—
Pagi itu aku sudah siap dengan pakaian rapiku untuk pergi bersama Fareza yang datang menjemput ke rumah. Laki-laki itu membawakan satu bucket kecil bunga dan memberikan padaku sebagai tanda pertemanan katanya.
Dia sendiri memperlakukanku dengan baik atau mungkin sedikit berlebihan menurutku. Selama berada di mobilnya dia terus bercerita tentang bagaimana ia akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang yang berprofesi sebagai model dan akhirnya bisa sampai sekarang.
Jika kalian sedikit bertanya-tanya, akan ku jawab pertanyaan kalian itu. Malam kemarin sebelum aku dihubungi lebih dulu oleh kekasihku Haikal, Fareza menghubungiku. Katanya, dia ingin mengajakku bertemu dengan teman-teman lainnya.
Tentu saja aku setuju. Aku senang akhirnya bisa bertemu dengan teman-temanku yang sudah aku anggap beberapa dari mereka seperti saudaraku. Malahan ada dari mereka yang ku panggil kakak.
Kebetulan sekali teman-temanku yang ini juga merupakan teman-teman Fareza dulunya. Maka dari itu aku memutuskan untuk pergi bersamanya ketimbang harus pergi sendiri atau dengan kekasihku.
Kekasihku.. oh tidak aku malu sendiri membayangkannya. Peristiwa kemarin masih terasa mimpi indah bagiku dan kali ini aku masih tertidur dengan nyenyak. Aku tidak pernah menyangka kalau yang kemarin adalah sebuah kenyataan yang harus ku percayai.
Mobil Fareza terparkir rapi di halaman depan sebuah gedung bertingkat yang aku tau milik siapa. Senyumku mengembang tak kala Fareza sudah mematikan mesin mobilnya dan menyuruhku untuk keluar lebih dulu.
Tanganku membuka pintu mobil dan disambut oleh dua orang yang selama ini sudah lama sekali tak pernah tahu aku kabar mereka seperti apa.
Dia memelukku dengan erat, mengatakan selamat datang dan berkata jika dia turut bahagia dengan kabar dari Haikal tentang kami berdua.
Aku tersenyum malu-malu sampai lupa ada orang lain yang ternyata sudah hilang ntah kemana saat kakiku berjalan pergi masuk ke dalam gedung tempat kekasihku bekerja.
///
next chapter:
kerinduan yang tak terbendung
KAMU SEDANG MEMBACA
D A L A M P E L U K
Short Story[✔️ ] Aku pernah dikecewakan. Melepasmu pergi. Membiarkan kesempatan memilikimu selamanya hilang. Sebab, kamu berhak memilih. Aku tidak bahagia dengan keputusan itu. Maka dari itu, aku berlari pergi. Lalu kemudian, kamu datang di saat seseorang jug...