Main ke Rumah Veli

62 11 0
                                        

“Ma, nanti katanya temen-temen mau ke rumah.”

Veli menghampiri Mamanya yang berada di ruang tengah sambil membawa handphone di tangan. Baru saja kawan-kawannya mengirim pesan ingin berkunjung ke rumah, katanya mau numpang makan.

“Ya, boleh.”

“Makasih, Ma!” ucap Veli girang.

“Tapi jangan bikin kacau rumah. Tau sendiri, 'kan, kalau kalian disatuin jadinya kayak gimana.”

“Hihi, siap, Ma! Nanti kasih makan apa, Ma?”

“Whiskas. Cocok tuh, 'kan, makanan nutrisi seimbang,” seloroh Mama.

“Ih, Ma! Kocheng dong,” ucap Veli sambil bergabung dengan Mama yang duduk manis fokus dengan sinetron Ikatan Cinta.

“Haha, bercanda... Jangan dikasih beneran! Entar kamu ambil semangka yang di dalam kulkas,” ucap Mama.

“Kalau Indomie, Ma?”

“Ambil aja. Rebus sendiri, kalau sudah jangan lupa dicuci. Paham?”

Veli nyengir. “Paham, Nyonya!”

“Sip.”

•••

“SAMLEKOM!”

“Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh! Vel, Veli!”

“Selamat malam! Permisi, paket!”

Naura, Vara dan Cella sudah berada di depan rumah Veli. Masing-masing menggunakan pakaian santai, sandal jepit dan salah satu tangan memegang handphone. Kalau anak zaman sekarang kebanyakan gak bisa lepas dari HP. Prinsip mereka mungkin HP gak boleh ketinggalan, kalau akhlak ditinggal boleh. Toh, nanti juga bisa cari di google. Tinggal ketik aja 'tutorial berakhlak yang baik'. Emang bocah-bocah semprul.

“Pintunya tutupan, dobrak aja lah...,” ucap Cella.

“Pintu orang lo dobrak, giliran ada tamu di rumah sendiri, langsung kunci sana-sini!” cibir Vara.

“Maklum, jiwa males buka pintu kalau bingkisan belum bertamu,” jawab Cella begitu santai.

Belegug sia!” maki Naura, Cella menjulurkan lidahnya.

Tiba-tiba terdengar suara alunan musik. Lagu Lovesick Girls oleh Blackpink terdengar dari handphone Vara. Itu suara telepon. Padahal, Cella sudah mau goyang.

“Siapa?” tanya Naura pada Vara.

“Veli, cuy,” jawab Vara lalu mengangkat panggilan suara tersebut. “Halo, Vel,” kata Vara.

“Udah datang kalian?”

“Udah. Lo dimana sekarang?”

“Kamar.”

“Ini rumah lo tutupan. Dikunci kagak?”

“Dikunci.”

“Etdah nih bocah... Bukain, bego!”

“Males ah! Kalian lewat jendela aja, gak dikunci kok.”

Vara, Naura dan Cella kompak saling menatap. Suara Veli dari sebrang sana membuat otak mereka sedikit kesulitan menghadapi akal sehat.

“Si anjir. Entar dikira maling begimane?!”

“Tinggal kabur aja repot banget. Jangan bikin beban deh!”

ParodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang