part 11

1.6K 59 0
                                    

  
    Kehidupan anggota keluarga Syarief berubah seketika sejak kemunculan Ali, mereka semua tanpa terkecuali bekerja sebagai asisten rumah tangga dirumah Ali yang dulunya merupakan rumah mereka. Arnol Ali mempekerjakannya sebagai supirnya sedangkan para wanita bekerja dirumah.
  Ali dan Digo saat ini berada disebuah  restoran mewah untuk makan siang. Sesuai janji ali, dia membawa Digo ke mall untuk membeli mainannya. Ali membelikan semua mainan yang diinginkan Digo hingga mereka berakhir direstoran itu untuk makan. Ali tersenyum tipis melihat Digo makan dengan lahap.
"Digo suka makanannya" ujar Ali.
"Iya om, biasanya ayah sama bunda juga sering ajak Digo kesini" sahut Digo.
"Ayah bunda" tanya Ali, dia heran siapa yang dimaksudnya yang dia tahu Digo memanggil Prilly itu mama bukan bunda.
"Iya.. ayah Arnol sama bunda Dita"
  Seketika tangan Ali terkepal kuat dibawah meja dia benar-benar tidak suka mendengar Digo memanggil Arnol dengan sebutan ayah. Tapi yang dia heran kan siapa Dita, kenapa Digo memaanggil Dita itu bunda?
"Kalau om boleh tau, bunda Dita itu siapa?
"Kata mama, bunda Dita itu pasangan ayah Arnol, diperut bunda Dita sekarang ada dedek bayi, anaknya ayah Arnol" ucap Digo antusias.

Ali heran dengan situasi ini, bukankah Arnol menikah dengan prilly? Lalu sekarang Arnol punya istri lagi?. Apa mungkin Arnol berpoligami?
Ali dengan cepat mengenyahkan pikirannya itu, tidak mungkin prilly mau dipoligami pasti ada hal yang belum dia ketahui.
"Om udah lama ya kenal sama mama?" Tanya Digo menghancurkan lamunan Ali.
"Udah...udah lama banget"
"Serius... Berarti om tau dong dimana papanya Digo" ujar Digo antusias.
Degh...
Seketika jantung Ali berdetak, rasa sesak yang pernah dia rasakan dimasa lalu kini kembali lagi ketika mendengar ucapan Digo.
"Maaf...om gak tau" lirih Ali. Ingin rasanya ali mengatakan bahwa dia adalah papanya, tetapi ini belum waktu yang tepat.
"Memangnya papanya Digo kemana"
Raut wajah Digo menjadi sedih "kata mamah, papa itu lagi kerja jauhhhh banget, kata mama Digo harus jadi pintar dulu biar bisa ketemu papa" lirih Digo.
"Digo pengen punya papa kayak teman-teman Digo, diantar sekolah sama papanya, mereka juga dijemput sama papanya, Digo juga mau kayak gitu" lanjutnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Ali tidak tahu harus berbuat apalagi, betapa menyedihkannya anaknya itu, baru berumur 6 tahun sudah merasakan seperti ini. Ali menarik Digo dan melatakkannya dipangkuanya "mulai sekarang, om akan selalu antar dan jemput Digo dari sekolah biar kayak teman-teman kamu" ujar Ali.
"Om serius mau nganter dan jemput Digo"...
Ali tersenyum dan mengangguk kepalanya. "Yey... Makasih om" ujar Digo kembali riang.

     Sesampainya dirumah, Digo berlari menemui prilly dengan antusias menunjukkan semua mainanya "liat mah, mainan Digo banyak banget"...
Prilly tersenyum "sekarang Digo maandi dulu ya udah sore" ujar prilly.
Digo mengangguk lalu berlari kekamarnya.
Ali sedari tadi terdiam dibelakang digo, saat ini dia menatap prilly dengan tajam "temui aku di kamarku se...ka..rang" titah Ali menekan setiap kalimatnya.

   Dengan penuh keberanian prilly perlahan membuka pintu kamar Ali
Cklek....
Hal pertama yang dia lihat adalah punggung Ali yang membelakanginya
"A...da yang bisa saya bantu tuan" tanya Ali dengan terbata-bata.
Ali membalikkan badannya dengan langkah perlahan dia mendekat kearah prilly
Brak..
Ali menutup pintu lalu memojokkan prilly pada pintu dengan mata yang tajam "apa sebenarnya hubunganmu dengan Arnol" tanya Ali dengan nada yang dingin.
Jantung prilly berpacu sangat cepat dia tidak tau akan menjawab apa ditambah lagi jaraknya dan Ali yang sangat dekat. Ali semakin mendekatkan wajahnya pada prilly "siapa wanita yang bernama Dita itu, siapa wanita yang sedang mengandung itu" tanya Ali dengan nada yang mengintimidasi.
"Perlahan Ali menghembuskan nafasnya "sepertinya seorang majikan tidak perlu tahu tentang privasi bawahannya" jawab prilly dengan formal.
"Aku berhak tau karena...

"Anda tidak berhak tau, karena Anda dan saya tidak mempunyai hubungan kecuali antara majikan dan bawahan.
" Ujar prilly memotong ucapan Ali.
Ali berusaha mengontrol emosinya "kau dimadu oleh Arnol, bukan begitu"...
"Anda tidak perlu tau...
"Cukup jawab ya atau tidak!!! Ucap Ali meninggikan suaranya.
"Kenapa?, Kenapa kamu mau dimadu oleh Arnol" tanya Ali lagi.
Melihat kebungkaman prilly, Ali tersenyum miring " karena dulu dia adalah pewaris kekayaan Syarief" ujar Ali.
"Benar bukan?, Karena dulu dia itu kaya makanya kamu mau dipoligami" lanjutnya.
Ali menegakkan tubuhnya lalu kembali menatap prilly tajam "apa kamu memang selama ini adalah wanita matre"
Plak....
Dengan penuh keberanian prilly menampar pipi Ali, "mengapa?, Mengapa kamu selalu menganggap diriku adalah wanita yang buruk? " Lirih prilly dengan air mata yang mengalir deras.
"Dulu kamu mengganggap aku wanita murahan, sekarang aku jadi wanita yang matre Dimata kamu"...
Prilly tersenyum nanar "ya..aaku memang murahan, aku matre dan terserah kamu mau bilang apa lagi tentang aku, aku akan terima"...
Dengan langkah yang gontai prilly keluar dari kamar Ali.
  Ali terdiam mematung dikamar nya
Tes ..
Airmatanya menetes, bukan maksudnya menghina prilly entah mengapa kalimat itu keluar saja dari mulutnya, "bodoh Lo Li.. bodoh" titik Ali pada dirinya.

Brak....
Seorang pria terjatuh karena didorong keras masuk kedalam ruangan yang begitu seram
"Loe apa-apaan sih ren, kenapa Lo bawa gue kesini" sungut pria yang ternyata adalah Arnol.
"Maafin gue nol, ini perintah dari Ali" jawab Ali.
Taklama Ali muncul didalam ruangan itu dengan wajah yang dingin "tinggalkan kami berdua" titah Ali.
Semua bodyguard keluar dari ruangan itu, "kenapa Loe bawa gue kesini" tanya Arnol
"Aku hanya ingin membahas wanita yang bernama Dita,  wanita hamil yang tinggal di rumahku" ujar Ali dingin.
Seketika rasa takut menghampiri Arnol "jangan ganggu dia" teriak Arnol dengan nada yang bergetar.
Ali tersenyum mengejek "siapa wanita itu"
Arnol terdiam dia tidak tau harus menjawab apa
Melihat kediaman Arnol, Ali mengambil hpnya dan menghubungi seseorang "dimana wanita itu sekarang" tanya Ali pada seseorang diseberang sana.
"Nona Dita sedang berada di pasar berbelanja tuan"
Ali menatap Arnol "jawab aku siapa wanita itu, atau dalam sekejap dia bisa celaka" ujar Ali.
"Bodyguardku mengawasinya Arnol, jadi dalam sejenak dia bisa kuhancurkan"...

"Aku mohon jangan lakukan itu"...

"Aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku, kau hanya perlu menjawab siapa wanita itu dan tentang pernikahanmu dengan prilly dulu....
  Perlahan Arnol memejamkan matanya, "Dita istriku".....
2 kata itu membuat Ali terkejut dia masih menunggu ucapan Arnol, "aku dan prilly tidak pernah menikah, itu semua settingan".....

Mendengar hal itu Ali meremas rambutnya "ahk!!!
"Pergi dari sini"!!!!
Arnol langsung keluar dari ruangan itu.
Sedangkan Ali dia tidak tau bagaimana dengan perasaanya saat ini, marah karena selama ini dia dibohongi dan ada juga sedikit perasaan senang karena ternyata prilly tidak menikah.

Bersambung...

KEMBALILAH PADAKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang