Part 20

5.6K 660 105
                                    

"Om sudah melacak keberadaan saksi pembunuhan bunda kamu."

Raka yang sedang membaca buku biologi terdiam.

"Sebentar lagi, papahmu akan menyesal dan tinggal di dalam jeruji besi." Lanjutnya.

Dia Bagas Alaskar, suami dari Araya Williams. Benar, Araya merupakan adik dari papahnya Raka. Dan Bagas itu suaminya Araya atau om nya Raka.

Raka menolehkan kepalanya menatap Bagas yang sedang asik memakan kacang kulit. Kini mereka berdua berada di apartemen Raka. Tepatnya, Bagas yang tiba-tiba datang tanpa disuruh.

"Dimana dia?" Tanya Raka yang sudah sepenuhnya menghadap om nya itu.

Bagas tersenyum miring, "Kamu tidak perlu tau dimana dia."

"Raka serius om!" Sentak Raka.

Ketika sudah berhubungan dengan bundanya, katakanlah bahwa Raka sudah tidak mempunyai jiwa kemanusiaan.

Bagas terkekeh mendengar respon keponakannya itu, "Besok kamu ke rumah om saja. Temui Alan."

Sedikit menjelaskan, Alan Alaskar. Cowok cool dengan wajah yang sangat tampan itu merupakan anak dari Bagas dan Araya. Bisa disebut dia itu sepupu Raka. Dia masih sekolah, tepatnya di SMA Meteor. Sekolah dimana musuh Raka berada, ya pasukan Vandalas.

Raka berdecak sebal, "Tinggal kasih tau aja ribet banget sih pakai acara nemuin kutub es." Gerutunya.

Bagas mengedikkan bahunya acuh, "Kalau kamu mau tahu, silahkan temui dia. Kalau gak mau tau sih, yaudah om gak masalah juga."

"Pulang dari rumah sakit, Raka ke sana." Jawab Raka ketus.

Bagas mengerutkan keningnya ketika mendengar rumah sakit, "Kamu sakit? Raka sakit apa? Sakit jiwa?" Ledek Bagas yang membuat Raka langsung melayangkan tatapan tajam nya kepada om nya itu.

"Ck punya om gini banget gue. Sama gilanya kayak si Adam." Gumamnya yang masih di dengar oleh Bagas.

"Hahaha kamu itu sebenarnya kayak Hello Kitty. Cuma karena kamu ketua geng aja, jadi lagaknya udah kayak preman pasar loak." Ujar Bagas sambil tertawa kencang.

"Sembarangan! Mau gue tebas pala lo!" Emosi Raka.

"Om, Raka butuh darah." Ujar Raka mengalihkan pembicaraan. Ia berniat menceritakan kejadian yang menimpa Gibran kepada om nya itu. Ya walaupun Raka gak yakin itu om nya bakal serius ngasih tanggapan apa gak.

Bagas menghentikan tawanya dan menatap keponakannya dengan tatapan yang sulit diartikan, "Kamu beneran gila ya? Mau berubah jadi vampire Rak? Waduh apa kamu sudah gak kuat beli beras buat makan jadi sekarang minta darah sam-"

"Temen Raka sakit om! Bisa gak sih om serius? Emosi gue lama-lama." Sentak Raka.

Kini Bagas membenarkan duduknya yang tadinya bersandar pada sofa, kini menjadi tegak.

"Siapa yang sakit? Apa dia salah satu anggota Graventas?" Tanya Bagas.

Raka pun menceritakan kejadian Gibran dari awal hingga cowok itu masih berbaring di tempat tidur rumah sakit.

"Vandalas kembali lagi?" Tanya Bagas uang diangguki Raka.

"Om bisa bantu Raka buat dapetin golongan darah itu?"

"Kalau itu om ragu bakal ada sih Rak. Soalnya golongan darah AB- itu sulit di cari."

Raka menghembuskan napasnya, "Dua hari lagi om."

"Apanya dua hari?" Tanya Bagas tak mengerti dengan ucapan Raka.

"Kata dokter, dua hari lagi kita gak dapet darah itu. Gibran gak selamat." Ujar Raka.

GRAVENTAS (OTW END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang