10) Rahasia

2.3K 298 19
                                    

Chika kini sudah tertidur di kursi belakang mobil Flora. Sesekali Ara melirik gadis itu dari kaca mobil dan tersenyum melihat Chika yang terlelap dalam tidur. Hal ini tak luput dari pandangan Flora, walaupun ia sedang mengendarai mobil tersebut.

"Ara" Panggil Flora.

"kenapa?"

"Lo masih marah?"

"Marah kenapa emang?" Ucapnya kembali bertanya.

"Karena waktu itu..."

Ara memalingkan wajahnya memandang jalanan.

"Maafin gue ra.. tapi kalau waktu itu terulang kembali. Gue akan tetap berpegang pada janji itu."

"Dia pergi flo. Dan gua gak punya kesempatan megang tangannya untuk terakhir kali..."

Ara berhenti sejenak sebelum melanjurkan ucapannya. Masih teringat dengan jelas hari iti di kepalanya.

"Gua mau meluk Fiony.. mau bilang kalo gua sayang sama dia dan akan nunggu dia sampe kapanpun itu...

..sesulit itukah permintaannya? Kenapa flo.." Tangisan Ara tidak terbendung lagi. Melihat itu Flora menghentikan laju mobilnya.

"Itu yang dia gak mau ra.. Fiony gak bisa ngeliat lo nangis begini. Dia gak akan kuat untuk pergi kalau lo tau hari itu" Ujar Flora yang kini sudah menatap Ara

"Tapi gua gimana Flo? Gua gimana! Dia pergi gitu aja, tanpa salam perpisahan."

Tangisan Ara semakin kencang. Flora hanya bisa memeluk sahabatnya ini dan mencoba menenangkannya. Ia melirik Chika untuk memastikan dirinya masih tertidur.

Cukup lama Ara menangis dalam pelukan Flora. Sejujurnya ia sangat merindukan temannya ini. Tapi luka dihatinya sangat dalam.. andai saja ia tau bahwa kekasihnya pergi hari itu..

"Maafin ya ra.. Maaf belum bisa jadi teman yang baik untuk lo. Tapi jujur gue kangen sama lo raa.." Pinta Flora kepada sahabat yang sangat ia rindukan.

"Flo.. lo tau kabarnya?" Kini Ara yang bertanya.

"Please gua mohon jangan bohong lagi"

Flora menggelengkan kepalanya, "Udah lebih dari setengah tahun gue gak terima kabar dari Fiony"

Sejak Fiony menghapus semua soaial medianya, sejak itulah dirinya menghilang.

"Tapi jangan khawatir.. dia memang bilang akan sibuk dengan jadwal studynya, mau fokus dengan cita-citanya. Gue yakin dia baik disana." Jawab Flora yang sekarang menggenggam tangan Ara.

"Sekarang fokus sama diri lo ra. Jangan lupain kebahagiaan lo sendiri. Lo gak bisa begini terus"

"Bahagia gua ada dengannya.. gimana mau bahagia kalau gak ada dia disini."

"Entahlah.. mungkin belum saatnya gua bahagia." Ara tersenyum pahit.

Melihat Ara yang sudah kembali tenang, Flora kembali mengendarai mobilnya menuju komplek perumahan Chika dan Ara.

Tanpa mereka sadari seseorang telah menyaksikan percakapan diantara keduanya tadi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Mobil putih itu kini sampai di depan rumah Chika. Ara turun dari mobil dan menuju kursi belakang.

"Lo pulang aja, Flo. Makasih udah nganterin sampe sini"

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang