33

1K 88 10
                                    

Suara dentingan Piring mengiringi acara makan malam di mansion megah itu. Ada tiga orang yang sedang melakukan makan malam.
"Leon udah siap makan, leon mau ke kamar duluan" ujar Leon memecah keheningan.
Brayen hanya mengangguk menatap anaknya yang melangkah menuju kamarnya.
Brayen mengalihkan pandangannya kepada Prilly yang ada tepat dihadapannya. Pria itu menghela nafasnya. Prilly tidak pernah mau berbicara dengannya, wanita itu seolah menganggap Brayen tidak ada.
"Princess"...
"Masih marah ya sama Abang?"
Prilly hanya diam dan tidak menghiraukan Brayen.

Prilly berdiri dari kursinya, saat ingin membereskan bekas piring mereka Brayen menghentikan tangan Prilly.
"Prill..kamu baru pulih jangan terlalu capek biar maid yang bersihin ya" ujar Brayen lembut.
Prilly menepis tangan Brayen dan tetap melakukannya.

"Ahkk..."
Prilly terkejut kala tiba-tiba Brayen menggendongnya ala bridal style.
"Turunin gue!"
Prilly terus memberontak dalam gendongan Brayen.
Brayen langsung berjalan meninggalkan ruang makan, membawa Prilly kedalam kamarnya.

Sesampainya dikamar, Brayen meletakkan Prilly di king size dengan hati-hati.
"Kamu jangan terlalu capek princes kamu baru pulih" ujar Brayen menatap Prilly lembut.
Brayen merendahkan tubuhnya sehingga dia seperti berlutut di depan Prilly, meraih kedua tangan Prilly dan menggenggamnya.
"Coba kamu bilang sama Abang, apa yang harus aku lakuin agar kamu mau maafin Abang"...
"Abang akan berusaha ngelakuin apapun agar kamu mau maafin Abang" lanjut Brayen.
Prilly menghela nafasnya
"Aku mau pulang ke Indonesia"...

"Kamu kenapa sih pengen banget pulang ke Indonesia" jawab Brayen kesal
"Aku punya anak di Indonesia bang, aku kangen sama dia" lirih Prilly
Ada rasa hangat di hati Brayen kala Prilly memanggilnya bang.
"Abang takut kamu tersakiti oleh Ali dan stela princes"...
"Abang udah selidiki semua tentang hubungan kamu sama Ali" lanjut Brayen.
Prilly terdiam mendengar ucapan Brayen. Saat ini dia tidak tau bagaimana hubungan Ali dan stela, apakah mereka sudah menikah?
"Aku gak peduli bang yang penting aku harus ketemu sama anak aku" bantah Prilly.
Prilly memegang kedua tangan Brayen
"Pliss bang bawa Prilly pulang ke Indonesia, Digo masih butuh aku bang" mohon Prilly.

"Oke, tapi tidak sekarang, tunggu satu Minggu lagi"..
Brayen tidak mau melihat adiknya itu sedih sehingga dia terpaksa menuruti permintaan Prilly yang ingin pulang ke indo.
"Kondisi kamu belum sembuh total princes jadi tunggu satu Minggu lagi ya" lanjut nya.
Prilly hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Saat ini Ali berada di bandara Soekarno-Hatta bersama sang sekretaris yaitu Stella. Mereka akan menuju ke Singapura untuk melihat perkembangan perusahaan Ali di Singapura. Ntah kenapa Ali merasa deg-degan saat menaiki pesawat pribadinya itu, dia merasa seperti akan terjadi sesuatu di Singapura nanti.

Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam 35 menit, akhirnya mereka sampai di Singapura. Saat ini di Singapura sudah menunjukkan pukul
13.25.
" Li, loe langsung kekantor atau gimana?" Tanya stela.
"Gue mau ke apartemen aja mau istirahat dulu, besok baru ke kantor" jawab ali
"Loe cari aja hotel yang dekat dengan apartemen gue" lanjut Ali
Stela tersenyum kecut mendengar ucapan Ali.
Apartemen Ali yang ada di Singapura sangat besar apa salahnya jika stela tinggal disana.

Keesokan harinya....
Waktu sudah menunjukkan pukul 7.10 di negara the lion city itu. Semua orang akan memulai aktifitasnya masing-masing sama seperti yang ada di Mansion Brayen.
"Bang.. Prilly mau keluar boleh gak?" Tanya Prilly dengan hati-hati.
"Gak..kondisi kamu belum pulih prinnces"...
  Prilly berdecak kesal
"Aku udah sembuh bang, aku bosan di mansion terus. Kamu ke kantor terus Leon ke sekolah, nanti aku kesepian"
Prilly menyatukan kedua tangannya memohon pada Brayen
"Plis..." Ujar Prilly dengan wajah yang memelas.
Brayen menghela nafas tidak tahan melihat wajah memelas sang adik.
"Okay tapi kamu gak boleh capek, dan kamu harus pergi bareng bodyguard yang udah kakak siapkan"...
Prilly mengangguk tanda setuju.

Ditempat lain seorang pria sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor, dengan menggunakan kemeja putih dan dilapisi jas berwarna hitam serta celana formal berwarna hitam. Dia berjalan keluar dari apartemen megah itu.
Di parkiran sudah tersedia mobil mewah Bugatti Divo beserta supir, beberapa bodyguard dan sekretaris yang menunggunya.
"Saya mau langsung ke kantor, setelah itu kita pergi ke mall yang baru saya beli 2 bulan lalu. Saya ingin melihat bagaimana perkembangan mall itu" ujar Ali dingin.
Mobil yang dinaiki Ali pun melaju dengan kencang diikuti 2 mobil yang ditumpangi oleh bodyguard nya.

  Sesampainya dikantor Ali disambut meriah oleh para karyawan. Banyak karyawati yang meleleh melihat ketampanan Ali.
"He look so handsome" bisik seorang karyawati pada temannya.
"I wish i could be his wife"... lanjut sang karyawati.

Ali tidak menghiraukan tatapan lapar dari wanita yang ada disana. Dia terus berjalan dengan wajah datar dan dingin menuju ruangannya.
Sesampainya di ruangannya  berbalik menatap Stella yang ada dibelakangnya
"Saya ingin laporan pemasukan dan pengeluaran dari perusahaan ini" ujar Ali dengan tegas.

2 jam kemudian...
Sudah 2 jam lamanya Ali berada di kantornya. Hal itu cukup menguras tenaga.
Ali sebenarnya lelah tetapi dia harus memeriksa mall yang baru dibelinya agar dia bisa cepat kembali ke Indonesia.

Di tempat lain Prilly merasa kesal dengan para bodyguard kakaknya itu. Prilly sedang berada di mall untuk membeli keperluannya, tadi sebelum berangkat Prilly sudah diberikan black card oleh Brayen. Wanita itu sangat kesal karena bodyguard itu mengikutinya kemana pun dia pergi. Dia risih saat orang-orang menatapnya.
Sebuah ide pun melintas di pikiran Prilly agar bisa lari dari bodyguard ini.
Selang 15 menit Prilly selesai berbelanja, ntah apa yang dibeli Prilly sehingga bisa mencapai 20 paper bag. 2 bodyguard yang dibelakang Prilly kewalahan membawa barang-barang Prilly.
"Kalian antar belanjaan saya ke mobil saya akan tunggu disini" titah Prilly.

Saat 2 bodyguard itu sudah menjauh, ia pun berlari agar bodyguard itu tidak bisa mencarinya.

Setelah jauh dari bodyguard Prilly pun menikmati suasana di mall itu dia merasa bebas.

Tak terasa sudah 1 jam lamanya Prilly mengelilingi mall itu, dia lupa bahwa waktu makan siang sudah lewat. Saat Prilly ingin naik eskalator tiba-tiba kepalanya terasa pusing, pengelihatannya kabur dan akhirnya semua gelap.

Lain halnya dengan Ali, baru 15 menit dia sampai di mall, dia dikejutkan dengan informasi dari salah satu pengunjung bahwa ada seorang wanita yang pingsan.
"Dari informasi yang saya dapat dari pengunjung, tidak ada yang berani menolong wanita itu pak karena mereka khawatir jika wanita itu terkena virus yang sedang melanda dunia ini pak" ujar stela pada Ali.

Ali juga agak khawatir dengan virus itu, tetapi dia merasa sangat penasaran dengan wanita itu.

Akhirnya ali pun berjalan menuju wanita itu.
Sekitar 5 langkah jarak Prilly dan Ali. Ntah kenapa jantung Ali tiba-tiba berdebar sangat kencang.
"Tolong jangan mendekat pak" pinta stela saat Ali ingin melangkah mendekati wanita itu.

Ali tidak menghiraukan ucapan stela, dia tetap berjalan.
Didekat wanita itu dia mendekatkan tangannya  untuk menyingkirkan rambut yang menutupi wajah wanita itu.
Degh...
Tubuh Ali bergetar dan jantungnya berdetak semakin kencang, keringat membasahi dahinya.
Dia meraih kepala wanita itu dan meletakkan di pahanya.
"Prilly..." Lirih Ali.
Tes...
Airmata Ali terjatuh...

Bersambung....

KEMBALILAH PADAKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang