"Assalamualaikum."
"Malam abang-abang semua."
Inti Graventas menolehkan kepalanya ketika mendengar sapaan dan suara grasak-grusuk dari arah samping kanan. Mereka melotot ketika melihat banyak pasukan Graventas yang berdiri di lorong rumah sakit. Tepatnya di samping ruang ICU.
"Bangsat rame bener njir!" Seru Ryan yang langsung berdiri dari duduknya.
"Malam bang." Sapa Kenzo, anggota Graventas kelas X.
"Shit!" Umpat Raka.
"Berapa orang?" Tanya Samuel datar.
Kenzo mengerutkan keningnya, "Apanya bang?"
"Yang ikut."
"Sebagian bang, ya paling 300 orang. Yang la-"
"Wanjir gila lo!" Omel Galang.
Raka menghela napas, "Makasih banget yang udah mau nyusul kesini. Tapi gue minta, sisahin sepuluh orang aja buat jaga disini. Yang lain boleh pulang."
"Kenapa emang bang?" Tanya Kenzo bego.
"Keramaian asu! Lo mau jenguk orang sakit apa mau tawuran?!" Cerocos Rio.
Kenzo hanya cengengesan, "Iya juga ya. Yaudah deh, gue sama sepuluh orang bakal disini. Yang lain boleh balik ya." Ujarnya kepada anggota Graventas yang berdiri di belakangnya.
Mereka pun menganggukan kepalanya dan mulai melangkah keluar rumah sakit.
"Siapa yang nyuruh semuanya ke sini?" Tanya Raka.
"Kan bang Raka yang nyuruh, katanya kalau udah beres bawa anak Vandalas ke rumah sakit. Kita boleh nyusul ke sini." Jawab Kenzo polos.
"Tapi gak semuanya juga anjing! Punya otak di pake. Gue gak mau kejadian ini keulang lagi. Bukan apa-apa, tapi kalian ganggu pasien yang lain." Tegas Raka.
"Maaf bang. Lain kali kita bakal mikir pakai otak deh." Kenzo menundukkan kepalanya karena takut dengan tatapan tajam Raka.
"Lo bego apa gimana sih Ken? Namanya mikir ya pakai otak lah, yakali pakai dengkul!" Seru Ryan kesal.
"Lo aja bang yang mikir pakai dengkul. Gue mah ogah."
Mereka yang mendengar kepolosan Kenzo hanya menghela napas kasar.
"Btw gimana keadaan bang Gibran?" Tanya Emil yang juga kelas X.
"Masih di periksa dokter." Jawab Rio.
Keadaan kembali hening, hingga dokter yang meriksa Gibran keluar dari ruang ICU.
"Keluarga pasien?" Tanya dokter itu yang diketahui namanya Dr. Johanes.
"Kami temannya dok. Gimana keadaan Gibran?" Jawab Raka.
Dr. Johanes menghela napas, "Pasien mengalami luka tusuk yang cukup dalam di perutnya. Karena pertolongan untuk di bawa ke rumah sakit cukup lama, sehingga pasien kekurangan darah. Dan satu hal yang penting-"
Dr. Johanes menggantung ucapannya hingga membuat anak Graventas berdiri menegang.
"Apa?" Tanya Samuel penasaran.
"Pasien Gibran mengalami koma."
Mereka yang mendengar itu terdiam kaget. Terutama Raka.
"Kami membutuhkan darah dengan golongan AB- secepatnya. Kalau telat dari tiga hari, maaf. Kami tidak bisa menolong pasien." Lanjut Dr. Johanes.
"Jangan becanda deh dok." Ujar Ryan tak percaya dengan ucapan Dr. Johanes.
Dr. Johanes menggelengkan kepalanya, "Saya minta tolong agar kalian beritahu keadaan pasien kepada orangtuanya. Saya permisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVENTAS (OTW END)
Teen Fiction"Darah di balas darah, nyawa di balas nyawa! Sampai kapan pun, Graventas tidak bisa di kalahkan!" -Raka Williams. "Siapa pun yang bangunin singa tidur, detik itu juga nyawa taruhannya!" -Samuel Louis. • • "Lo harus janji, kalo lo gak akan berpaling...