"Sini ga lu" Sahut Mira yang sedang menarik tangan Ara.
"Jangan ngadi-ngadi lu, kalo sakit gue yang kena amuk bunda Shani"
Mendengar nama bundadarinya disebut mau tidak mau ia membiarkan Mira menarik tangannya.
"Kalo punya penyakit itu jangan dipelihara napa dah" Ucap Mira.
Mira berusaha menarik Ara untuk pergi ke kantin. Dirinya menyadari raut wajah Ara yang sedikit pucat sejak jam kedua pembelajaran di kelas tadi.
"Pasti lo gak sarapan kan. Jadi sekarang lo harus ikut gua makan di kantin"
Ara tidak menanggapi semua ocehan yang terlontar dari mulut sahabatnya ini. Dia malas untuk berdebat dengan Mira hari ini.
Mereka berdua menuju meja tempat langganan Mira dkk. Sudah ada Chika dan Flora yang duduk di sana.
"Eh Ara. Tumben ke kantin" Tanya Chika kepada seseorang yang duduk di depannya.
Belum sempat Ara menjawabnya, Mira kembali memulai ocehannya, "Marahin tu si Ara, liat mukanya udah pucet" .
Chika kini memperhatikan wajah Ara. Benar saja mukanya sedikit pucat.
"Kamu sakit ra?"
"Ngga.. karna telat makan aja"
"Yaudah makan gih sana beli apa kek lo" Sahut Flora
Ara mengangguk dan pergi sejenak. Iya kembali dengan membawa sekotak susu coklat dan duduk di depan Chika.
"Lah gak beli makan lu cil?"
"Ini aja cukup" Jawabnya singkat mengacuhkan kekhawatiran teman-temannya
"Araa kamu itu harus makan raa..." Ucap Chika dengan nada serius
"...nanti apasih yang sakit perut itu kalo gak makan.. penyakit apa namanya yang misalnya kita telat makan itu.." Lanjutnya pura-pura berfikir
"Maag?" Jawab Ara
"Oh iya maag...iya kenapa pah?" Jawab Chika tertawa
"Astaga Yessica Tamara jokes lo receh bener dah" Timpal Flora
Ara ikut tertawa melihat tingkah Chika. Hal ini tak luput dari pandangan Mira yang duduk disampingnya.
"Iya deh serius, makan ra daripada penyakitnya kambuh"
Ara hanya mengangguk. Ia meminum susu coklat yang tadi dibelinya dan memainkan hpnya.
"Raa.."
"Hmm, kenapa?"
"Ara liat duluu"
Ara menurunkan hpnya dan melihat ke arah Chika. Ia melihat gadis di depannya ini menyodorkan sesendok nasi goreng ke arahnya.
"Aaaaa.." Layaknya seorang ibu yang berusaha menyuapi makan anaknya.
"Ih cepetan pegel tangannya araa"
Mendengar itu spontan Ara membuka mulutnya. Pandangannya masih tepat pada mata Chika.
"Kalo ga mau beli makan, yaudah aku suapin aja. Aku juga gak habis makannya" Ucap Chika kepada Ara.
Acara suap menyuap ini disaksikan banyak mata, termasuk dua orang yang duduk di meja yang sama dengan mereka. Sesekali Flora dan Mira bertatapan, masih tidak menyangka akan menyaksikan tindakan Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG
Fanfiction•Ara• Jika bintang bisa berbicara, sampaikan bahwa aku merindukannya. •Chika• Jika bintang bisa berbicara, bantulah aku membuka hatinya. •Fiony• Jika bintang bisa berbicara, tanyakan masihkah aku ada dihatinya. [CHIKARA X FIORA] •Disclaimer• Cer...