"Papah!"
Adam yang sedang berkutat dengan laptopnya pun mendongakkan kepalanya. Ia tersenyum manis kala anak kesayangannya berada di depan pintu ruang kerjanya.
"Ada apa Darka? Sini masuk nak." Jawabnya lembut. Sangat lembut. Berbeda sekali jika ia berbicara dengan Raka, oke skip.
"Tadi Darka sama bang Raka tawuran pah." Adunya yang sudah duduk di kursi depan meja Adam.
Adam yang mendengar itu menggeram marah, "Yang benar kamu?"
Darka mendengus, "Papah gak percaya sama Darka?"
Adam menghela napas pelan, "Bukan gitu nak. Tap-"
"Udah lah, papah gak percaya lagi sama Darka." Potong Darka yang langsung berdiri dari duduknya.
Adam segera menahan lengan Darka yang ingin keluar dari ruangannya, "Papah percaya."
Darka tersenyum miring, "Dia sama geng nya itu nyerang geng sekolah Darka." Jelas Darka.
"Apa?!" Adam kaget, pasalnya Revlas merupakan perkumpulan anak motor yang di dalamnya ada Darka.
Oke sedikit menjelaskan, jadi Darka itu sekolah di SMA Angkasa. Darka ikut masuk dalam geng Revlas yang diketuai oleh Alex.
Em, kalian pasti tau kan Alex itu siapa? Ya, Alex itu musuh terbesar Raka. Graventas dan Revlas selalu saja ribut.
Awalnya Adam marah ketika Darka ikut perkumpulan geng motor. Namun bukan Darka namanya jika tidak bisa menghasut papahnya.
Darka bilang bahwa Revlas itu perkumpulan yang selalu memberi bantuan untuk orang yang tidak mampu. Setiap bulan selalu sedekah ke panti asuhan, dan masih banyak lagi.
Siapa yang menolak jika seorang anak melakukan kebaikan bukan? Akhirnya Adam pun mengizinkan Darka masuk ke dalam perkumpulan Revlas.
"Apa kamu ada yang luka nak?"
Darka menggeleng, "Gak ada pah. Tapi Darka mau papah hukum dia. Bang Raka udah keterlaluan pah. Masa papah udah susah payah kerja buat sekolahin dia, dia kerjaannya cuma nyari masalah. Sama sekolah lain lagi, gak malu apa ya." Tutur Raka memanasi Adam.
"Kamu benar, papah akan hukum dia. Papah akan ambil atm dan barang-barang yang papah berikan untuknya. Enak sekali anak sialan itu." Ujar Adam.
Darka tersenyum miring, "Dasar pak tua. Gue kibulin mau aja lo hahaha."
"Yaudah pah, Darka pulang dulu ya. Soalnya ada banyak pr yang belum Darka kerjakan."
"Iya nak, kamu belajar yang rajin ya. Jangan seperti abangmu itu, pembawa sial. Gak berguna sekali dia." Jawab Adam dengab wajah menahan emosi.
Darka menggunakan kepalanya, dan keluar dari ruangan papahnya.
"Mampus lo Rak." Gumamnya dengan senyum licik dan langsung melangkah menuju parkiran.
🍁🍁🍁
"Bang! Mar-markas di- hosh, di-an-"
"Heh Jubaedah! Kalo ngomong itu yang bener napa. Lo ngapa ngos-ngos an begindang sih? Napas dulu yang bener." Potong Ryan yang melihat Miko datang ke kelasnya dengan napas tersenggal.
Miko yang mendengar penuturan Ryan pun mulai mengatur napasnya hingga stabil.
"Kenapa?" Tanya Raka.
"Markas di ancurin bang!" Teriak Miko yang membuat inti Graventas itu melotot kan matanya.
"Bangke! Siapa lagi sih yang cari masalah?!" Ujar Rio.
"Revlas bang." Sahut Miko.
"Cabut. Kumpulin anak-anak 150 orang. Kita susun strategi, nanti malam kita serang markas Revlas." Ujar Raka yang langsung bangkit dari duduknya, dan keluar kelas. Diikuti dengan inti Graventas lainnya.
Sedangkan di sebuah perpustakaan, seorang cewek cantik sedang kesusahan membawa tumpukkan buku untuk dibawa ke kelasnya.
Dia Vania.
"Sial, kenapa harus gue yang disuruh bawa buku sebanyak ini sih." Gerutunya sambil membuka knop pintu menggunakan siku nya. Tak lama, pintu pun terbuka. Vania menghela napas lega.
Tapi ketika ia sudah berada di luar dan menutup pintu perpustakaan tersebut, seseorang menabraknya hingga menyebabkan tumpukan buku yang berada di tangannya terjatuh.
Bruk
Vania membelalakkan matanya, lalu menatap tajam cowok di hadapannya itu.
"Kalo jalan pake mata dong! Liat kan buku gue jatoh semua!" Semprotnya kesal.
"Bego." Sahut cowok yang ada di hadapannya.
Vania menatap cowok itu sengit, "Beresin gak lo!" Tukasnya.
Raka lah yang menabrak Vania.
"Ogah." Setelah mengatakan itu, Raka melangkahkan kakinya meninggalkan Vania yang menatap punggung tubuhnya kesal.
"Heh cowok gak jelas! Gak tanggung jawab banget sih lo! Rasain nih!" Dan...
BRAK
Vania melempar sebuah buku paket yang lumayan tebal hingga mengenai punggung Raka sambil berkacak pinggang. Raka yang merasakan sesuatu menimpa punggunya pun menghentikan langkahnya, dan memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang berani melemparinya seperti itu.
Seorang cewek sedang berkacak pinggang sambil menatap tajam Raka.
"Sukurin lo! Beresin gak ini bukunya!"
Raka menatap tajam Vania, "Siapa yang suruh lo lempar itu sampe kena gue?" Tanya Raka sambil menunjuk buku paket yang tergeletak di samping kakinya.
Vania menurunkan tangannya dari pinggang, "Gak ada yang suruh kenapa?" Jawab Vania menantang.
"Lo-"
"Apa hah?! Cepet beresin bukunya!" Potong Vania sambil teriak.
Raka memutar bola matanya malas, lalu berbalik meninggalkan Vania yang menatapnya cengo.
"Heh! Awas ya lo kalo ketemu gue lagi! Gue congkel mata lo!" Teriak Vania menggebu, yang tidak di ladeni oleh Raka. Karena cowok itu sudah berbelok entah kemana.
WADU WADU, RAKA NGESELIN YA BUND XIXI
KIRA-KIRA KENAPA DARKA NGOMONG KAYAK GITU KE PAPAHNYA YA? TERUS JUGA, KENAPA MARKAS GRAVENTAS DI ANCURIN SAMA REVLAS? WAH GAK BISA DI DIEMIN NIH..
GIMANA UNTUK PART INI? KURANG BANYAK YA? APA GIMANA GUYS?
BACA TERUSANNYA DI PART SELANJUTNYA YA GUYS!
DI VOTE AND FOLLOW YA GUYS! JANGAN LUPA KOMEN!
AKU MAU BUAT IG RAKA JUGA NIH, SAMA ANAK GRAVENTAS YANG LAIN. TUNGGU YA, JANGAN LUPA DI FOLLOW!
IG: @nabelaapz_
📍NABELA WILLIAMS, ASEKKK!
-08 Juni 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVENTAS (OTW END)
Teen Fiction"Darah di balas darah, nyawa di balas nyawa! Sampai kapan pun, Graventas tidak bisa di kalahkan!" -Raka Williams. "Siapa pun yang bangunin singa tidur, detik itu juga nyawa taruhannya!" -Samuel Louis. • • "Lo harus janji, kalo lo gak akan berpaling...