Kamu

37 3 1
                                    

"Sshh..."

"Ahh sumpah enak banget cookk!"

"Jangan berisik, ntar ketahuan!"

"Mau nambaahh. Ahhh!"

"Gilaaa! Mantap!"

"Anjing anjing anjing, baru pertama nyoba rasanya aoouuhhh!"

Vara, Veli dan Naura saling menatap. Ketiga cewek itu langsung menelan ludah. Mereka berdiri kaku di depan pintu ruang inap Alan. Pikiran kotor sudah bersarang di otak mereka.

"Mereka ngapain?" Vara berbisik.

"Alan sama Dhika kok ngeri sih?"

"Bangsat, ini gak bisa dibiarin. Bocah kok seneng banget banyak dosa di bumi." Veli mengepalkan tangannya.

Gadis berambut cokelat tergerai itu langsung mendobrak pintu ruang inap. Matanya membelalak merah.

"LO PADA NGAPAIN TAAAIIII!!! DASAR GATAU MA---" Seketika Veli merasa lemas "lu...."

Alan dan Dhika terperanjat melihat Veli yang begitu membara sama seperti mi samyang yang sedang mereka nikmati kala itu.

"Kaget anjing! Sshh, pedes Lan, mau minum." Dhika menepuk-nepuk paha Alan sambil kebingungan merasakan tenggorokannya yang perih.

"Gak ada. Minum infus mau?"

"Mata lo!"

"Kalian..." Vara masih amat terkejut. Awalnya mereka bertiga berfikir bahwa Alan dan Dhika sedang melakukan itu, tapi ternyata itu yang lain.

"Cewek-cewek dasar ya, dateng-dateng main teriak aja."

"Bukan gue yang teriak. Veli noh," ungkap Naura enggan disalahkan.

Veli langsung melotot kepada Alan. "Apa? Ha? Gak suka gue teriak?"

Alan langsung tersenyum kikuk. "Enggak gitu loh yang. Kamu tuh kalau teriak-teriak tambah cantik, kan bahaya kalau aku tambah suka."

"HOEKK" Vara mual sendiri.

"Vara kemarin tidur sama siapa? Kok Hoek hoek?" celetuk Dhika dengan mudahnya.

"Lambemu Dhik."

Veli melihat dua mangkuk mi dengan saus merah gelap di brankar Alan. Dia langsung menatap Alan tidak suka. "Siapa yang nyuruh makan pedes?"

Alan langsung membeku. "Dia." Alan menunjuk Dhika yang asyik menyeruput mi pedas itu.

"Apa? Gak suka? Pacar Lo aja mau, kenapa Lo yang repot?" Dhika tak mau kalah.

"Dhik," Naura menatap dingin pada Dhika. Sedangkan yang ditatap langsung membisu.

"Anu, Ra! Oh iya, ayo ke Gramedia! Gue denger ada buku bagus yang baru rilis kemarin. Ayo!" Dhika langsung curi perhatian Naura. Setelah meletakkan mangkuk mi, dia langsung membawa Naura keluar. Namun gadis itu menurut walau sedikit kaget atas perlakuan Dhika yang menggandeng tangannya tanpa permisi.

Membiarkan Naura yang pergi bersama Dhika, Vara mulai menyadari bahwa dia seolah menjadi orang ketiga diantara Alan dan Veli. Ia memutar bola mata malas. "Gue pergi dulu, nemenin Kak Lyan. Kayaknya dia sendirian nungguin Bang Adiv."

"Ya! Pergi aja sono!" Kata Alan.

Setelah kepergian Vara, Alan menatap Veli sambil tersenyum lebar.

"Sayang, cantik banget hari ini. Mandi dari jam berapa nih?"

"Belum mandi." Veli menjawab dingin.

Rasanya Alan ingin pergi saja saat itu. Tapi tidak bisa, dia harus pacaran sekarang.

ParodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang