Part 13

6K 702 60
                                    

"RYAN PIKET GAK LO ASU!" Manda berkacak pinggang sambil menatap Ryan garang.

"MALES!"

"GUE LEMPAR KE LAPANGAN LO YA!"

"KAYAK KUAT AJA LO NGANGKAT GUE!" Jawab Ryan sambil menatap Manda remeh.

"NANTANGIN GUE LO!"

"COB-"

"Berisik banget anjing! Gue tebas pala lo berdua!" Sungut Raka galak.

"Tebas aja Rak." Ujar Galang.

"Tau lo Yan. Bacot bener pake ngeladenin orang gila." Sahut Rio.

"SIAPA YANG LO BILANG ORANG GILA?!"

"Ck Manda, bisa gak sih kalo ngomong tuh lemah lembut." Ujar Edgar menatap Manda kesal.

"Najis ya gue ngomong sama lo lembut-lembut! Muntah yang ada gue!"

"Udah lah Yan. Lo piket aja." Ujar Dimas sang ketua kelas.

"Males anjir Dim, gue mau balik lah." Ketika baru selangkah berjalan, tiba-tiba bahu Ryan sakit.

"Bangsat sakit banget anjir!"

"Mampus lo! Piket buruan." Ujar Dara dengan santai ketika habis memukul bahu Ryan dengan sapu keramatnya.

"Tap-"

"Ribet lo Yan, buru piket. Kita tunggu kantin lah." Potong Edgar yang langsung melangkah keluar kelas menuju kantin bersama keempat temannya.

"Yaelah gak setia kawin banget lo pada!"

"Berisik deh lo. Kerjain aja sih." Kesal Dimas yang merasa terganggu karena sedang memecahkan rumus.

"Ah elah. Lo sih Man ribet banget." Ujarnya sambil malas-malasan mengangkat satu persatu bangku di kelasnya.

"KOK LO NYALAHIN GUE!"

"Lama-lama kuping gue budek anjir ngedenger toa bergema." Gumam Ryan.

Sedangkan di kelas XI MIPA 2, keempat perempuan berjalan menuju kantin.

"Lo yakin mau ngasih itu ke Samuel Na?" Tanya Vania menatap Alina ragu.

Alina mengangguk semangat, "Iya Van. Samuel itu cinta pertama gue."

"Kalo di tolak gimana Na?" Tanya Fira.

"Iya Na. Gue gak yakin si Samuel bakal nerima lo." Timpal Rara.

"Ih kalian apa sih? Gue kan cuma mau ngasih bunga sama cokelat ini doang, bukan mau nembak dia." Jawab Alina.

"Iya tapi ka-"

"Ssstt udah deh Ra. Gue yakin dia bakal ambil pemeberian gue ini." Potong Alina sambil tersenyum lebar.

Kini mereka sudah sampai kantin. Tumben sekali pulang sekolah hari ini kantin ramai. Seperti biasa, di pojok kantin sudah di isi oleh inti Graventas.

Vania dan ketiga temannya mulai melangkah memasuki kantin.

"Vania kok belum pulang sih? Hayuk atuh pulang. Gue anterin sampai pintu kamar lo."

Langkah mereka terhenti ketika mendengar suara seseorang yang tidak asing. Seorang cowok dengan santai melangkah menghampiri Vania.

"Hai apa kabar?" Ya, dia Adit.

"Mata lo buta apa katarak sih! Gak liat kita sehat pake banget ini?!" Jawab Rara kesal. Entah kenapa, ia selalu saja naik darah jika bertemu Adit.

"Gue nanya Vania kali Ra."

GRAVENTAS (OTW END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang