Part 16

5.4K 618 42
                                    

"Lepasin gue woi!"

Dia Gibran. Salah satu anggota Graventas yang kini sedang di sekap di sebuah gudang yang berada di rumah tua tengah hutan.

Dirinya diikat di atas bangku, dan tak lupa tangannya di borgol. Gibran berusaha meneriaki pelaku yang sudah menyekapnya ini, tetapi hasilnya nihil. Sudah sekitar satu jam, namun tidak ada yang datang menolongnya.

Gudang ini terlihat angker. Dengan pencahayaan yang redup, dan kabang-kabang berada dimana-mana. Serta tumpukan kursi dan meja yang berada di pojok ruangan.

"Gimana caranya gue lepas nyet!" Gumamnya kesal yang berusaha melepas borgol dari tangannya. Namun bukannya terlepas, tetapi tangannya malah memerah nyaris mengeluarkan darah.

Ceklek

Prok prok prok

Gibran mengalihkan perhatiannya ketika seseorang memasuki gudang ini dengan tepukan tangan. Ralat, bukan seseorang. Melainkan banyak, ya mungkin ini perkumpulan geng.

"Siapa lo?" Tanya Gibran menatap mereka yang memang menggunakan masker hitam.

Mereka pun melepas masker masing-masing secara bersamaan. Detik itu juga Gibran membelalakkan matanya.

"L-lo?"

Orang yang bertepuk tangan itu menganggukan kepalanya, "Yap. Gue. You know?" Benar sekali miskah. Orang yang bertepuk tangan itu, Lintang Samudera.

Karena tak percaya, Gibran memperhatikan setiap sudut jaket yang di pakai orang itu. Dan benar saja. Mereka itu perkumpulan Vandalas. Inget, perkumpulan. Itu berarti geng motor!

Oke sedikit menjelaskan. Jadi "Vandalas" itu termasuk geng motor dan salah satu geng yang menjadi musuh terbesar juga untuk Graventas. Mereka sempat menghilang, ketika pasukan Graventas memukul rata mereka. Vandalas itu geng kuat dengan lambang bintang yang di ketuai oleh Lintang Samudera.

Mata Gibran memperhatikan satu persatu manusia di depannya itu. Ketika ia menatap seseorang yang berada di pojok ruangan, ia kaget bukan main.

"Darka? L-lo ngapain di sini?" Tanya Gibran kaget.

Lintang tertawa kencang, "Kenapa? Kaget?"

Darka maju menghampiri Gibran, "Gue Vandalas. Bukan Revlas." Ujarnya dengan smirk jahat.

Gibran menatap mereka semua was-was. Jujur ia takut. Ya mungkin kalo cuma satu atau dua orang, Gibran merasa biasa saja. Tapi ini banyak.

"Jangan sampai Alex tahu kalo gue bagian dari Vandalas. Kalo sampai dia tahu, lo bakal mati." Ancam Darka.

Gibran membuang muka. Jujur saja, ia ingin muntah jika menatap Darka yang ia sebut anak papi itu. Begayaan mau bikin Gibran mati.

"Gak peduli." Jawab Gibran sambil membuang mukanya.

Lintang maju mendekati Gibran, "Pasti lo kaget kan? Lo pikir kita semua udah mati? Kalian pikir kita bubar? Graventas pikir kita kalah?! Iya! Hahaha kalian semua bodoh!"

"Gue, dan anak Vandalas lainnya tidak akan kalah dari Graventas. Mungkin kejadian itu merupakan sejarah kemenangan untuk Graventas. Tapi untuk Vandalas, itu merupakan awal bencana yang akan kami sampaikan kepada Graventas. Tunggu tanggal mainnya." Lanjutnya.

Gibran hanya diam mencerna ucapan Lintang. Ia sedikit kaget dengan apa yang ia dengar barusan. Bencana apalagi yang akan di rencanakan oleh Vandalas.

"Mana ketua lo? Mati? Masa anak buah nya tersiksa disini, gak ada yang nolongin satu orang pun." Ujar Darka.

Gibran menatap Darka muak, "Diam lo anak papi!" Sentaknya.

GRAVENTAS (OTW END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang