part 16

1.6K 62 0
                                    

  
      Ali sangat bersyukur kepada Yang Kuasa karena dia bisa sampai di rumah sakit dengan waktu yang tepat.

Ali POV on...
  Rasanya tubuhku sangat lemah setelah darahku diambil.  Aku harus memakai kursi roda untuk sementara, didepan pintu inap Digo kulihat prilly terduduk dilantai sambil memeluk kedua kakinya. Aku tau pasti dia sangat lelah sekarang karena menemuiku di kantorku aku tidak marah sama sekali ketika prilly datang dan penuh keberanian menemuiku waktu rapat, aku malah bangga karena dari sikapnya aku tau bahwa dia sangat menyayangi Digo.
   Perlahan aku bangkit dari kursi rodaku dan mendekat kearah prilly. Kuusap rambutnya sehingga dia mengangkat kepalanya. Matanya sembab karena menangis, hatiku ikut sakit melihat keadaannya seperti ini.
  "Kamu jangan khawatir, Digo pasti baik-baik aja" ujar ku sambil membelai lembut pipinya.
"Aku...aku takut kalau digo akan me....

"Digo itu kuat seperti mamanya jadi percayalah padaku bahwa semua akan baik-baik saja" ujarku memotong ucapan prilly.
Perlahan kubawa dia kedalam pelukanku "anak kita akan baik-baik saja" gumamku, dan ternyata prilly membalas pelukanku membuat sedikit hatiku lega.
   Ali POV off

   Sudah 3 hari lamanya Digo dirawat dirumah sakit akan tetapi Digo belum siuman. Menurut penjelasan dokter, operasi Digo berjalan lancar akan tetapi Digo saat ini koma sehingga membuat prilly dan lainnya terluka. Selama 3 hari prilly tidak pernah meninggalkan rumah sakit bahkan makan pun jarang, ketika resi, Thea maupun Ali menyuruhnya untuk makan pasti jawabannya adalah "bagaimana aku bisa makan sedangkan putraku sedang menanggung rasa sakitnya"...
Saat ini prilly berada diruang Digo, memegang kedua tangan digo. Sedangkan Ali memandang sendu dari sofa. Tiba-tiba tangan digo bergerak dalam genggaman Prilly dan kemudian mata Digo terbuka...
"Sayang kamu udah sadar" lirih prilly mengusap kepala Digo.
   Ali langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Digo.
"Mamah"...
Panggil Digo.
Prilly tersenyum sendu "kenapa ada yang sakit"...
"Hiks...hiks..kepala Digo cakit" Isak Digo.
Prilly kemudian mencium kepala Digo yang terkena perban "nanti lukanya pasti sembuh, sakitnya cuman sebentar" lirih prilly.

   Digo mengalihkan pandangannya keseluruh sudut ruangan seperti mencari seseorang. Merasa aneh dengan Digo, Ali pun mendekat
"Digo cari siapa"....
  "Digo pikir..papa bakalan pulang kalo Digo sakit, tapi kayaknya enggak" gumam Digo yang masih bisa didengar Ali.
"Kapan papa pulang" lirih Digo dengan mata yang berkaca-kaca.
Tanpa diketahui Digo, Ali meneteskan airmatanya. Ali kemudian mengecup dahi Digo dan meraih kedua tangan digo.
"Tadi om udah hubungin papa Digo" ujar Ali sambil tersenyum.
"Om serius..trus kata papa apa? Papa pulang gak, Digo juga mau ngomong sama  papa" ujar Ali dengan antusias.

"Katanya dia bakalan pulang kalau Digo udah sembuh. Dia gak suka liat Digo sakit kayak gini makanya dia akan nemuin Digo waktu Digo udah sembuh" ujar Ali dengan nada yang lirih.

"Om serius papa bilang gitu"...
Ali hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum, dia pun kembali mengecup dahi Digo kali ini dengan dalam "tunggu papa sayang" batin Ali.
  Prilly yang melihat interaksi keduanya tidak tahan sehingga memilih untuk keluar dari sana. "Salahkah aku tidak mengatakan pada anaknya bahwa Ali adalah papanya" itulah yang ada di pikiran Prilly.

   Tak lama Ali muncul Dan melihat prilly yang berdiri diluar dia mendekat dan berdiri dihadapan prilly.
"Digo gimana" tanya prilly.
"Dia udah tidur"...
Sejenak mereka berdua terdiam, hingga Ali kemudian membuka suara
"Prill.. biarkan aku memberitahu pada digo bahwa aku adalah papanya, aku mohon prill" mohon Ali dengan nada lirih.
Prilly hanya terdiam, dia bingung harus apa sekarang hingga suara seseorang mengalihkan pikirannya..
"Pak Ali"....
Panggil seseorang yang ternyata adalah stela.
"Stela.. ngapain kamu disini" tanya Ali terkejut dengan kehadiran Stella.
"Saya lagi meriksa kesehatan saya pak, kemarin saya dikurung pak Reno di gudang. Bapakkan tau kalau saya takut gelap pak" ujar stela dengan nada sedih.
Ali menghembuskan nafasnya pelan, Reno sudah bercerita semua padanya tentang apa yang dilakukan Reno pada stela.
"Untuk beberapa hari ini kamu bisa tinggal dirumah saya, agar pikiranmu bisa tenang" ujar Ali.
Perkataan Ali membuat hati prilly sedikit panas sedangkan stela tersenyum tipis.
"Satu lagi jangan menggunakan bahasa yang formal ketika diluar kantor" lanjutnya.
Tak tahan dengan situasi ini, prilly langsung masuk kedalam ruangan Digo dan
brakk!!!
Prilly menutup pintu dengan keras sehingga membuat Ali dan stela terkejut.

    Keadaan Digo sudah membaik, akan tetapi dia masih harus dirawat dirumah sakit. Saat ini Ali dan Thea sedang makan di kantin rumah sakit.
"Kak Ali ini sebenarnya sadar gak sih!!!" Teriak Thea secara tiba-tiba hingga membuat semua pengunjung menatapnya.
Ali terkejut mendengar teriakan adiknya.
"Kamu kenapa sih? Malu-,maluin aja tau gak" sungut Ali.
"Kak, aku gak suka ya kalau kakak itu perhatian sama si ketela itu"..
Ali mengernyit heran "ketela siapa"...
"Iss... itu loh sekretaris Kaka yang sok banget itu"...

"Namanya stela" koreksi Ali.
"Terserah deh, yang penting kakak salah. Perhatian Kaka ke dia memperburuk keadaan tau gak"... Ujar Thea dengan kesal.
"Keadaan gimana" tanya Ali heran.
Stela menghela nafas pelan "kemarin aku liat Kaka yang ngasih izin stela buat tinggal sama kita dan itu buat kak prilly cemburu, gak peka banget sih jadi cowok,"....
  Ali merenung sejenak, kemudian seulas senyum tipis muncul diwajahnya.

  Ditempat lain, prilly sedang menyuapi Digo makan.
"Ma..itu Dimata mama kok ada lingkaran hitam" tanya Digo sambil menunjuk mata prilly.
Saat ingin membuka suara, resi tiba-tiba menjawab...
"Selama Digo belum bangun, mama kamu itu gak tidur makan juga jarang. Marahin mamanya tuh" ujar resi sesekali melirik prilly.
Digo menatap sendu mamanya
"Mama pulang aja dulu, istirahat ya" ujar Digo
Prilly tersenyum tipis " mama gak papa sayang, mama mau jagain Digo"

"Pril lebih baik kita pulang bentar ya" ujar Ali yang tiba-tiba muncul.
Prilly terdiam tanpa memperdulikan ucapan Ali.
Melihat itu Ali tersenyum tipis, Thea ternyata benar bahwa prilly cemburu. Ali kemudian bergerak kearah prilly, merampas nampan makanan Digo dan menyerahkan pada resi.
"Ahk!!!!"
Ali tiba-tiba mengangkat prilly seperti karung beras "Digo, om bawa mamanya dulu ya, kalo gak dipaksa kekgini gak bakalan mau" ujar Ali.
Digo mengangguk dan tersenyum.
Ali berjalan dari ruangan itu sambil menggendong prilly seperti karung beras.
"Ali!!! Turunin gue!!! Teriak prilly terus memberontak.
Ali hanya tersenyum tanpa memperdulikan orang-orang yang memperhatikan mereka.

Sesampainya diparkiran,  memasukkan prilly kedalam mobilnya.
"Ali Lo apa-apaan sih gue gak mau pulang" teriak prilly.
Prilly ingin keluar tapi gak bisa karena pintunya tidak bisa dibuka.
"Kamu harus istirahat dulu prill, jangan sampe sakit" ujar Ali.
"Gak mau..gue mau jagain Digo"..

Perlahan Ali mendekatkan wajahnya, membuat prilly terdiam kaku. Wajah mereka kini hanya berjarak beberapa senti...
"Ali ngapain" cicit prilly, jantung prilly berdetak sangat kencang
Ali terdiam dan terus memperhatikan prilly, wajah mereka semakin dekat, prilly memejamkan matanya dan.......

Bersambung

KEMBALILAH PADAKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang