Part 29

3.2K 431 75
                                    

Halo guys apa kabar? Maaf ya baru update lagi, karena kemarin aku lagi sibuk pts juga tugas yang banyak banget.

Aku gak lupa pw wattpad nya ko. Makasih ya buat kalian yang udah kasih semangat buat aku. Udah ngingetin aku buat cepet² update Graventas lagi. Mungkin aku gak banyak update ya guys karena emang lagi repot banget sama sekolah. Tapi nanti aku akan usahain buat up rutin ya.

Sekali lagi terimakasih buat kalian yang udah semangatin aku sampai sejauh ini! Love you all!❤️

Happy reading!

Raka:
Bsk brngkt brg

Raka mengirim pesan ke Vania. Sebenarnya cowok itu masih emosi karena kejadian kemarin siang. Di saat perempuan yang dia sayang memilih cowok lain.

Sudah setengah jam pesan itu terkirim, belum juga ada tanda bahwa Vania membalasnya. Padahal perempuan itu sedang online.

Raka mencoba untuk sabar, siapa tau Vania sedang belajar. Hingga jam menunjukkan pukul tujuh malam tetapi pesan yang ia kirim belum di balas. Jangan kan di balas, sekedar di baca pun tidak.

Karena sudah tidak sabar, Raka pun menelepon Vania. Hingga Vania mengangkat teleponnya.

"Kenapa gak baca chat gue?" Ujar Raka to the point.

Diam.

Raka memperhatikan layar ponselnya. Tersambung, tapi kenapa tidak ada respon dari Vania?

"Lo denger gue? Besok kita berang-"

"Maaf Rak, Vania nya lagi ke toilet. Nanti lo bisa telepon lagi aja ya, gue matiin."

Tut

Raka terdiam mendengar suara dari seberapa sana. Itu suara cowok, tapi siapa? Apa Vania sedang bersama cowok lain? Apa perempuan itu tidak memikirkan bagaimana perasaan Raka?

Raka meremas ponselnya kuat. Pikiran buruk muncul dalam otaknya. Ketika sedang pusing memikirkan Vania, pintu apartemennya terbuka keras hingga seorang cowok masuk ke dalam dan langsung membogem wajah nya. Dia Denta, ayahnya Aira.

Raka mengusap tulang pipinya kaget.

"Apa maksud kamu?" Ujar Denta.

Raka menaikkan sebelah alisnya dan menatap Aira yang berada di belakang ayahnya.

"Sudah berani kamu membuat Aira sedih? Mau saya hancurkan perusahaan papahmu itu hah?!"

Raka menegakkan tubuhnya dan menatap Denta tajam.

"Silahkan." Jawabnya datar.

"Kamu tidak ada bersyukur nya Raka? Saya sudah membantu papahmu agar tidak menjadi gelandangan, tapi ini balasan mu? Ini yang kamu lakukan sama putri saya? Dimana rasa terima kasih kamu Raka? Apa ini yang bunda kamu ajarkan kepada anaknya?!"

Raka mengeraskan rahangnya, "Saya tidak pernah memakan uang papah saya. Semenjak bunda meninggal, saya hidup dengan usaha dan kerja keras saya sendiri. Saya punya perusahaan yang saya bangun tanpa bantuan papah. Jadi, jika anda ingin membuat perusahaan papah saya bangkrut, silahkan. Saya tidak peduli, sama sekali."

GRAVENTAS (OTW END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang