—
Seperti yang sudah diperbincangkan kemarin. Hari ini aku pergi bersama dengan Haikal ntah kemana. Jantungku rasanya mau copot. Hari ini ku biarkan rambutku terurai tersibak angin. Gerah tentu saja. Tapi ini satu-satunya cara agar Haikal nanti tak bisa melihat ekspresi wajahku dengan jelas. Aku malu.
Pukul sembilan kami berdua sudah duduk berdampingan di dalam mobil. Aku dan dia sama-sama terdiam untuk waktu yang cukup lama. Radio menyala memainkan musik yang sesekali aku tahu judul lagunya.
Sesekali aku bersenandung tanpa tahu lirik lagunya. Dari samping terlihat Haikal yang menatap lurus jalanan dengan ekspresi wajahnya yang serius. Tiba-tiba aku merasa takut sendiri.
Dalam hati aku berdoa. Untuk hari ini saja. Untuk hari ini saja semoga hilangnya aku dari rumah tidak membawa masalah yang serius.
///
next chapter:
sia-sia, katanya
KAMU SEDANG MEMBACA
D A L A M P E L U K
Short Story[✔️ ] Aku pernah dikecewakan. Melepasmu pergi. Membiarkan kesempatan memilikimu selamanya hilang. Sebab, kamu berhak memilih. Aku tidak bahagia dengan keputusan itu. Maka dari itu, aku berlari pergi. Lalu kemudian, kamu datang di saat seseorang jug...