Dia Gak Mau Diganggu

50 11 1
                                    

Hai, apa kabar?
Selalu jaga kesehatan, entah itu tubuh atau batin kalian.
Bahagia terus teman-teman♡

Selamat membaca~

-


Mereka yang berseragam putih biru membuat gaduh di kelas. Siswa-siswi kelas IX-D ternyata tidak bisa dipercaya ketika guru tidak mendampingi mereka. Dari bangku pertama hingga ke pojok belakang, semua menjelma menjadi manusia bar-bar.

"Cella!"

Gadis itu menoleh pada sosok laki-laki dengan pakaian yang tidak rapi. Dion si tukang ngamen di kelas sedang menampilkan wajah angkuhnya. Cowok itu berteriak diiringi oleh sorakan pendukung yang tidak lain adalah kawan-kawannya.

"Apa?!" Cella mengeraskan suara. Malas melangkahkan kaki untuk menemui Dion di bangku pojok belakang, mending langsung teriak saja.

"Pernyataan cinta lo yang waktu itu... Gue tolak!" lantang Dion di penjuru kelas. Suara gelak tawa mengisi ruangan tersebut.

Alih-alih merasa direndahkan diantara banyak orang, Cella berdiri di atas meja sambil tersenyum miring. Dia berkacak pinggang.

"Lo pikir waktu itu gue beneran nembak lo? Gila aja, itu semua karena gue kalah taruhan, bego!" ucap Cella tak kalah lantang. Wah! Ibaratkan senjata makan tuan, tawa ejekan malah dilemparkan untuk Dion. Cowok itu misuh-misuh tidak terima.

"Turun lo, Cell! Sini gelut weh! Minta dihajar nih anak!" Dion melipat lengan seragamnya.

"Jangan marah-marah dong! Entar Dion kelihatan tambah goblok," celetuk Cella.

"Habis lo Cell sama gue!" gertak Dion sambil berjalan mendekat pada meja tempat Cella berdiri.

Cowok itu menatap tajam pada Cella yang memasang wajah songong sambil menjulurkan lidahnya. Dion yang merasa geram mulai menggoyangkan meja tersebut supaya Cella mau turun.

"Turun gak lo!"

"Eh, lepasin mejanya woi! Entar gue jatuh!! Dion berhenti!"

Dion tertawa senang saat melihat Cella yang kesusahan menjaga keseimbangan di atas meja.

"Ogah, bilang dulu kalau Dion ganteng!" ucap Dion.

"Gila lo! Berhenti Dion!"

"Apa? Belum kedengaran!" Dion belum berhenti.

Tapi tiba-tiba, suara tawa di sekitar tempat itu mulai meredam. Satu persatu murid mulai duduk di bangku masing-masing. Berbeda dengan Cella dan Dion yang masih dalam suasana perang.

"Cella! Dion! Ngapain kalian?!"

Dion berhenti, Cella sujud di atas meja saking kagetnya. Kedatangan Pak Bambang membuat dua siswa itu gelagapan.

Perlahan-lahan, Cella mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang datang. Posisi Pak Bambang sekarang sedang memelototi Cella.

"Ehehe, Om Bamb--Pak Bambang kapan datang?" Cella nyengir bodoh.

"Kalian berdua keluar! Berdiri di lapangan, hormat ke bendera! SEKARANG!"

ParodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang