Judul: kembalilah padaku
Penulis:Natalia Bintang
Chapter:31
Genre: sad6 bulan kemudian....
Sudah 6 bulan berlalu setelah kejadian yang menimpa prilly dan selama itu juga Ali selalu menunggu dan mencari keberadaan prilly tetapi tidak ada jejak prilly.
"JANGAN MENGHUBUNGIKU ATAUPUN MENAMPAKKAN WAJAH MU DIDEPAN KU JIKA KAMU BELUM MENEMUKAN ISTRIKU!" Ujar Ali pada bodyguardnya.
Sang bodyguard menggigil ketakutan dan langsung beranjak dari sana.Semua itu tak luput dari pengelihatan resi, dia menatap sendu putranya yang semakin kejam setelah kejadian itu. Resi masuk kedalam ruangan Ali dengan senyum yang tipis.
"Ali"..
Ali mengalihkan pandangannya pada resi
"Ini mama bawain kamu makan siang" ujar resi tersenyum sambil menyerahkan rantang.Ali mengambil rantang itu dan meletakkannya diatas meja
"Nanti Ali makan mah, Ali belum lapar" jawab Ali dingin.Resi menghela nafasnya melihat sikap Ali "sampai kapan..." Lirih resi
"Sampai kapan kamu akan seperti ini nak" lanjut resi.
Ali mengalihkan pandangannya dari resi, tak tahan melihat mamahnya yang sedih karena ulahnya..
"Ali gak tau harus sampai kapan Ali seperti ini"..
"Semangat hidupku hanya prilly mah, hidupku hanya prilly. Ali gak bisa tanpa prilly ma" lirih Ali."Kamu bisa Li"..
"Mama yakin kamu bisa" ujar resi.Resi mendekat kearah Ali dan memegang kedua bahu putranya itu..
"Lupakan prilly nak, belajarlah mencintai wanita lain" tegas resi.Ali langsung melebarkan bola matanya, seketika emosinya memuncak mendengar ucapan mamanya. Ali berusaha untuk menahan emosinya agar tidak meledak karena yang didepannya sekarang adalah mamanya.
"Tinggalkan saya sendiri" titah Ali dingin.
"Tapi mama"..
"Jangan sampai Ali melukai mama, tolong tinggalin Ali" ujar Ali penuh penekanan.
Resi menurunkan tangannya dari bahu Ali dan berjalan menjauh dari Ali
"Ingat ucapan prilly yang terakhir Li, mungkin stela adalah wanita yang tepat" ujar resi dan langsung beranjak dari sana.
Tangan Ali mengepal mengingat perkataan prilly yang dulu sebelum kecelakaan. Prilly meminta agar stela menggantikan nya.
"Tidak, itu tidak akan pernah terjadi" batin Ali.Sedangkan ditempat lain seorang wanita termenung didalam ruangan bernuansa putih, tepatnya Dirumah sakit. Dia adalah prilly
"Sudah berapa lama saya koma" tanya prilly dengan bahasa Inggris.
"Kurang lebih 6 bulan nona" jawab sang suster.
Hal itu menjadi tamparan bagi prilly, dia tidak menyangka akan koma selama itu. Lalu bagaimana dengan putranya dan juga Ali. Apakah mereka mengetahui keadaannya.
Jujur, prilly sangat merindukan putranya dan juga Ali.Prilly hanya menganggukkan kepalanya. Dia heran dengan semua ini seminggu yang lalu dia sadar dari komanya dan berada disalah satu rumah sakit di Singapura.
Hal yang paling membuat prilly penasaran adalah siapa orang yang menyelamatkan dirinya."Sebenarnya siapa yang menyelamatkan saya" tanya prilly pada Evan yang dari tadi duduk disofa.
"Maaf nona, saya sudah bilang bahwa anda tidak perlu tau siapa yang menyelamatkan Anda" jawab Evan.
"Kalau begitu biarkan saya pulang" ujar prilly."Apakah anda tidak tau berterimakasih nona, tuan saya sudah menyelamatkan Anda dari kecelakaan itu dan tuan saya juga yang membawa anda berobat keluar negeri tetapi denga mudahnya tanpa membalas jasa tuan saya anda ingin pergi begitu saja" ujar evan panjang kali lebar kali tinggi.
