Tubuhku rasanya pegal. Aku menguap lebar sambil berusaha berjalan dengan benar dari dalam kamar untuk keluar. Di sana sepi. Tidak ku temukan satu orang pun.
Aku memutuskan untuk mengisi perutku yang kosong. Ku ambil sehelai roti, menuangkan susu yang sudah disediakan di sana ke dalam gelas, dan menyantapnya sampai habis pelan-pelan.
"Sudah bangun?" Seseorang mengajakku bicara. Kepalaku otomatis bergerak mencari siapa gerangan. Ah. Ternyata seorang yang menginap di rumahnya semalam. Hampir saja lupa.
Sambil menjawab pertanyaannya, aku juga sekaligus tawarkan segelas susu untuk menyarap. Tentu, mau. Dari sanalah muncul topik-topik percakapan. Di tengah-tengah percakapan itu, muncul lagi sosok lain yang menyelinap. Tambahlah hangatku. Rasanya sudah lama tidak bertukar cerita. Dia sedikit merasa bersalah karena sibuk sendiri sejak pulang kemari.
"Hari ini sibuk semua?" laki-laki di samping kiriku bertanya.
Aku dan seorang lagi yang duduk berhadapan bertukar pandang. Kami berdua sama-sama mengangguk untuk memberi jawaban.
Lihatlah kebiasaan sibuk sendiri. Memang sudah pantasnya kami ini berkawan.
///
next chapter:
salah paham
KAMU SEDANG MEMBACA
D A L A M P E L U K
Nouvelles[✔️ ] Aku pernah dikecewakan. Melepasmu pergi. Membiarkan kesempatan memilikimu selamanya hilang. Sebab, kamu berhak memilih. Aku tidak bahagia dengan keputusan itu. Maka dari itu, aku berlari pergi. Lalu kemudian, kamu datang di saat seseorang jug...