14. salah paham

203 29 0
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kakiku berlari sekuat tenaga. Di belakangku jelas tidak ada yang mengejar. Kacau. Semua kacau. Kedua mataku dengan jelas melihat, telingaku pun mendengar.

Sial. Salah apa aku?

Mataku berkunang. Bibirku tersenyum pahit saat ku lihat sekelebatan seorang laki-laki yang menggendongku dengan wajahnya khawatir. Bibirku bergumam lirih. Menyebut namanya. Menangis. Terisak. Teriak keras. Dadaku sakit sekali.

"Ra, ada aku di sini." Orang itu berkata, lirih.

Tanganku yang mati rasa. Secara tak sadar melepas pelukan. Tuhan boleh ambil nyawaku saja.

Kalian boleh mengataiku berlebihan. Akan tetapi, rasanya begini. Begini menyakitkan sampai-sampai aku ingin tidur saja sekarang.

///

next chapter:
dalam peluk

D A L A M  P E L U KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang