—
Aku baru saja menempelkan pantat di atas permukaan sofa empuk ruang kerjaku. Mataku terasa sangat lelah karena sejak tadi pagi terus-terusan menatap layar beradiasi untuk memeriksa apa saja yang perlu diperbaiki. Tanganku sesekali mengambil cangkir berisi air, menegaknya, sampai-sampai tak tersisa.
Hari ini penat. Pikiran dan hatiku benar-benar tidak bisa diajak bernegoisasi. Aku yang dihantam rindu, juga aku yang dihantam kenyataan. Kekasihku hilang, kekasihku tidak ada.
Aku. Haikal. Membiarkannya pergi. Tanpa melihatnya.
Pintu ruanganku terbuka, memperlihatkan seorang dengan ekspresi wajahnya yang masam. Moodku semakin kacau. Aku benar-benar muak dengan diriku sekarang.
Dia menceramahiku. Memberitau kalau aku ini seorang pengecut. Aku mengakuinya. Hari itu aku memutuskan untuk membuat langkah lebih daripada sebelumnya.
Melahirkan berita. Membawanya kepada orang-orang yang sudah menganggapku manusia pengecut yang terjebak dalam masa lalu.
///
next chapter:
sorak kepedihan
KAMU SEDANG MEMBACA
D A L A M P E L U K
Short Story[✔️ ] Aku pernah dikecewakan. Melepasmu pergi. Membiarkan kesempatan memilikimu selamanya hilang. Sebab, kamu berhak memilih. Aku tidak bahagia dengan keputusan itu. Maka dari itu, aku berlari pergi. Lalu kemudian, kamu datang di saat seseorang jug...