terkejut lagi. karena dirimu adalah putri Nico Olivia.”

Kalimat dari garp sukses membuat robin kembali tertegun akibat kaget kalau nama ibunya diketahui.

“Kau mengetahui siapa Ibuku?”

“Aku mengenal keluargamu.. mungkin karena sudah hidup 83 tahun, daya ingatku jadi menurun.” Garp menjawab seraya mengambil sesuatu dari balik kantong seragamnya.

(Note: seragam Garp sama persis dengan Canon.)

“Terimalah ini, aku sudah membuatkan Tanda bahwa kalian resmi menjadi bagian dari keluar D.”

Garp memberikan dua buah kartu yang masing-masing terdapat nama robin dan hancock.

Kedua wanita cantik tersebut lantas menerima lalu melihatnya secara saksama.

“Selama ini kalian belum memiliki kartu tanda penduduk kan? jadi tak perlu risau lagi, kartu tersebut adalah bukti kalau kalian berdua resmi menjadi keluarga bangsawan.“

“Hai. terima-kasih... “ kata robin dan hancock bersamaan.

“Tidak perlu sungkan begitu padaku. walau aku tahu siapa kalian yang sebenarnya, tapi itu bukanlah masalah.”

“Kakek tidak mempermasalahkan umurku dan hancock? usia kami terpaut jauh dari luffy,” tegas robin, memberitahu hal sesungguhnya.

Garp menghela nafas pelan, dan setelah itu ia menatap serius lawan bicara.

“Bagiku yang sudah terjadi biarkanlah terjadi. aku bukan orang yang suka bicara panjang lebar. perkara usiamu robin.. mungkin berjarak sekitar 6 sampai 7 tahun dari luffy. tapi itu hanyalah angka, berjarak 14 tahun pun aku tak mempermasalahkannya. karena namanya cinta itu tidak pandang usia. luffy pantas mendapatkan wanita dewasa seperti dirimu, dia membutuhkan kasih sayang dan rasa pengertian,” kata garp bernada serius.

“Boa Hancock, kau juga sama. seperti yang tadi ku katakan.. “ tambah garp. “Kau juga panggillah aku dengan sebutan kakek.“

“Baik. aku mengerti, k-kakek.. “ Hancock merespon ditemani rona merah pada kedua pipinya.

“Buahahaha!... Yappari, kau itu orangnya kikuk ya.” Menyaksikan tingkah sosok istri baru cucunya membuat garp tertawa lepas.


****

“Nami!... “

Luffy berteriak karena melihat pintu gerbang besar sedang dibuka oleh gadis bersurai jingga.

Nami sepertinya baru pulang dari kantor. Karena masih menggunakan rok span selutut berwarna cream dengan kemeja biru lengan panjang yang dia gulung sampai sikut. Serta sepatu high heels hitam sebagai pelengkap.

Wanita Karir itu datang ke mansion menggunakan motornya yang bertype Big Matic X ADV 750 berwarna hitam dan kelir custom oranye pada bodinya.


Kembali.

Nami menaruh motor besar nya didepan garasi, dekat tempat luffy dan franky berada.

Dia lalu melepas helm fullface dan turun sambil mengalungkan tas selempangnya ke pundak.

“Luffy... apa kau sudah diperiksa dokter? kemarin robin meneleponku dan memberitahu kalau penyakitmu kambuh lagi.”

Baru saja datang. Nami langsung menanyakan kondisi pemuda yang sedang berdiri di depannya.

“Aku sudah nggak-papa kok.” Luffy pun membalas dengan menunjukkan senyum khasnya.

“Hontou?”

“Tenang nami.. simpanlah kembali kekhawatiranmu. kau bisa lihat sendiri kalau luffy baik-baik saja,” tambah franky yang ikut tersenyum. Walau sebenarnya franky sadar kalau luffy itu sedang menyembunyikan sesuatu.

“Baiklah... “ Nami menghela nafas pelan, dia lalu kembali pada kendaraannya untuk mengambil sesuatu dari dalam bagasi jok.

“Ini luffy, aku tadi mampir ke pasar tradisional. dan membeli camilan untukmu,” ucap nami sambil memberikan beberapa kantung belanjaan pada luffy.

Sudut mulut luffy sontak melengkung senang, karena melihat nami yang lelah sehabis pulang bekerja ternyata masih sempat mengingat dirinya.

“Terima-kasih nami, kau selalu ingat kalau diwaktu seperti ini aku suka memakan kue khas jepang,” kata luffy seraya menerima pemberian nami.

“Hai, hai. jangan dipikirkan.. dan juga cuaca hari ini cukup membingungkan. padahal pagi hari terjadi badai, lalu siangnya hujan petir, dan sore harinya menjadi cerah tanpa awan,“ ujar nami.
 
“Aku kurang mengerti tentang alam, tapi disaat kau berangkat ke kantor. apa pakaian mu tidak ada yang basah terkena hujan?” tanya luffy.

“Sebenarnya sebagian rok dan kemejaku basah. tapi sekarang sudah kering dengan sendirinya,” jawab nami. Sambil memeriksa barang-barang dalam tas selempangnya.

“Badanmu bisa masuk angin nanti.. memang kau tidak membawa baju ganti?”

“Aku bawa, tapi tidak sempat untuk menggantinya karena tugasku banyak sekali. dari memeriksa anggaran keuangan, menggantikanmu sebagai CEO sementara. sekaligus mengkover tugas Sekretaris.”

Mendengar perkataan tersebut, membuat luffy dan franky berkeringat karena membayangkan banyaknya beban yang nami pikul.

“Maaf membuatmu selalu kerepotan karena ulah diriku. besok aku akan mencarikan waktu cuti untukmu,” tutur luffy yang merasa tidak sanggup lagi membebani tanggung jawab besar pada sahabat jingga nya itu.

Sedangkan untuk nami.. Dia belum merespon apapun dari kalimat luffy. Gadis cantik bersurai lembut oranye itu malah menunjukkan senyum manis kepada pria di depannya.

“Daijoubu, aku memang tak pandai dalam hal bertarung atau beradu fisik. tapi jika masalah pekerjaan demi perusahaan, aku masih sanggup melakoninya dengan baik,“ tutur nami sambil menunjukkan tangan kanannya yang mengepal.

Belum sempat luffy membalas. Nami kemudian melanjutkan ucapannya,

“Nanti kita teruskan lagi mengobrolnya, aku izin menumpang mandi ya... “ Gadis beraroma jeruk itu berlari menuju pintu bagian dalam garasi yang terhubung langsung ke ruang tengah lantai satu mansion.

Luffy X Robin (Kamu adalah cahaya hidupku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang