XI MIPA 2
"Vania lo darimana aja?!" Teriak Alina ketika melihat Vania yang baru memasuki kelasnya pas jam istirahat.
Vania mendudukkan dirinya di bangku kelas. Ia menghembuskan napasnya pelan, "Di hukum." Jawabnya.
"Serius lo?" Tanya Rara. Sedangkan Vania hanya mengangguk mengiyakan.
"Emang nya kenapa bisa di hukum Van?" Kini Fira yang bertanya.
Vania berdecak sebal, "Gara-gara cowok rese itu gue jadi di hukum."
Rara mengerutkan keningnya, "Cowok rese? Namanya siapa Van?"
"Iya Van, mana ada di sini nama orang cowok rese." Sahut Alina polos.
Vania mengingat kembali siapa nama cowok itu, "Raka. Iya namanya Raka."
Alina membelalakkan matanya, "WHAT?! RAKA? SERIUS LO?" Teriak nya heboh.
"Gak usah teriak anjrit. Mulut lo minta gue robek ya Na." Geram Vania.
Alina hanya cengengesan, "Maap Van keceplosan."
"Terus gimana Van?" Tanya Fira.
Vania menatap Fira, "Apanya yang gimana?"
"Itu lo sama Raka." Akhirnya Vania menceritakan kejadian awal sampai akhir ia di hukum bersama Raka. Teman-temannya pun mendengarkan sangat serius. Kayak dikasi duit aje ye wkwk.
"Bersyukur deh Van, kalo lo gak di apa-apain sama si Raka." Ujar Rara.
Vania mengerutkan keningnya, "Maksud lo?"
Rara mengehela napas pelan, "Gini ya Vania. Kebanyakan orang yang nyari masalah sama Raka, pasti sama dia langsung di ungkit. Kayak gak terima aja gitu. Bahkan pernah waktu itu ada temen seangkatan nya gak sengaja nabrak dia, terus sama Raka langusng di bogem. Parah nya lagi, orang yang nabrak itu di bully abis-abisan Van. Ngeri banget kan?"
Ucapan Rara terngiang-ngiang di otak Vania. Apa benar Raka Se tega itu? Kayaknya cowok modelan Raka gak bakal begitu deh. Tapi wait- tadi aja dia berani sama Bu Nining. Jangan-jangan omongan Rara bener lagi. Tapi bodoamat lah, org dia yang ngeselin sih.
"Gak peduli gue, gak kenal juga." Jawab Vania.
"Yaudah lah kui kantin." Ujar Fira.
Di kantin
"Rak lo kenapa bisa di hukum tadi?" Tanya Ryan sambil memakan mie ayam nya.
Raka menatap tajam Ryan, "Mampus lo Yan. Pulang sekolah langsung di tebas tuh mulut hahaha." Sahut Edgar.
Ryan yang seakan ngerti dengan arah omongan Edgar pun menelan ludahnya, "Gue tadi becanda doang Rak serius."
Raka yang mendengar itu memutar bola matanya malas.
"Jadi kenapa di hukum Rak?" Kini giliran Galang yang bertanya.
"Lo pada bego ya? Raka terlambat lah, pake nanya segala lo." Serobot Rio.
"Emang iya Rak?" Galang masih bertanya.
"Hm."
Suasana kembali hening. Raka dan Samuel yang sibuk dengan ponselnya, sedangkan ke empat temannya sibuk dengan makanan masing-masing.
"Yan itu kan bakso gue anjing! Maruk banget sih lo!" Kesal Edgar karena bakso nya diambil Ryan.
"Satu doang elah Ed, pelit amat sih lo sama orang ganteng."
"Punya duit beli sono, jangan maling punya gue."
Ryan melotot tak terima, "Enak aja lo Ed. Gue bukan maling ya."

KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVENTAS (OTW END)
Teen Fiction"Darah di balas darah, nyawa di balas nyawa! Sampai kapan pun, Graventas tidak bisa di kalahkan!" -Raka Williams. "Siapa pun yang bangunin singa tidur, detik itu juga nyawa taruhannya!" -Samuel Louis. • • "Lo harus janji, kalo lo gak akan berpaling...