part 17

1.6K 74 0
                                    


Ali terdiam dan terus memperhatikan prilly, wajah mereka semakin dekat, prilly memejamkan matanya dan.......
"Huahahahha....."
Ali tertawa kencang melihat prilly yang memejamkan matanya. Prilly membuka matanya dan merasa malu dengan ekspresinya, seharusnya tadi dia memukul Ali bukan malah memejamkan matanya.
Tawa Ali reda dan menatap prilly "kenapa hmmmm, mau dicium" goda Ali
Pipi prilly memerah mendengar godaan prilly. Ali yang melihat prilly blushing langsung mencubit kedua pipi prilly. "Ohh, gemecin banget sih kamu" ujar ali yang memperlakukan prilly seperti anak kecil.
Sungguh prilly sangat malu dengan perlakuan Ali ingin rasanya ia menghilang dari hadapan Ali saat ini juga.
"Jalanin mobilnya atau gue keluar" ujar prilly berusaha sesantai mungkin.
"Iya...iya sayang" ujar Ali.
Prilly berusaha menetralkan detak jantungnya ketika mendengar Ali mengucapkan sayang.

  Di kediaman Syarief, Dita bersantai disofa sambil memakan cemilan ditemani oleh Arnol. Sesekali dia menatap sinis dmseorang wanita yang ikut bersantai disana.
"Gak usah diliatin sayang nanti mata kamu rusak loh" ujar Arnol yang sedari tadi memperhatikan tatapan istrinya.
Sedangkan wanita yang disindir membalas tatapan sinis.
     Tatapan sinis mereka tidak juga berakhir, hingga membuat Arnol lengah untuk memperingatkan istrinya. Hingga suara seseorang menghentikan mereka
"Wow... mengapa kalian bertatapan  penuh cinta seperti itu" gurau Ali yang baru datang bersama prilly.
  Arnol menggaruk tekuknya, dia takut Ali marah karena melihat dia bersantai-santai. "Kak, gimana keadaan Digo" ujar Dita yang mengerti gerak-gerik suaminya.
"Sudah mulai baik" ujar prilly.
   "Gue kekamar dulu" ujar prilly yang tidak ingin berlama-lama dengan Ali.

"Kak Ali..ini kartu kredit kakak" ujar Arnol sambil menyodorkan kartu kredit tersebut.
Ali menatap sejenak "pakailah...untuk keperluan istri dan calon anakmu"
  "Tapi kak semua keperluan Dita udah aku beli"
Ali mengambil kartunya dari tangan arnol, Ali kemudian berjalan kearah dita.
"Ini loe bisa gunain sesuka Lo" ujar Ali.
Dita tersenyum dan menerimanya.
Saat Arnol ingin menolak tetapi sudah dipotong oleh Ali.
"Aku memberikannya pada istrimu, bukan padamu jadi jangan menolak" ujar Ali, dia menepuk pelan bahu Arnol dan pergi dari sana.

Belum beberapa langkah, prilly kembali muncul. "Dita, gue numpang kamar mandi Loe ya, soalnya air gue mati" ujar prilly.
Ali tersenyum tipis, sebuah ide terlintas di otaknya. Ali mendekat kearah prilly dan menarik tangannya. "Mandi dikamarku saja" ujarnya.
Sebelum penolakan, prilly sudah ditarik Ali.

Arnold dan Dita tersenyum melihat mereka, sedangkan stela terlihat kesal. "Mereka mau ngapain" gumam stela yang masih bisa didengar Arnol dan Dita.
"Ngapain lagi kalau bukan ehem...ehem" ujar Arnol untuk memanasi. Stela.

Dikamar, prilly dan Ali berdebat.
"Pokoknya Gue mau mandi dikamar Dita" ujar prilly ketus
"Cepat buka pintunya" lanjutnya.
Ali mengunci pintu dan melemparkan kuncinya keatas lemari sehingga prilly tidak bisa menggapainya
"Kamu mandi disini atau..."
Ali menggantungkan ucapannya dan perlahan mendekat kearah prilly.
"Apa" ujar prilly dengan gemetar.
"Aku yang bakalan mandiin kamu" lanjut Ali.
Melihat Ali yang semakin mendekat prilly pun langsung berlari ke kamar mandi.
Ali tertawa renyah melihat prilly.

Sudah 30 menit lamanya prilly didalam kamar mandi. Prilly merutuki kebodohannya karena dia lupa membawa baju.
Tok...tok...tok...
"Pril, kamu masih disamakan. Kenapa belum keluar" teriak Ali dari luar kamar mandi.
"Baju gue ketinggalan dikamar" sahut prilly.
Ali tersenyum jahil "ini, baju kamu udah aku ambil"..

"Yaudah sini"...

Prilly menodorkan tangannya meminta bajunya.
Ali menyerahkan pakaian prilly, tetapi pria itu belum melepaskan pegangannya pada pakaian tersebut hingga terjadilah tarik-menarik.
"Ali, cepetan gue kedinginan" ujar prilly dengan nada yang menggigil.
Karena tidak tega, Ali pun melepaskan pegangannya.

  Ali sedang asyik memainkan hpnya sembari menunggu prilly. Taklama pintu kamar mandinya pun terbuka.
Ali tidak bisa mengalihkan pandangannya dari prilly, sedangkan prilly merutuki Ali dalam hati karena Ali memberikannya pakaian yang membuat prilly kesal.
   Berbeda dengan Ali yang terpesona melihat penampilan prilly. Prilly hanya memakai kemeja putih nya yang kebesaran serta short yang menutupi setengah paha putihnya.
"Jangan menatapku seperti itu!!" Bentak prilly.
Ali terkekeh pelan, dia kemudian menepuk ranjang nya...
"Kemarilah kita makan" ujar Ali.
"Gak usah gue bisa makan di ruang tamu sama...."
"Jangan menolak atau aku akan menerkamammu hari ini juga" titah Ali tajam.
Nyali prilly menciut, dia pun duduk disamping Ali. Ali mengambil nampan yang sudah disiapkan sebelumnya.

  Mata prilly berbinar melihat makanan kesukaannya. Tanpa banyak omong prilly langsung menyantapnya.

"Sudah kenyang"?
   Prilly menganggukan kepalanya mendengar pertanyaan Ali. Ntah kenapa pikiran Prilly tertuju pada kejadian beberapa lalu, dimana Ali yang perhatian kepada stela.
"Kenapa hmm" tanya Ali melihat prilly yang melamun.
"Sepertinya Loe perhatian banget sama stela" tanya prilly.
   Ali tersenyum tipis, benar kata Thea bahwa prilly cemburu.
Ali tiba-tiba langsung mendorong prilly kebelakang dan menindih prilly. Ali menatap dalam mata prilly, jantung mereka berdua berdetak sangat kencang.
"Li kamu...."

"Biarkan Digo tahu bahwa aku adalah papa kandungnya" lirih Ali.
"Aku mohon prill, setidaknya jika hatimu masih tertutup untukku,biarkan aku mendekati Digo terlebih dahulu" mohon Ali.
"Aku janji akan melakukannya dengan pelan-pelan" lanjutnya.

Prilly tak tega melihat Ali yang seperti ini, kali ini dia tidak boleh egois, dia juga harus memikirkan Digo yang membutuhkan sosok papa kandungnya. Prilly pun mengangguk tanda menyetujui permintaan Ali.

Hati Ali lega, prilly setuju dengan permintaannya.

"Lalu gimana Loe sama stela" tanya prilly dengan nada ketus.
"Kau cemburu? Tanya ali yang tersenyum miring.
Prilly gelagapan mendengar ucapan Ali.
"Gak!!" Sanggah prilly

  Prilly berusaha mendorong Ali yang masih menindihnya tetapi tidak berhasil.
"Aku perhatian kepada stela karena dia adalah bawahan ku...dia sangat bisa diandalkan dalam perusahaan, dia sangat membantu" ujar Ali
Prilly agak kesal mendengar Ali memuji stela. "Kalau begitu, bukankah dia wanita idaman" ujar prilly dengan ketus.
  Ali tersenyum tipis "ya..dia memang wanita idaman tetapi....
Ali menggantungkan ucapannya hingga membuat prilly penasaran.
Ali mendekatkan mulutnya ke telinga prilly. "Wanita idamanku hanya prilly Latuconsina, hanya dia yang berhak menjadi pemilik hatiku, hanya dia yang pantas menjadi ibu dari anak-anakku" bisik Ali tepat ditelinga prilly.
Degh....
Jantung prilly berdetak sangat kencang mendengar kata-kata manis Ali, hatinya berbunga-bunga. Akan tetapi dia segera menepisnya.
"Minggirlah aku ingin kekamarku, ingin istirahat" ujar prilly mengalihkan pembicaraan. Dia tidak ingin jantungnya lebih gila lagi.
"Tidurlah disini"...
Hah!!!
Teriak prilly.
Ali membaringkan badannya disamping prilly. "Aku malas mengambil kunci" ujar Ali.
"Ya sudah aku tidur di sofa" ujar prilly.
Saat ingin beranjak, tangan prilly ditarik oleh Ali hingga prilly kembali terbaring.
"Kau tau aku ini pria normal, melihatmu berpakaian seksi seperti ini membuatku ingin menerkammu. Makanya tidurlah disini dengan tenang jangan membantah" ujar Ali dengan suara yang serak.
Prilly kembali menciut, prilly pun meletakkan bantal guling ditengah, dia berbaring membelakangi Ali dan memejamkan matanya.

Melihat prilly yang sudah tidur, alipun membuang bantal guling kesembarang arah lalu mendekatkan tubuhnya pada prilly. Pria itu melingkarkan tangannya di perut prilly.
"Good night my love"...

KEMBALILAH PADAKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang