Part 2

14.8K 1.3K 51
                                    

"Vania i love you!"

Teriakan itu membuat Vania melototkan matanya kaget. Ia menatap tajam Adit, teman sekelasnya.

"Ampun Van, becanda doang suer." Alibi Adit, dan langsung kabur keluar kelas entah kemana.

"Kantin kui." Ajak Fira.

"Eh bentar Fir." Sahut Alina yang masih sibuk dengan catatannya.

"Makanya Na, kalo guru jelasin itu langsung catet biar gak lama. Udah tau kantin kan rame, nanti kita gak dapet meja mau makan dimana?" Semprot Rara.

"Yaelah Ra, bentar napa nih tinggal satu lagi."

Vania hanya diam memperhatikan Alina menulis. Memang, diantara keempat cewek cantik itu. Hanya Vania yang tidak banyak omong.

"Nah selesai!" Seru Alina.

"Buru!" Titah Vania sambil melangkahkan kakinya duluan keluar kelas, dan diikuti Rara dan Fira.

"Eh tungguin woi!" Teriak Alina sambil buru-buru memasuki bukunya ke dalam tas, dengan cepat ia berlari menyusul temannya.

Sesampainya di kantin, mereka mencari meja kosong. Tetapi tidak ada yang kosong, eh bentar..

Ada satu meja kosong tapi di samping meja... GRAVENTAS!

"Tuh kosong." Kata Vania sambil berjalan santai menuju meja di sebelah Graventas.

Sedangkan ketiga temannya berjalan gugup sambil menundukkan kepalanya. Begitu pun Rara, segalak-galaknya dia. Kalo udah menyangkut Graventas, Rara katakan bahwa ia takut. Garis bawahi, Takut.

Vania yang sudah duduk santai di meja pun mengerutkan keningnya ketika melihat ketiga temannya berjalan sambil menunduk.

"Huh anjir gila banget!" Heboh Alina.

"Kenapa?" Tanya Vania.

"Omaigat Vania, lo gak liat tadi Ka Raka ngeliatin lo aja?"

Vania mengedikkan bahunya acuh.

"Lo gak baper Van?!" Teriak Alina histeris sampai inti Graventas menolehkan kepalanya menatap Alina heran.

"Mampus lo diliatin noh." Bisik Fira.

Alina menatap mereka ragu, dan langsung cengengesan.

"Bacot lo Na, mau pesen apa kalian?" Tanya Rara mengalihkan topik.

"Es jeruk sama bakso." Jawab Vania.

Rara mengangguk an kepalanya, "Lo pada apaan?"

"Samain aja Ra." Timpal Alina.

"Fir, skui lah pesen. Gue ribet bawanya kalo sendiri."

Fira meanggukkan kepalanya, dan berdiri dari tempatnya, "Ayo kapten."

Sedangkan Raka masih menatap Vania. Entah apa yang ada di pikiran laki-laki itu.

"Widih bos, udah kali. Tuh cewek kaga bakal ilang." Ujar Galang sambil menepuk pundak Raka. Sedangkan Raka, langsung menatapnya tajam.

"Siapa Lang?" Tanya Ryan.

"Itu si Raka ngeliatin si cantik aja dari awal tuh cewek dateng." Adu Galang.

"Vania?" Tanya Edgar.

Raka menatap Edgar. Seakan-akan meminta penjelasan.

"Gue tau doang sih, kalo kenal mah kaga. Soalnya kata Dimas, si Alex suka ama tuh cewek." Jelas Edgar.

"WHAT?!" Teriak mereka kaget.

Sedangkan Raka menghelas napasnya malas.

"Si Alex anak Revlas Ed?" Tanya Rio yang sedari tadi diam.

Edgar menganggukan kepalanya.

"Suka lo?" Tanya Samuel yang sedari tadi diam sambil menatap Raka yang berada di depannya.

Raka mengerutkan keningnya, "Apa?"

Samuel kembali membuka mulutnya, "Vania."

Raka menatap tajam Samuel, "Gak."

"Halah bos, kalo suka mah bilang aja kali. Gak usah gengsi gitu, ntar keburu di embat or-"

"Bacot lagi, pala lo gue tebas." Potong Raka sambil menatap Galang tajam.

Galang mengedikkan bahunya ngeri. Yang benar saja pala mulusnya mau di tebas. Wajah ganteng nya ilang dong? Hahaha ngadi-ngadi aje si Raka.

"Serem bener lo bos." Kata Rio ngeri.

Raka hanya menghembuskan napasnya pelan.

"Vania yuhuuuu!"

"Vania kamu dimana beb!"

Teriakan itu mampu membuat semua orang yang berada di kantin menolehkan kepalanya. Dalam hitungan satu detik, kantin yang tadi nya ramai sekarang menjadi sepi seperti tak ada penghuni.

Sedangkan Vania yang sedang menunggu pesanan nya datang pun menajamkan matanya.

"Sial Adit udah gila beneran." Gumamnya pura-pura tidak melihat Adit. Pandangannya fokus menatap layar ponselnya. Sedangkan Alina yang berada di depannya sibuk dengan game Pou nya.

"Ini Van punya lo." Ujar Rara dengan menaruh semangkuk bakso dan es jeruk di hadapan Vania.

Vania tersenyum kecil, "Thanks."

"Yoi."

"Heh Vania, lo gue cariin juga malah disini."

"Lo ngapain sih Dit?! Pergi sana, ganggu banget!" Semprot Rara sambil menatap garang Adit.

Adit cengengesan tak jelas, "K-kan g-gue ngomong sama Va-vania. Bu-bukan sama lo Ra." Jawabnya gugup. Sejujurnya, Adit rada takut sama Rara. Karena katanya Rara itu kayak singa yang gak dapet arisan. Marah-marah mulu.

"Pergi atau gue tusuk mata lo!" Rara menyodongkan garpunya ke depan wajah Adit. Otomatis Adit memundurkan wajahnya takut.

"Eh iya Ra, maaf. Gue pergi deh." Setelah mengatakan itu, Adit lari terbirit-birit keluar kantin.

Sedangkan Vania menghela napasnya lega, "Thanks Ra." Ujarnya.

"Santai Van, gue gondok banget sama tuh orang abisnya." Kesal Rara.

"Rara marah-marah mulu, awas cepet tua lo." Sahut Alina.

"Enak aja lo!"

"Udah-udah, ribut mulu kapan abisnya ini makanan. Nanti keburu bel, abisin dulu baru lanjut lagi ributnya." Kata Fira.

WUHOOOO GIMANA NIH GUYS? ADA APA SAMA RAKA YA? WAH WAH WAH?!

BACA TERUSANNYA DI PART SELANJUTNYA YA GUYS!

DI VOTE AND FOLLOW YA GUYS! JANGAN LUPA KOMEN!

AKU MAU BUAT IG RAKA JUGA NIH, SAMA ANAK GRAVENTAS YANG LAIN. TUNGGU YA, JANGAN LUPA DI FOLLOW!

IG: @nabelz_

📍NABELA WILLIAMS, ASEKKK!

GRAVENTAS (OTW END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang