02. kembali bertemu

898 97 0
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pagi hari itu aku terbangun seperti hari-hari sebelumnya. Tanganku menyibak selimut lalu kedua mataku menyipit karena terpapar sinar matahari yang berusaha masuk ke dalam kamarku.

Lia memberi tahuku, katanya kedua orang tuaku akan menyusul kemari. Mereka ingin bertemu. Tentu saja aku terkejut karena memang sebelumnya tak dapat kabar apa-apa. Akan tetapi, terkejutanku kembali ku singkirkan dan buru-buru aku pergi untuk mandi karena sudah terlambat menghadiri sebuah acara yang dijanjikan oleh sahabatku, Fadheela kemarin.

Pukul sembilan lebih aku sudah berhasil naik angkutan umum berupa taksi. Mataku menelusur di setiap jalan yang diinjak oleh empat roda mobil berwarna biru. Aku tersenyum tipis. Ingatan masa laluku yang terpatri di setiap jengkal tempat yang ku lalui membuat hatiku merasa cemas sedikit membayangkan betapa banyaknya orang yang nanti akan ku temui dari masa lalu.

Saat itu aku masuk kembali ke ruang kosong. Aku merutuki diriku sendiri karena tak bisa berbuat apa-apa dengan perasaanku.

Sesampainya aku di tempat yang sudah dijanjikan. Belum apa-apa. Sudah ada seorang yang menyadari kehadiranku. Katanya kami dulu dekat sebentar. Tapi, lalu saling menjauh ntah karena apa. Katanya kami dulu sering bertukar pesan. Tapi sayang aku tidak ingat.

Kami berdua masuk ke dalam. Seorang itu bernama Alfareza katanya memperkenalkan diri. Aku ingat. Dia memang sering bertukar pesan padaku dulu. Tapi setelah itu tak pernah. Kita jadi orang asing.

Laki-laki itu membuka acara dengan pidato singkatnya. Aku sendiri tidak menyangka kalau model yang selalu diperbincangankan oleh teman-temanku di luar negeri adalah dia seorang. Temanku di masa lalu. Dia salah satu model terkuat di tahun sekarang. Di atas ku satu langkah.

Acara berjalan begitu saja dengan banyak kejutan. Sampai akhirnya seorang lagi tiba dengan napasnya yang tersenggal-senggal. Memberi kejutan seperti bom bunuh diri padaku sendiri.

Aku bertemu lagi dengannya. Kedua mataku terpaku di satu titik tak beralih. Jaket hitam dan rambutnya yang sedikit berantakan membuat jantungku sendiri berdegub dengan kencang.

Lagi, saat kembali bertemu, dia masih menjadi pusat perhatianku.

///

next chapter:
perbincangan masa lalu.

D A L A M  P E L U KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang