Part 18

5.1K 601 60
                                    

Tok tok tok

Rara yang sedang asik menonton drakor di ruang tamu berhenti sejenak. Tatapannya beralih melihat jam dinding yang berada di ruang tamu rumahnya. Jam 22.30.

Rara mengernyitkan dahinya sekaligus takut. Siapa malam-malam gini berkunjung ke rumahnya? Mana dia di rumah sendiri lagi. Karena rasa takut mengerubungi dirinya, Rara kembali menonton drakor di layar laptopnya tanpa memedulikan suara ketokan pintu.

Tok tok tok! Ting tong!

Kini bel rumah Rara ikut berbunyi, "Ya Allah jangan pertemukan Rara sama setan jahat. Rara takut ya allah."

Dengan penuh keberanian, Rara berjalan mengendap menuju pintu rumahnya. Ditambah aura rumahnya seperti mendukung ketakutan Rara malam ini. Dengan tangan gemetar, Rara meraih knop pintu rumahnya.

Rara memutar kunci yang tergantung di pintu rumahnya perlahan. Kini jantung Rara sangat kencang. Bayangan dan pikiran horor datang mencuci otaknya.

Persetan dengan rasa takut, sebelum Rara membuka pintu rumahnya. Ia meraih sapu lantai yang kebetulan berada di dekat meja ruang tamu.

"Bismillah semoga bukan jurig." Gumam nya yang langsung membuka pintu rumahnya lebar-lebar.

Mata Rara membelalak ketika melihat seseorang berjaket hitam, sekaligus memakai helm hitam juga. Ditambah orang itu berdiri membelakangi Rara. Karena takut jika orang itu begal, Rara mengangkat tinggi-tinggi sapu yang ia pegang sedari tadi.

"BISMILLAH HEADSHOOOTTT!"

PRAK! BUGH!

"Aw aw stop Ra! Ini gue Edgar! Aw!"

"Lo mau begal ya! Ngaku lo!" Ujar Rara yang masih memukuli orang itu menggunakan sapunya.

"Rara stop! Gue Edgar bukan begal! Aw sakit banget gila!"

Rara memberhentikan pukulannya ketika mendengar nama Edgar.

"E-edgar?" Beonya.

Orang tersebut membuka helm nya dan kini tubuhnya sudah menghadap Rara. Sedangkan Rara membelalakkan matanya kaget. Benar, orang itu Edgar.

Rara menjatuhkan sapu lantainya dan menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya karena kaget kalau orang yang ia pukuli itu Edgar, mantan pacarnya. Ingat, mantan.

"E-dgar? S-sorry." Ujarnya karena merasa bersalah.

Edgar meletakkan helm nya di atas kursi yang berada di teras rumah Rara, "Gpp. Lain kali diliat dulu Ra. Emang lo gak liat kalau gue lagi pakai jaket Graventas?"

Dengan refleks Rara membalikkan tubuh Edgar. Dan benar saja, gambar singa sekaligus tulisan Graventas yang menjadi lambang untuk geng besar itu menempel di jaket Edgar.

"Sorry Ed gue kira begal."

Edgar kembali membalikkan tubuhnya dan menatap Rara dengan kekehan kecil, "Mana ada begal Dateng ke rumah Ra?"

"Y-ya siapa tau kan? Lagian lo ngapain sih tengah malem gini ke rumah gue!" Rara kembali menjadi galak setelah ketakutan tadi.

Edgar mendegus "Gue gak di suruh masuk nih? Tawarin minum kek apa kek gitu?"

Rara berkacak pinggang, "Ayo masuk!"

Edgar terkekeh geli melihat respon Rara yang menurutnya sangat lucu, "Galak banget sih mantan gue."

Kini mereka berdua sudah terduduk di atas sofa ruang tamu.

"Mamah kemana?" Tanya Edgar basa-basi.

GRAVENTAS (OTW END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang