Part 30

4.5K 384 50
                                    

"Ayah ayo cepat aku udah gak sabar mau ketemu Raka." Ujar Aira tak sabaran.

Hari ini hari Senin. Hari dimana Aira masuk ke sekolah Raka. Apa akan ada kejadian di tiap harinya nanti? Bagaimana jika Vania tahu bahwa Aira mantan tunangan Raka? Dan apa Aira akan mencari tahu siapa perempuan yang sudah membuat Raka membatalkan pertunangan itu?

"Kamu itu susah sekali ya Aira. Ayah sudah bilang, jangan lagi kamu sebut nama cowok itu di depan ayah." Jawab Denta kesal. Aira cemberut mendengar jawaban ayahnya.

"Ayah kenapa sih? Aira kan sayang banget sama Raka. Pokoknya Aira mau sekelas sama Raka. Biar Aira bisa lihat Raka sepuasnya."

Denta hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban putrinya itu. Akhirnya mereka pun pergi menuju SMA GARUDA menggunakan mobil.

Sedangkan di sebuah rumah megah, Raka sedang berada di meja makan bersama keluarga Vania.

"Kok lo mau sih sama cewek judes gini." Celetuk Arka. Masih ingat kan siapa Arka? Yap, abangnya Vania.

Vania yang mendengar itu menatap Arka sinis. Sedangkan Raka tersenyum kecil.

"Biasalah bang." Jawab Raka.

"Masih mending loh Vania udah bawa pacarnya ke rumah. Pacar kamu mana nih bang?" Sahut Alvin, papahnya Vania.

Arka yang mendengar itu berdehem sambil melanjutkan makannya tanpa menjawab pertanyaan Alvin. Sedangkan Leta, mamahnya hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

Selang beberapa menit, akhirnya mereka selesai sarapan pagi.

"Makasih ya Om, Tante, bang. Saya izin pamit ke sekolah sama Vania." Ujar Raka sopan.

"Iye. Jagain adek gue, kalo sampai gue denger Vania nangis gara-gara lo. Awas aja, hidup lo gak akan tenang bro." Jawab Arka memberi peringatan.

"Siap."

"Hati-hati ya nak. Bawa motornya jangan ngebut-ngebut." Ujar Leta yang diangguki Raka.

"Iya Tante, masa Raka bawa bidadari ngebut sih. Kalo dia terbang gimana? Kan susah nangkepnya." Jawab Raka sambil terkekeh kecil.

Arka menepuk bahu Raka, "Masih pagi udah gombal aja lo. Geli gue dengernya, udah lah gue cabut duluan." Setelahnya cowok itu melesat pergi untuk kerja di perusahaan nya.

Alvin dan Leta tertawa geli, "Sabar ya Rak. Arka emang pedes banget kalo ngomong." Ujar Alvin.

"Sudah sana berangkat. Nanti kalian kesiangan lagi. Jagain bidadarinya ya Rak." Goda Leta. Sedangkan Vania menahan kekesalannya.

"Siap Tante."

"Udah ayo." Ketus Vania sambil menarik tangan Raka keluar rumah.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba Raka menarik tangan Vania dan melingkarkan tangan Vania di perutnya. Sedangkan Vania yang sedang memandang jalanan pagi hari itu tersentak kaget.

"Jangan di lepas."

Vania hanya mendengus sebal dan kembali memandang jalanan ramai pada Senin pagi ini.

Tak lama kemudian, mereka sampai di sekolah.

"Widih bos masih pagi kali. Udah peluk-pelukan bae." Celetuk Galang ketika Raka memarkirkan motornya di parkiran.

Seperti biasa, anak Graventas berkumpul terlebih dahulu di parkiran sebelum bos mereka datang. Setelahnya, mereka akan masuk ke kas bersama.

"Iri aja lo." Sahut Rio.

Vania turun dari motor Raka dan melepas helmnya. Tapi kenapa susah banget buat di lepas? Seakan mengerti, akhirnya Raka turun dari motor dan berjalan ke depan Vania. Tanpa basa-basi, cowok itu memegang alih tali pembuka helm dari tangan Vania.

GRAVENTAS (OTW END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang