Di jalan raya sebuah mobil mewah melaju dengan sangat kencang dan ugal-ugalan. Hal itu membuat para pengendara lainnya kesal, akan tetapi sang pemilik mobil mewah itu tidak perduli yang ia pikirkan adalah bagaimana agar cepat sampai tujuannya. Ia adalah Ali, mendengar kabar bahwa prilly dan Arnol membuat ia langsung melesat kerumah orang tuanya. Tak lama kemudian iapun sampai di gerbang sedangkan sang satpam langsung membuka gerbang. Satpam terkejut karena sudah lama Ali tidak datang berkunjung.
Sesampainya didepan rumah ia langsung masuk kedalam dengan tergesa-gesa sambil meneriaki nama prilly. "Prill...kamu dimana prill".
Ia berlari kesana-kemari untuk mencari Prilly. "Sayang kamu dimana... ini aku suami kamu, aku datang buat jemput kamu sama anak kita" lirih Ali. Mendengar keributan salah seorang asisten rumah tangga datang tergesa-gesa. Ali yang melihatnya mendekat kearah bi Inah "Bi.. prilly dimana" tanya Ali. Bu Inah hanya bisa menunduk. "BI saya tanya sekali lagi, dimana prilly!! dan dimana mama dan papa kemana semua orang!!"
"Maaf tuan, sebenarnya hari ini pernikahan nona prilly sama den Arnol" ujar Inah.
Ali yang mendengar itu seketika emosi "gak!!!, Gak mungkin mereka menikah, prilly gak cinta sama Arnol dia cintanya sama aku!!".
"Me..mang itu kenyataannya tuan, mereka menikah dibandung tepatnya hari ini" ujar Inah dengan nada gemetaran.
Tanpa banyak tanya Ali langsung beranja dari sana dan melakukan mobilnya. "Gak... Prilly gak boleh nikah sama arnol, Rully hanya milikku aku gak akan biarin semua terjadi" batin Ali.Sedangkan dikota lain telah berdiri prilly dan Arnol dengan pakaian pengantin. Mereka berdua sangat khawatir, "mah..mama yakin Ali akan kesini" tanya prilly pada resi yang tepat berada disampingnya. "Iya sayang, menurut pantauan dari suruhan papah, Ali udah dekat" jawab resi.
"Sebenarnya prilly khawatir mah nanti Ali pasti marah besar, apalagi nanti sasaraan utamanya pasti Arnol. "Kamu tenang aja prill, Ali gak akan bisa melawan Arnol lagi" ujar Rian yang tiba-tiba muncul. "Arnol persiapkan dirimu" lanjut Rian menatap Arnol. "Iya pah" jawab Arnol. "Ini akan jadi sejarah dimana gue lawan kak Ali" batin Arnol.Seorang pria keluar dari mobil dengan keadaan yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja, baju keluar dari berputar kebelakang dan rambut yang acak-acakan. Ia terkejut melihat tempat yang ia injak sekarang sebuah tempat yang sudah dihias menjadi tempat pernikahan yang sederhana. tanpa banyak pikir ia langsung masuk kedalam. Tiba-tiba tubuhnya kaku melihat dua manusia disana yang menghadap ke penghulu. "Prilly..." Lirih Ali. Ali mendekat kepada prilly dengan tangan bergetar ia menyentuh kedua bahu prilly "kamu...ngapain disini.."lirih Ali. Prilly hanya mengalihkan wajahnya agar tidak bertatapan dengan ali, Ali langsung menarik prilly kedalam pelukannya "kamu masih cinta kan sama aku..,kamu milik ajukan" lirih Ali tanpa sadar airmatanya menetes. Arnol yang sedari tadi terdiam pun angkat bicara "sekarang prilly itu istriku kak jadi tolong jangan menyentuhnya".
Ali seketika emosi ia melepaskan pelukannya dan langsung menarik kerah baju Arnol "gak!!!, Prilly gak mungkin nikah sama kamu, prilly itu cuman milik Ali!!" Teriak Ali didepan wajah Arnol. "Arnol meraih tangan prilly dan mengangkat kedua tangan mereka sehingga menunjukkan cincin yang sama tersemat dijari mereka "sejak beberapa menit yang lalu prilly Latuconsina sah menjadi istri Arnol Leonard Syarief!!" Tegas Arnol.
"Gak!! Ini pasti bohong, ini bohongkan prill kamu gak mungkin nikah sama Arnol, kamu cintanya sama aku iyakan prill"..
Ali meraih kedua tangan prilly "aku datang kesini mau jemput kamu sama anak kita setelah ini kita akan hidup damai aku kamu dan anak kita" lanjut Ali sambil tersenyum.
Plak....
Prilly memberikan tamparan keras kepada Ali "kamu pikir setelah apa yang kamu lakukan aku bakalan mudah kembali sama kamu? Gak!!, Dengarkan aku baik-baik tuan Aliando Syarief, seorang prilly Latuconsina tidak mencintai laki-laki yang ada didepannya ini sejak ia menyuruh saya membuang anak saya sendiri!!" Tegas prilly. "Jadi saya mohon pada anda untuk pergi dari sini...pergi!!!" Usir prilly.
Airmata Ali turun dengan deras mendengar ucapan prilly, ia menggelengkan kepalanya dan berusaha meraih paksa kedua tangan prilly "maafin aku..., Aku tau aku salah aku udah lebih percaya sama wanita ular itu.. tapi sekarang aku nyesal prill, kamu maukan maafin aku. Kamu masih cintakan sama aku??" Lirih Ali.
Plak...
Satu tamparan kembali melayang dipipi Ali. Ali hanya tersenyum menanggapi tamparan prilly "kalau kamu belum puas kamu bisa tampar aku lagi, yang penting kamu balik sama aku lagi ya, jangan tinggalin aku".
Prilly berbalik badan ia menatap Kevin "kak.. aku gak mau lihat dia ada disini, tolong usir dia" ujar prilly pada Kevin.
Prilly mengambil alih Digo yang berada digendongan Thea dan langsung beranjak dari sana disusul oleh Arnol.
Ali ingin mengikuti prilly tetapi terhalang oleh Rian dan Kevin, mereka berdua langsung menarik Ali keluar dari ruangan itu. "Sepperti perjanjian, berikan semua asetmu pada Arnol" ujar Rian langsung to the point. Ali tersenyum miring "sepertinya kau sangat senang melihatku seperti ini, setelah dia mengambil prilly Sekarang dia ingin semua yang kumiliki" ucap Ali.
"Dia tidak mengambil darimu, tetapi kau yang melepaskan sekarang tepati janjimu, Rian menyerahkan map yang cukup banyak kepada Ali, "tanda tangani" titah Rian.
"Berikan dulu prilly padaku" ujar Ali. Rian menghela nafas "tanda tangani saja dulu".
Ali langsung menandatangani semuanya, "yang penting prilly kembali" batin Ali. Selang beberapa menit Ali menyerahkan map itu, "sekarang berikan Prilly" .
"Didalam perjanjian kita tidak ada istilah saya memberikan Prilly padamu, jadi jangan harap kau bisa mengambil prilly" ujar Rian. Kevin dan Rian langsung beranjak dari sana.
Ali meremas rambutnya...bangsat!! Teriak Ali. Tiba-tiba Arnol muncul dihadapannya, Ali tersenyum miring "jangan kira aku berhenti disini, aku akan merebutnya lagi" sinis Ali. "Sekarang sifat aslimu sudah kelihatan bukan.. kau hanya menginginkan harta dari keluargaku, seharusnya kau merasa malu pada dirimu sendiri, kau tidak tahu bukan bahwa kau sebenarnya anak dari seorang pelajar" lanjut Ali.
Arnol yang mendengarnya langsung melayangkan pukulan kepada Ali, ini akan menjadi sejarah yang paling dia ingat, dimana pertama kalinya ia memukul seorang Aliando Syarief. "Kau bisa menghinaku tapi jangan ibu ku!!" Teriak Arnol.
"Itu memang kenyataan" jawab Ali.
"Jika kau tak percaya kau bisa bertanya pada wanita dibelakangmu" lanjut Ali sambil menunjuk kebelakang Arnol yang disana berdiri resi.
Ali tersenyum miring, "jika harus dengan paksa, akan kulakukan untuk mengambil prilly" batin Ali....
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALILAH PADAKU (END)
Romancesebuah hubungan memerlukan kepercayaan satu sama lain