"Lo mau gue jadiin pacar?"
Vania terdiam bisu mendengar ucapan Raka. Entah kenapa jantungnya berdetak lebih cepat. Bulu kudunya merinding ketika matanya menatap mata elang Raka.
Semua manusia yang berada di dalam markas terdiam ketika mendengar ucapan sang ketua.
"Kenapa hm?" Tanya Raka ketika melihat pipi Vania berubah menjadi merah.
Vania mengalihkan perhatiannya. Ia berusaha menghindari tatapan Raka yang membuat wajahnya panas.
"L-lo ga-"
"Lo kepanasan ya?" Tanya Raka dengan tangan yang refleks menangkup kedua pipi Vania.
Vania terkejut bukan main. Asli ini mah jantungan. Anak Graventas termasuk Om Bagas yang melihat itu pun kaget. Sejak kapan Raka mau deket cewek?
Raka mengelus kedua pipi Vania pelan menggunakan ibu jarinya. Sedangkan Vania meremas tali tasnya karena degup jantungnya yang keterlaluan. Vania menundukkan kepalanya malu ketika semua anak Graventas memandang dirinya.
Dengan penuh keberanian, tangannya yang sudah getar itu berusaha memegang tangan kekar Raka yang masih bertengger di pipinya.
Raka merasa tangan hangat seseorang memegang tangannya pun menatap Vania. Aliran darah Raka seakan berhenti ketika mereka saling menatap. Entah lah, Raka merasa jantungnya sedang tidak aman. Dan, ia merasa nyaman jika berada di dekat Vania.
Dengan cepat, Vania menyingkirkan tangan kekar milik Raka dari pipinya. Ketika sudah berhasil, tangannya di genggam kuat oleh Raka.
"Jawaban." Ujar Raka datar. Ia berusaha menahan degup jantungnya yang berdetak sangat kencang.
Vania menatap Raka bingung, "J-jawa-b-an a-apa?" Tanya nya gugup.
Jujur saja, jika suruh memilih. Vania akan dengan cepat memilih keluar dari markas ini yang ia rasa suasananya sangat panas sekarang. Padahal AC disini terpasang ada empat di setiap dinding.
Raka menatap Vania dalam. Sesekali tangannya mengelus punggung tangan Vania yang ia rasa sedikit bergetar.
Raka menghela napas lalu memutar pandangannya menatap seluruh orang yang berada di markas ini.
"Kalian semua jadi saksi." Ujarnya lantang yang langsung kembali menatap Vania.
"Monyet lo bos! Gue baper setan!" Seru Ryan yang tidak di tanggapi Raka.
"Sekarang lo jadi mil-"
Drt drt drt
Raka menghentikan ucapannya ketika sesuatu bergetar di balik saku jaketnya. Ia menghembuskan napas kasar dan melepaskan tangannya dari genggaman Vania yang segera mengambil sesuatu yang mengganggunya.
Vania menghela napas ketika Raka melepas genggaman nya. Ia mengusap wajahnya yang sudah sangat merah itu.
Ponsel Vania, dan tertera nama Alex.
Rahang Raka mengeras, dengan cepat ia menekan tombol hijau yang ada di layar ponsel Vania berniat menjawab panggilan dari Alex.
"Halo Van, gue udah sampai di depan rumah lo nih."
Raka yang mendengar suara Alex yang di lembut-lembut in itu bergedik geli. Tanpa perlu menjawab, Raka mematikan sambungan telepon nya.
Tut
Dengan cepat Raka menghapus nomor Alex dari ponsel Vania. Tidak lupa ia memblokir semua nomor cowok yang ada di ponsel Vania.
"Siap-"

KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVENTAS (OTW END)
Teen Fiction"Darah di balas darah, nyawa di balas nyawa! Sampai kapan pun, Graventas tidak bisa di kalahkan!" -Raka Williams. "Siapa pun yang bangunin singa tidur, detik itu juga nyawa taruhannya!" -Samuel Louis. • • "Lo harus janji, kalo lo gak akan berpaling...