Part 27

4.5K 560 131
                                    

"Ed, sini lah."

Edgar yang sedang duduk di pojok markas Revlas menoleh menatap Alex yang barusan menyuruhnya duduk di sampingnya. Alex, Darka, dan Daniel sedang meminum alkohol dengan kacang kulit di meja mereka.

"Makasih, gak minat."

"Kayak gak pernah minum aja lo. Jangan sok alim dah Ed, Graventas pasti sering mabok berjamaah kan?" Celetuk Darka sambil menenggak segelas minuman putih.

"Gak pernah. Kalo ada yang mabok juga paling dateng sendiri ke club, gak di markas kayak gini." Jawab Edgar.

Alex tersenyum miring, "Cemen."

"Eh btw motivasi lo masuk ke Revlas apa nih?" Tanya Daniel kepada Edgar.

"Gue gak suka sama Raka. Dia sok berkuasa, gak pantes jadi ketua. Gue benci dia anjing."

Alex dan Darka tertawa kencang, "Dia cuma pembawa sial yang beruntung jadi ketua di geng lemahnya." Sahut Darka.

"Iya, gue denger bundanya meninggal gara-gara korban pembunuhan berencana."

"Uhuk"

"Hah? Pembunuhan?" Alex tersedak minumannya ketika mendengar ucapan Edgar.

Edgar menganggukan kepalanya menatap Alex, Darka dan Daniel bergantian.

"Itu yang buat gue benci sama dia."

"Lah maksudnya gimana?" Tanya Daniel.

"Dia kalo inget sama bundanya, pasti drop. Apa aja dia banting dan rusakin. Dia gak peduli lagi sama siapa, yang ada di otaknya hanya bundanya. Makanya gue jadi penasaran siapa sih yang bunuh bundanya sampai Raka jadi depresi gitu kalo inget." Jelas Edgar.

Darka yang mendengar itu terdiam tegang. Dirinya menatap Edgar karena ucapan cowok itu.

"Gak usah di peduliin lah Ed, lo juga sekarang udah jadi bagian Revlas. Jangan ikut campur lagi lah sama masalah dia apalagi anak Graventas lainnya."

"Iya Lex, gue juga najis. Tapi, Lo tau Vania kan?"

Alex menoleh menatap Edgar ketika mendengar nama Vania, "Iya kenapa?"

"Gimana kalo kita bikin masalah sama Raka lewat Vania? Kita culik aja ceweknya."

Alex melotot mendengar saran Edgar, "Apa? Cewek? Maksud lo, Vania ceweknya Raka? Apa-apaan anjing! Vania calon pacar gue nyet!"

"Dia udah pacaran sama Raka."

"Edgar bener tuh Lex. Kita culik aja tuh cewek sekap di sini."

"Gak. Gue gak mau bikin Vania celaka."

"Yaelah Lex, lo kalo suka mah suka aja kali. Ini kan di luar dari perasaan lo. Tujuan kita juga kan bikin Raka bonyok, bukan celakain Vania." Kesal Darka.

"Tapi kita sangkut pautin Vania Dar!"

"Gpp lah Lex. Raka kalo sama orang yang dia sayang, apa pun bakal dia lakuin. Makanya pas kita culik Vania, lo hubungi Raka. Pasti dia bakal dateng ke sini. Baru kalo udah gitu kita war." Saran Edgar.

"Gimana kalo kita siksa aja tuh si Vania. Kita videoin, kirim ke Raka. Beuh mantep pasti dia langsung emosi."

Prang

Alex melempar Daniel menggunakan botol alkohol yang sudah kosong, hingga botol itu jatuh dan pecah berserakan di lantai.

"Gak ada yang lain saran lo nyet?!"

"Bangsat sakit bego Lex." Adu Daniel melihat lengannya yang langsung membiru karena lemparan botol.

"Lagian saran lo jelek banget Niel. Yang laen lah."

GRAVENTAS (OTW END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang