Dengan keberanian yang tidak perlu diragukan, dua remaja itu menerobos tawuran seperti menerobos barisan penonton dangdut. Tanpa takut kena pukul yang penting maju. Apalagi Dhika, cowok itu sudah cosplay menjadi Spiderman sekarang. Melompat dan berlari dengan lincahnya menembus para cowok-cowok yang sedang marah besar. Gerakannya semakin lincah ketika beberapa kali wajahnya kena sikut tanpa sengaja. Sebenarnya bukan lincah namanya, lebih ke terombang-ambing karena dorongan.
“Njeng, mau jadi superhero aja repot amat,” ucap Dhika sambil mengusap pipinya yang sedikit lebam. “Gara-gara monyet satu nih, nyusahin orang aja,” gerutu Dhika saat melihat Alan yang terkapar di hadapannya. Dayyan sudah berlutut memeriksa apakah Alan masih hidup.
“Dhik, temen lo pingsan kayaknya,” ucap Dayyan.
“Ya udah tinggalin aja, ntar juga bangun sendiri,” kata Dhika santai.
“Gimana sih lo--Dhik! Awas belakang!”
BRUKK
Dhika tersungkur saat seseorang menabrak punggungnya.
“Astaghfirullah... Kena lagi gue,” rintih Dhika sambil memegangi pinggangnya.
“Woi siapa lo?!”
Dhika dan Dayyan saling menatap. Nyali Dhika tiba-tiba menciut saat mengetahui orang yang menabraknya tadi bertubuh tinggi besar dengan kulit cokelat, matanya merah dan suaranya mengerikan.
“Anu om, mau ambil monyet, eh maksudnya temen saya,” ucap Dhika ketakutan sambil menunjuk Alan. Dayyan hanya mampu menepuk dahi.
Lelaki itu menoleh pada Alan, siapa sangka tatapannya beralih pada Dayyan. Dia awalnya terlihat kebingungan dengan keberadaan dua cowok itu.
“Lo siapa? Pergi! Jangan coba-coba bawa bocah satu ini kabur!”
Dayyan berdiri. Tanpa gentar dia menatap langsung mata orang itu.
“Dia temen gue. Lo mau apa?”
“Oh temen lo? Emang kenapa? Jangan harap lo bisa bawa temen lo semudah itu. Area ini bukan tempat lo berkuasa.”
“Terus lo pikir ini area punya lo?”
“Ngelawan lo?” Lelaki itu mendekati Dayyan. Dia hendak mengepalkan tangannya ke udara, melayangkannya menuju wajah tampan Dayyan. Dengan gesit, Dayyan berhasil menghindar. Dia menendang lutut cowok itu hingga yang ditendang limbung.
“Mantep, Yan!” sorak Dhika.
“Bangsat!” Amarahnya memuncak pada Dayyan. Terjadilah adu pukul. Keadaan semakin memanas ketika tiba-tiba Dayyan diserang dua orang sekaligus.
Dhika yang melihatnya tidak tinggal diam. Akhirnya ada waktu dimana cowok itu menggunakan otaknya bukan hanya menonton saja. Walau sedikit takut, dia tetap melangkah mendekat. Dia menarik rambut salah seorang laki-laki yang ikut menyerang Dayyan.
“Mainnya kok keroyokan sih. Ih gemes deh!” geramnya tatkala berhasil menjambak brutal. Sedang korbannya berteriak sambil menyebutkan banyak nama binatang.
Siapa sangka perkelahian tidak hanya jambak saja, Dhika pun sempat mendapat pukulan di sekitar rahang.
“Anjir, wajah ganteng gue!” pekik Dhika.
“Anjing! Maju lo!” ucap laki-laki yang dijambak Dhika.
“Lo duluan yang maju sini!” balas Dhika.
“Tolol!” Laki-laki itu akan menerjang Dhika, syukur Dhika cepat mengganti posisinya, alhasil laki-laki itu melewati Dhika begitu saja.
“Ahaha! Gak kena! Gak kena! Ayok sini ganteng! Tangkap aku!” ucap Dhika meledek.
![](https://img.wattpad.com/cover/268902501-288-k381675.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Parody
Roman pour AdolescentsPARODY hidup itu konyol kalau hidup saja penuh kekonyolan... gimana makhluknya gak edan?! seperti parodi, mereka menjalaninya dengan mengikuti alur semesta- -tapi dengan ugal-ugalan --- mohon hargai karya setiap orang mungkin agak gila dan gak jelas...