"Aku beli apa ya raaaa" Tanya gadis yang masih sibuk memilih barang di depannya.
"Terserah kamu sayang"
"Ih gak ngebantu banget jawaban kamu ra" Ucapnya sebelum berjalan pergi ke toko lainnya, meninggalkan Ara yang masih sibuk dengan game ditangannya.
Keduanya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan di ibukota. Satu agenda dari padatnya jadwal hari ini yaitu mencari kado untuk acara nanti malam.
"Chik?" Panggilnya setelah menyadari keheningan disekitarnya. Mencoba mencari keberadaan Chika, namun nihil.
Ara mematikan nintendo switch miliknya dan segera menghubungi kekasihnya.
"Bisa-bisanya ditinggalin, astaga Chika" Gumamnya sembari menunggu balasan di ujung panggilan.
'Nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi'
Ara menghela napas, kembali menekan nomor teratas pada daftar panggilannya. Matanya masih sibuk memindai sekelilingnya.
"Ai kamu, kok akunya ditinggalin sih." Tanya pada gadis itu. Beruntung dirinya mengingat pakaian yang dikenakan oleh Chika, jaket parka hitam miliknya.
Chika menatapnya acuh dan berjalan menyusuri area toko yang dikelilingi oleh pernak-pernik vintage. Sepertinya misi utama mencari kado sedikit tergeser, kini dirinya berfokus pada barang-barang yang ingin ia berikan untuk dirinya sendiri. Disisi lain, Ara dengan sabar mengikuti langkahnya, seperti biasa dirinya sudah hafal dengan kelakuan sang kekasih.
Menit demi menit terlewati, Ara berjalan dengan menjinjing beberapa paper bag ditangannya. Satu persatu pertokoan mereka singgahi, langkahnya masih sama, mengikuti jejak kaki gadis disampingnya.
Chika menghentikan langkahnya, "Jadi aku beli apa, sayangg?" Rengeknya meminta pertolongan.
Ara terdiam sejenak, memandang barang-barang yang ada dalam genggamannya sebelum akhirnya memberi tatapan tidak percaya pada gadis didepannya.
"Ini yang aku pegang apaan chik?"
"Ih itu kan punya aku.. ini aku beli apa buat tuker kado nanti malem, aku gak tau mereka suka apaaa"
"Beli apa aja lah sayang, nanti juga kan random kita bagiinnya.."
"Iya juga ya raa, aku gak kepikiran" Jawabnya sebelum melangkah masuk ke toko selanjutnya. Ara hanya menggeleng melihat tingkahnya.
"Udah beres nih belanjanya?"
"Udah dong!" Jawabnya girang dibarengi dengan pancaran gummy smile khas miliknya.
Ara tersenyum gemas, semua jerih payahnya memikul puluhan paper bag seakan terbayar saat itu juga. Zahra Bucin Khaulah, nama yang pantas ia gunakan mulai sekarang.
Singgah sejenak sembari mengambil napas, kini keduanya duduk di sebelah booth ice cream kesukaan Chika, tangannya sudah sibuk menyuap sendok pink dari cup ice cream dalam genggamannya. Sedangkan Ara diam mengistirahatkan tubuh mungil yang terpaksa menjadi kuli dadakan untuk yang maha agung Yessica Tamara.
"Ih lucu ya bunganya, liat raa"
"Hm"
"Raa"
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG
Fanfiction•Ara• Jika bintang bisa berbicara, sampaikan bahwa aku merindukannya. •Chika• Jika bintang bisa berbicara, bantulah aku membuka hatinya. •Fiony• Jika bintang bisa berbicara, tanyakan masihkah aku ada dihatinya. [CHIKARA X FIORA] •Disclaimer• Cer...