14) Seminggu Bersama

2.4K 330 24
                                    

Chika membuka matanya, langit-langit kamar yang sudah gelap menandakan hari sudah malam. Dia membalikkan badannya untuk melihat jam weker di meja samping kasurnya. Namun pandangannya beralih pada seseorang yang tengah tidur disampingnya. Ara tidur dalam posisi duduk, tangannya ia jadikan bantal penumpu. Wajahnya menghadap ke arah Chika yang sedari tadi memperhatikannya.

Chika mengangkat tangannya, dengan perlahan ia merapihkan poni gadis itu dengan perlahan.

"Kalau lagi tidur kamu kalem banget ra" Tangannya membelai lembut pipi Ara.

Terlihat sedikit pergerakan dari gadis itu, matanya mulai terbuka. Tatapan sayu terlihat dari kedua matanya. Diam tanpa merubah posisinya.

Chika hendak menarik tangannya yang masih meraba wajah manis Ara. Namun ditahan oleh Ara, ia menaruh tangan itu kembali ke pipinya. Merasakan sentuhan tangan itu dan kembali menutup matanya. Ketenangan yang dulu sempat hilang bisa ia dapatkan disini. Ara masih tidak mengerti. Namun yang ia tau saat ini hanya Chika yang bisa memberikan ketenangan dalam dirinya.

"Aku kira kamu udah pulang"

"Mami kamu bilang ada urusan di luar kota, minggu depan kemugkinan baru pulang"

"Kamu nelpon mami?"

"Pak Ujang tadi yang telfon.. dia khawatir liat kamu jadinya nelpon Mami Aya. Terus Mami ngobrol deh sama aku"

"Ngomongin apa?"

"Ngomongin kapan mami kasih restu buat aku" Jawabnya terkekeh

"Mulai deh kamu"

"Kamu mau makan apa?" Tanyanya seranya meregangkan badannya. Posisi tidurnya tadi membuat badannya pegal.

"Hmmm apayaaa... kamu bisa masak ra?"

"Bisa.. masak air, masak mie, masak telur... gampang aku koki cilik dulunya"

"Kapan sih kamu tu bisa serius ra" Ucapnya sedikit kesal

"Yaudah, aku seriusin kamu mau?" Ara menatap dalam mata Chika.

Lagi-lagi perkataan manis Ara kembali membuatnya salah tingkah. Sebelum ia kembali masuk dalam lubang buaya itu, tangannya kini sudah menjitak kepala Ara.

"Aduhhh sakitt Chikaa.. kamu mah belum apa-apa udah pake kekerasan"

Melihat Chika yang mulai badmood, Ara menyudahi kejahilannya, "Chika cantik mau makan apa? Aku masakin sekarang juga"

Chika tersenyum mendengar itu, "Mau nasi goreng.. pake sosis, telur, bakso, keju.. semuanya yang enak dimasukin pokoknya"

"Yaudah, aku turun dulu yaa. Kamu lanjut tidur lagi juga boleh"

"Aku mau balesin chat aja, nih hp aku penuh chat masuk. Fans aku pasti khawatir" Ucapnya bercanda

Terdengar suara Ara yang sedang memasak di dapur. Chika tersenyum mendengarnya. Pandangannya berpaling pada hp yang ada di ujung kasurnya. Diambilnya IPhone keluaran terbaru itu. Ara tidak memasang sandi di hpnya, walaupun tidak sopan tanpa izin pemilik. Rasa kepo Chika ada di batas ujung tertinggi sekarang.

☑️Lockscreen default
☑️Wallpaper pemandangan bintang
☑️Instagram yang tidak ada akun yang ter-login.
☑️Photos..

Chika membuka galeri foto hp Ara. Hanya  ada sedikit foto disana. Tidak banyak ia menemukan foto Ara, lebih banyak foto teman-temannya. Satu foto mengundang pandangan Chika. Seseorang yang sedang memandang langit dari sebuah teropong bintang. Tempatnya sama seperti teras cafe cozy kemarin. Foto itu diambil dari belakang, dari postur tubuhnya Chika yakin itu bukan Ara, apakah itu...

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang