05. pergerakan

428 61 0
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sendiri. Melirik jam tanganku yang terpasang di lengan sebelah kanan. Sudah habis setengah jam lebih Haikal duduk di kursi yang tadinya teman-temanku duduki.

Rencana mereka semua lancar. Pergerakan yang sudah direncanakan dari jauh hari berjalan dengan mulus. Aku dibodohi. Aku berhasil dijebak.

Aku menghembuskan napasku pertanda kesal. Haikal tidak menghiraukannya. Laki-laki di depanku itu hanya bermain sendiri dengan ponselnya.

"Lama sekali mereka ini," aku mendumal sambil memotong motong kueku hingga ke bagian terkecil. Nafsu makanku habis. Aku sudah tidak ingin berada di sana lebih lama lagi.

Haikal masih dengan ponselnya. Tidak mendongak juga tidak memperhatikanku sama sekali. Perasaanku sedikit sebal tapi aku tidak begitu peduli.

"Kamu mau ada acara setelah ini?"

Dengan tiba-tiba Haikal membuka satu percakapan. Ekspresi wajahku jadi semakin gelap. Aku malas sekali harus terlibat lebih lagi dengan Haikal sekarang.

"Urusanmu apa menanyakan itu?" suaraku ketus, aku seperti malas menjawab.

Padahal aku hanya malu.

Dadaku nyeri, jantungku berdegub dengan cepat. Aku seperti tikus yang ketakutan di selokan.

Haikal kembali bertanya, "Kalau besok?"

Aku mendengus. Dia benar-benar sudah tidak tahu lagi apa yang mau dibicarakan di sana.

Situasi ini benar-benar tidak ingin aku dapatkan. Aku benci pergerakan gila ini.

///

next chapter:
hilang seharian

D A L A M  P E L U KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang