"Rak, gue balik duluan ya." Pamit Edgar.
Inti Graventas sedang berkumpul di warsam ( warung Bi Sam). Kecuali Rio dan Ryan yang sudah pulang sejak tadi.
"Gue juga deh Rak, nyokap udah ngomel-ngomel nih nelpon." Sahut Galang.
"Hm." Dehem Raka.
"Ya udah Rak, duluan ya." Mereka keluar dari Wasam dan mengambil motornya masing-masing.
"Den Raka, kemarin teh ada anak muda pakai motor gede ke sini." Ujar Bu Samsi, yang kerap sering di panggil Bi Sam.
Raka mengerutkan keningnya, "Siapa bi?" Tanya nya.
"Bibi ndak tau, tapi mereka teh ngomongin tentang Graventas. Bibi kira, itu temennya Den Raka."
"Ciri-ciri nya gimana Bi?" Tanya Samuel.
"Aduh, bibi gak tau Den. Tapi mereka kemarin pakai jaket hitam, terus ada lambang itu nya atuh."
"Apa?" Samuel penasaran.
"Bibi lupa Den. Apa nyak? Oh iya Den, lambang kepala buntung." Jawab Bi Sam.
Raka dan Samuel saling pandang, seolah berkata, "Siapa?"
"Bukan kepala buntung ndok. Maksud bibi teh gambar tengkorak Den." Sahut Mang Adi, suami Bi Sam.
Raka semakin mengerutkan keningnya, "Maksudnya Revlas?"
"Nah eta Den. Mereka lumayan banyak kemarin ke sini. Bahkan mereka makan tapi gak ada yang bayar. Bibi teh sedih Den." Sahut Bi Sam.
Rahang Raka mengeras. Samuel yang mendengar itu pun mengepalkan tangannya.
"Iya atuh Den. Kemarin saya suruh bayar, tapi mereka malah nonjok muka saya." Timpal Mang Adi.
"Shit!" Umpat Raka.
"Den Raka kenal sama mereka?" Tanya Bi Sam.
"Musuh." Jawab Raka cepat.
Mang Adi dan Bi Sam membelalakkan matanya, "Musuh Graventas maksudnya? Terus kunaon mereka ngomongin tentang Graventas kemarin?"
Bukan hanya Mang Adi dan Bi Sam yang bingung, Raka dan Samuel pun sama-sama berpikir. Buat apa mereka membicarakan Graventas di Warsam, yang sudah jelas itu wilayah Graventas.
"Jam 7 kumpulin anak-anak di markas. Kita harus siap-siap karena Revlas bakal nyerang markas. Mereka gak terima karena kita hancurin markasnya Sam." Ujar Raka yang di angguki oleh Samuel.
Samuel pun segera membuka ponselnya, dan mengetikkan sebuah pesan di grub Graventas. Yap, ia memberitahu kepada semua anggota Graventas agar berkumpul di markas nanti malam.
"Pulang Rak."
Raka menganggukkan kepalanya, dan berpamitan kepada Mang Adi dan Bi Sam.
Ketika di pertigaan jalan, mereka berpisah. Raka yang harus berbelok ke arah kanan, sedangkan Samuel ke arah kiri.
Tin
Tin
Klakson mereka berbunyi, menandakan bahwa mereka berpisah.
Raka menjalankan motornya dengan kecepatan sedang. Ketika dirinya melewati jalan yang lumayan sepi, sebuah mobil hitam menghadang jalannya.
Dua orang berbaju serba hitam keluar dari mobil itu, dan berjalan menghampiri Raka.
Raka yang melihat itu pun mematikan motornya.
"Turun lo!" Perintah salah satu orang itu yang menggunakan topeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVENTAS (OTW END)
Teen Fiction"Darah di balas darah, nyawa di balas nyawa! Sampai kapan pun, Graventas tidak bisa di kalahkan!" -Raka Williams. "Siapa pun yang bangunin singa tidur, detik itu juga nyawa taruhannya!" -Samuel Louis. • • "Lo harus janji, kalo lo gak akan berpaling...