Ara menatap sejenak punggung belakang seseorang di ujung sana, melangkah pelan mulai mendekat. Menaruh sebotol minuman tepat di samping kursi tempat orang itu duduk.
Sudah beberapa minggu setelah keduanya mengetahui keberadaan satu sama lain. Gadis dengan gaya rambut bob sebahu itu hanya memperhatikan manusia di depannya yang masih asik bersandar pada dinding pembatas rooftop sekolah ini.
"Kamu apa kabar?"
Pertanyaan pemecah keheningan antar keduanya. Tawa sinis terdengar sebelum akhirnya gadis itu menjawab.
"Aku atau dia?" Balik bertanya dengan nada yang sedikit mengejek.
"Aku baik."
"Syukurlah."
"Tapi dia tidak lebih baik" Sambungnya cepat. Untuk pertama kali keduanya saling bertukar pandang. Apa yang salah sehingga membuat hubungan keduanya menjadi seperti ini.
"Kamu tau sendiri, dia yang mengambil keputusan."
"Sejauh mana kamu mengenal dia?"
"Sama seperti dia mengenalku."
Gadis itu tersenyum miring, "Apa yang diharapkan dari seseorang yang menyembunyikan namanya."
"Gak ada hubungannya dek."
"Kamu yakin atau takut untuk membuka mata?"
"Apa yang gak aku tau sampai kamu berubah jadi kayak gini." Suaranya seperti memohon, percakapan terakhir mereka tidak jauh berbeda dari saat ini. Intonasi yang seakan menyudutkan selalu menimbulkan tanda tanya.
"Kamu jahat kak"
"Bukannya aku yang paling tersiksa disini.."
"Tapi kamu biarin dia sendiri disana!"
"Kakak kamu yang mau, dia yang ngambil keputusan tanpa ngasih opsi lain buat aku. Jadi salahnya dimana?"
Gadis itu mendelik tajam, "kamu gak tau apa-apa." Jawabnya dingin dan beranjak pergi dari tempat duduknya.
"Kasih tau aku!" Suaranya meninggi membuat langkah gadis di depannya terhenti.
"Untuk apa? Toh kamu udah ada penggantinya sekarang" Ucapnya tanpa berbalik badan, kemudian pergi melanjutkan langkahnya. Meninggalkan Ara dengan kelut dalam pikirannya, teka-teki yang belum bisa ia pecahkan.
————
Langkah kakinya terhenti di depan aula sekolah. Raut wajah muram itu seketika berubah setelah menemukan sumber kebahagiannya. Senyum manis tak pernah pudar dari wajah mungil itu.
"Chik"
"Iya kenapa ci?"
"Tuh pacar kamu buat adek-adeknya gak fokus" Jawab Jessi, kapten baru team cheerleaders SMA Khaulah.
Matanya bertemu dengan gadis yang sedang melambai ke arahnya. "Aaaa gemes banget" Ucapnya tanpa sadar.
"Iya deh gemes hahaha, sana gih samperin." Jessi terkekeh mendengar adik kelasnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG
Fanfiction•Ara• Jika bintang bisa berbicara, sampaikan bahwa aku merindukannya. •Chika• Jika bintang bisa berbicara, bantulah aku membuka hatinya. •Fiony• Jika bintang bisa berbicara, tanyakan masihkah aku ada dihatinya. [CHIKARA X FIORA] •Disclaimer• Cer...