"Sejak kapan?!"
Dua kata yang menjadi pengawal sidang terbuka yang sekarang sedang berlangsung khidmat dengan berlatarkan pemandangan laut lepas.
"Kita deket mulai dari liburan kemaren.." Jawab salah satu dari dua orang yang menjadi subjek introgasi.
"Ooo.." Gumam salah satu pendengar dengan kepala yang tak berhenti naik turun.
"Terus jadian sejak kapan?" Olla kembali melempar pertanyaan.
"Awal bulan.." Sekali lagi gumaman seseorang terdengar.
"Hampir sebulan.. tanggal 3 kita berdua resmi jadian." Sholeh berbicara sembari menatap Cindy, "Iyakan, sayang?"
"Bweeekkk" Adel dan Olla secara serempak menutup mulut saat mendengarnya.
Disisi lain Chika menatap Ara yang masih manggut-manggut mendengarkan mereka, "Ih kok kamu tauu?" Tanyanya heran, sesaat mengundang sorotan mata teman-temannya.
"Kalian gak marah kan?" Kini Cindy ikut membuka suara.
"Ngapain marah lah cin hahaha" Flora tertawa melihat wajah tegang temannya.
"Langgeng ye lu berdua!" Sahut Ariel sembari menepuk bahu Cindy.
"Kalo ada masalah diomongin, jangan diem-diem bae, nanti bikin awkward tongkrongan" Timpal Mira sembari melirik dua orang lainnya yang sibuk dengan dunia mereka sendiri.
"Masih anget mah gak mungkin berantem, liat tu tangan gak bisa lepas" Olla menggoda pasangan baru itu.
"Hampir gak jadi.." Cindy melirik Sholeh dengan tatapan tajam, "Kalo kalian liat dia gatel sama cewek lain, bilang gue ya!"
"Hahaha siapa tuh, adek kelas ya pasti?" Adel melempar umpan.
"Marsha." Ara kembali bergumam membuat Chika kembali menatapnya keheranan.
"Iyaaa! Gue liat dia main sama adek kelas, siapa tuh namanya.. Marsha!!" Jawab Cindy melepaskan genggaman tangannya.
"Kan udah aku jelasin sayang.. waktu itu cuma gak sengaja ketemu di halaman seko—"
"Araa ih kok kamu udah tau duluan sih!!" Suara yang kini terdengar lebih kencang, sontak membuat atensi berpindah pada dua sejoli itu.
"Apaan chik?"
"Ara udah tau mereka jadian"
"Lah tau dari mana lu bocah?"
Sadar telah menjadi pusat perhatian, Ara memberikan cengiran khasnya. Tangan kanannya bergerak menggaruk tengkuk kepalanya mencoba mengurangi kecanggungan.
————
/Flashback/
"Neng geulis mau kemana?" Tanya pria paruh baya yang duduk di tepi perkebunan.
"Nuhun kang, liat bidadari lewat sini gak barusan?"
"Bidadari teh naon, teu aya nanaon anjeun.."
Ara tertawa mendengarnya, setelah mendeskripsikan rupa dari kekasihnya, Ara bergegas ke arah yang ditunjuk oleh pria itu.
Di sisi lain, seorang gadis masih sibuk menjelajahi tiap sudut area glamping. Dengan kamera di tangannya, Chika tak henti mengabadikan pemandangan asri di sekelilingnya. Hobi lama yang sempat terpendam kini kembali membara. Sejak kecil Chika sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia seni terutama lukisan dan photography. Tak lihai dalam hal melukis membuatnya lebih memilih berteman dengan benda kecil dalam jemarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG
Fanfiction•Ara• Jika bintang bisa berbicara, sampaikan bahwa aku merindukannya. •Chika• Jika bintang bisa berbicara, bantulah aku membuka hatinya. •Fiony• Jika bintang bisa berbicara, tanyakan masihkah aku ada dihatinya. [CHIKARA X FIORA] •Disclaimer• Cer...