—
"Kapan-kapan jalan bareng ya," seruan Fareza setelah selesai mengantarku dengan selamat sampai di rumah.
Dia tersenyum manis sambil memperlihatkan giginya yang nampak berjejer rapi dan putih bersih.
Aku mengiyakan seruannya tanpa berpikir lagi. Dia tertawa kecil, lalu melambaikan tangannya berpamitan untuk pulang. Suara mesin mobil yang tadi ku tumpangi sudah menyala lagi dan bersiap melesat menghilang.
Laki-laki itu pergi setelah memintaku untuk bertukar nomor ponsel dengannya.
Dia hilang di balik jalanan sepi dekat dengan komplek rumahku.
Pelan-pelan sambil meremas bajuku sendiri aku berjalan menuju rumah.
Malam itu, oh tidak, ralat.. tepatnya hari itu, masih terasa membingungkan. Sangat membingungkan.
///
next chapter:
jebakan
KAMU SEDANG MEMBACA
D A L A M P E L U K
Short Story[✔️ ] Aku pernah dikecewakan. Melepasmu pergi. Membiarkan kesempatan memilikimu selamanya hilang. Sebab, kamu berhak memilih. Aku tidak bahagia dengan keputusan itu. Maka dari itu, aku berlari pergi. Lalu kemudian, kamu datang di saat seseorang jug...