22) Meresahkan

2.9K 360 25
                                    

"Welcome to the club" Ucap Flora sembari menatap muka cengoh milik Chika. Sedangkan gadis itu masih kaget dengan apa yang ada di depannya. Suara dentuman musik dan lighting yang menyorot seluruh ruangan masih merenggut kesadarannya.

"Dimana ini?" Batinnya. Tidak. Tidak mungkin ini tempat yang sama dengan tempat singgahnya beberapa hari ini. Lima menit yang lalu ia masih berada dalam villa asri dengan pemandangan menakjubkan buatan Tuhan. Kenapa sekarang ia dihadapkan dengan visual yang 180° sangat berbeda.

"Lah malah bengong. Yok masuk yang lain udah di dalem"

"Ini tempat apa flo?"

"Gereja chik. Yakali lu kagak tau ni tempat apaan"

"Diskotik?"

"He'eh. Private club"

"Gue ga ngerti flo." Ucapnya dan menahan tangan Flora.

"Kenapa bisa ada ginian? Kita masih di Villa kan? Lo jangan buat gue takut" Jelas Chika takut, bisa mati dia kalau Mami Aya tau dirinya menginjakkan kaki di tempat seperti ini.

"Astaga chik, lu kira gue mau ngejual lu apa. Ini masih di dalem Villa, lu kan sadar jalan kesini pake kedua kaki lu. Iyakan?" Flora dengan sabar menjawab pertanyaan Chika. Suara teriakan yang memanggil namanya membuat dirinya kembali melangkah, sekaligus menarik tangan temannya itu.

"Lama bener lu berdua" sahut Mira yang sibuk dibelakang bar.

"Tuh yang lain udah pada nyantai. Mau minum apa?" Lanjutnya.

"Ini si Chika yang bikin lama. Dia ngira gue mau nyulik terus ngejual ke om om hidung belang" Jawab Flora malas.

Mira menatap ke arah Chika, ia bisa melihat seribu pertanyaan dalam benak temannya ini. Tangannya bergerak cepat memainkan gelas berputar kesana-kemari seperti seorang bartender yang sangat lihai. "Magic Apple dan Bluberry Mojito. Cobain nih gue baru belajar menu baru." Ucapnya setelah menyuguhkan dua gelas mocktail kepada mereka. Berjalan keluar bar meninggalkan seorang pria yang memasang wajah puas melihat hasil karyanya barusan.

"Cobain chik. Tenang non alkohol kok." Mira tersenyum mencoba meyakinkan temannya itu. Sedangkan Chika dengan ragu hanya mengangguk dan mencicipi minuman berwarna pink didepannya. Matanya sedikit menyipit setelah meneguknya. Ntah karna belum terbiasa atau lidahnya sudah nyaman dengan es krim dan susu cokelat.

"Ini tempat apa, Mir?" Tanyanya sekali lagi, jawaban Flora masih tidak dapat memuaskannya.

"Club. Nightclub." Singkat, padat dan menyebalkan bagi Chika. Sebelum ia berhasil membuka suara, Mira sudah memotongnya.

"Ini salah satu fasilitas di Villa ini. Ayah Cio yang buat. Kata mama gue sih ayahnya Ara dulu suka ke club, tapi semenjak nikah sama Bunda dia jadi jinak haha. Terus dibangun deh tempat ini di basement villa, daripada ke club Beneran kan bisa bahaya. Tenang aja chik gak ada alkohol kok. Kecuali by request." Jelasnya pada Chika yang terlihat belum yakin sepenuhnya.

"Terus orang-orang ini siapa? Rame banget, buka private club kalo rame begini"

"Ada temen gue, ada teman Flora, mungkin ada temen ayah Cio. Ya basing sih, yang pasti kita kenal. Ga sembarang orang bisa masuk area villa ini. Tuh liat ada temen-temen kita juga" Mira menunjuk ke arah meja Adel dkk yang sudah diisi oleh beberapa teman sekolah mereka.

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang