Langsung aja lah, ya.
Selamat membaca!-
Pagi ini cerah sekali. Setelah berpamitan dengan Mama dan Ayah, Cella langsung berlari menuju gang depan. Wajahnya berseri-seri.
Sampai di depan gang, Cella langsung mencegat angkot.
"Kemana, Neng?" tanya Sopir angkot itu pada Cella yang sudah duduk manis.
"SMA Merdeka!" antusiasnya.
Sopir angkot itu melirik Cella melalui kaca yang terpasang di atas tengah. Seragam penumpangnya itu adalah seragam SMP.
"Kamu anak SMP, 'kan?" kata sopir angkot.
"Betul, Mang."
"Mau ngapain ke SMA?"
"Sarapan," jawab Cella sambil nyengir.
"Sarapan? Sarapan kok di SMA."
"Sarapan yang ini beda atuh, Mang."
Sarapan buat mata. Kasihan krisis cogan.
Sopir angkot itu menggelengkan kepalanya. Anak zaman sekarang ada-ada saja tingkahnya.
Sampai di SMA Merdeka, Cella turun. Kepalanya menoleh ke setiap penjuru. Siapa tahu Satya Aji Damarlangit tertangkap netranya. Akhir-akhir ini dia penasaran dengan sosok cowok itu.
Tin!
Tin!
Cella terperanjat kaget dengan suara klakson sepeda motor ninja. Dibelakangnya, seorang pemuda dengan helm full face memintanya untuk menyingkir. Cella berdiri tepat di tengah gerbang, anjir!
"Eh, iya." Cella menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia kini berdiri di pinggir pagar. Cewek itu kukuh sekali menunggu Satya.
"Tunggu bentar! Itu tadi..." Cella langsung menoleh pada cowok yang mengendarai motor tadi. "Wuanjer! Beneran!" Itu Satya, lelaki yang ditunggunya.
Namun, belum sampai masuk lebih dalam di halaman sekolah, Satya menghentikan motornya. Dia melepaskan helmnya, aduh terpesona. Satya turun dari motor berwarna merah itu. Dia berjalan kembali menuju gerbang.
Saat itu juga Cella jadi ingin teriak. Seluruh mata melirik pada Satya.
"Selamat pagi, Kak," sapa seorang siswi pada Satya.
"Pagi," Satya membalas tapi dingin banget.
"Kak Satya sudah sarapan?"
Satya hanya mengangguk sekali.
"Aduh ganteng banget."
Dan masih banyak lagi puja-puji yang dilontarkan untuk pemuda itu.
Satya berjalan ke arah Cella. Tentunya gadis itu tersenyum lebar.
Salah.
Bukan untuk menghampirinya.
Melainkan untuk mengambil gantungan kunci berbentuk beruang yang jatuh tidak jauh dari tempat Cella berdiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Parody
Teen FictionPARODY hidup itu konyol kalau hidup saja penuh kekonyolan... gimana makhluknya gak edan?! seperti parodi, mereka menjalaninya dengan mengikuti alur semesta- -tapi dengan ugal-ugalan --- mohon hargai karya setiap orang mungkin agak gila dan gak jelas...