Prilly menundukkan kepalanya "maka biarkan saya bertemu dengan tuan anda untuk mengucapkan terimakasih" jawab prilly dengan suara yang gugup.
"Ucapan terimakasih saja tidak cukup nona"...
Prilly menatap tajam orang itu "lalu apa yang harus saya lakukan, apakah saya harus mengganti semua biaya rumah sakit"..
"Saya memiliki anak, tolong jangan mempersulit saya" lanjut prilly...
"Besok anda sudah keluar dari rumah sakit, mungkin besok anda bisa bertemu dengan tuan saya" jawab Evan dan langsung keluar dari ruangan prilly.
Keesokan harinya prilly sudah berada didalam mobil bersama dengan evan. Hari ini mereka akan pergi untuk bertemu orang yang sudah menyelamatkan prilly.
30 menit kemudian mobil yang dinaiki prilly berhenti di depan mansion yang sangat mewah, dengan keberanian prilly pun masuk kedalam mansion itu.
Dalam hati prilly memuji keindahan mansion itu, matanya mengitari seluruh isi mansion itu hingga matanya terfokus pada sebuah bingkai foto yang menggambarkan seorang anak laki-laki kira-kira berumur 11 tahun dan anak perempuan kira-kira berumur 6 tahun.
Prilly mendekat kearah bingkai foto iitu dan menyentuhnya..
Degh..
Jantung prilly berdetak sangat kencang dengan bingkai foto itu berada ditangannya
"Tidak..tidak mungkin dia" ujar prilly pelan."Apanya yang tidak mungkin princess" ujar pria yang berada diatas tangga.
Pria itu berjalan kearah prilly tanpa melepaskan pandangannya sedikit pun dari prilly hingga dia berada tepat didepan prilly.
"Apakah kau sudah tau siapa aku" tanya Brayen.
Prilly yang masih syok hanya bisa terdiam dan terus memperhatikan Brayen hingga setetes airmata keluar dari pelupuk matanya.
Saat Brayen ingin menghapus airmata prilly, prilly sudah lebih dahulu menepis tangan Brayen..
"Kenapa".. lirih prilly
"Kenapa kakak ninggalin aku" lanjutnya.
"Kenapa kakak ninggalin mama"..
Brayen hanya terdiam membisu menatap sendu adiknya itu. Prilly pun melangkah lebih dekat pada Brayen.."KENAPA! KENAPA KAKAK DULU PERGI NINGALIN AKU SAMA MAMA!" Teriak prilly sambil memukul dada Brayen...
"DULU KAKAK BILANG PEEGINYA HANYA SEBENTAR TAPI KAKAK NINGGALIN AKU BERTAHUN-TAHUN" Lanjut prilly.
Brayen langsung menarik prilly kedalam dekapannya dan airmatanya pun ikut menetes..
"Maaf"Hanya itu kata yang bisa Brayen katakan..
"Mami" panggil seorang anak kecil.
Hal itu membuat prilly berhenti memukul Brayen.Anak kecil itu mendekat kearah prilly dan Brayen.
"Papi, apa dia maminya Leon" tanya anak itu kepada Brayen.Brayen melepaskan pelukannya pada prilly dan berjongkok didepan anaknya..
"Bukan little boy, dia itu adiknya papi yang artinya dia itu Tante kamu" jawab Brayen pada anaknya yang bernama Leon.
Leon hanya menjawab ohh lalu kemudian berjalan menuju kamarnya dengan wajah yang muram..
Semua itu tak luput dari perhatian prilly. Dia jadi teringat dengan putranya.
"Dia putraku" ujar Brayen.
"Dia gak pernah ketemu sama mamanya sejak kecil"..
"Dimana mamanya" tanya prilly.
"Suatu saat nanti kau akan tau adikku" jawab Brayen.
Prilly mengalihkan pandangannya agar tidak menatap brayen...
"Aku bukan adikmu lagi" jawab prilly dinginBersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALILAH PADAKU (END)
Romancesebuah hubungan memerlukan kepercayaan satu sama lain