—
"Harusnya kamu menelponku dulu kalau sudah sampai." Fareza berhasil mengeluarkan kalimat selamat datangnya padaku.
Aku tersenyum manis dan merentangkan tanganku sambil pura-pura menyambutnya dengan semangat. "Surpise!" Begitu ucapku.
Bukannya tidak senang. Aku hanya lelah karena habis melakukan perjalanan cukup jauh sampai di sini.
Dia melengos. Berjalan menghampiriku dan menarikku untuk mendekapnya dengan erat. "Aku kangen," katanya.
Kalau diingat-ingat, ini pertemuan pertama kali kami di Indonesia sejak aku dan dia memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih. Sebelumnya, kami tentu saja sempat bertemu, Fareza pergi ke Kanada untuk mengunjungiku sekaligus meminta restu pada kedua orang tuaku di sana.
Jelas saja waktu itu aku tidak begitu menyangka. Dalam kepalaku masih bertanya-tanya, apa benar kalau kami akan menikah? Sungguh ajaib, batinku. Akhirnya, kami benar-benar akan menikah sekarang.
"Kamu mau pergi ke mana setelah ini?" Dia bertanya hati-hati di sela-sela keheningan yang kami ciptakan sendiri di dalam mobil.
"Bukannya kemarin aku cerita kalau ada janji dengan anak-anak?" Dua alisku terangkat. Dia sepertinya lupa, setelah aku menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan lainnya, ia meminta maaf.
"Kalau begitu aku akan menunggu di tempat lain," ujarnya sebelum membiarkan aku keluar dari mobilnya. "Telepon aku kalau sudah ingin dijemput."
Aku mengangguk. Mobilnya pergi meninggalkan halaman parkir dengan cepat. Kakiku melangkah pergi. Masuk ke tempat di mana teman-temanku sudah menunggu.
///
next chapter:
acara pernikahantinggal 5 chapter lagii hehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
D A L A M P E L U K
Short Story[✔️ ] Aku pernah dikecewakan. Melepasmu pergi. Membiarkan kesempatan memilikimu selamanya hilang. Sebab, kamu berhak memilih. Aku tidak bahagia dengan keputusan itu. Maka dari itu, aku berlari pergi. Lalu kemudian, kamu datang di saat seseorang jug...