part 13

1.6K 62 0
                                    

    Waktu sudah menunjukkan pukul 23.30, akan tetapi Ali masih tetap dalam lamunannya menatap perkotaan dari gedung tinggi tersebut. "Li  Lo gak  pulang" tanya Reno yang duduk di sofa kantor Ali.
Ali hanya diam dengan tatapan kosongnya.
"Kalo Lo punya masalah, bebagilah Li mungkin amgue bisa sedikit membantu" ujar Reno.
" menurut Lo apa cara gue ini salah?" Tanya Ali.
"Hah"
Reno bingung dengan maksud Ali.
"Cara gue untuk mendapatkan prilly kembali...apakah gue  salah?" Tanya Ali lagi dengan nada yang lirih.
Sejenak Reno memejamkan matanya dan menatap Ali "sejujurnya...saat ini loe bukan seperti Ali yang gue kenal. Loe berubah Li, tujuanmu mendapatkan prilly memang baik tetapi cara Lo  sangatlah salah Li"....
Reno terdiam sejenak lalu melanjutkan kata-katanya "dari dulu loe memang monster dalam dunia bisnis, tetapi sekarang Loe bukan hanya monster dalam bisnis, tetapi juga menjadi monster dalam keluarga Loe sendiri." Lanjut Reno.
Ali tersenyum kecut mendengar ucapan Reno, menurutnya semua ucapan Reno itu memang benar dia menjadi monster dalam keluarganya sendiri. "Gue udah nyakitin mamah, nyakitin Thea dan nyakitin prilly" lirihnya tanpa sadar setetes airmatanya sudah jatuh kepipinya
"Gue terlalu takut kehilangan prilly, hati gue juga hancur ketika Digo anak guee sendiri memanggil ayah pada orang lain, sedangkan gue.....hiks..hiksss.
Ali menangis, dia tidak peduli jika saat ini Reno melihatnya menangis Ali hanya ingin menghilangkan rasa sesak didadanya ini.
Reno menatap Ali sendu hidup sahabatnya ini penuh dengan lika-liku. "Untuk hari ini loe bermalam disini aja tenangin diri Loe" ujar Reno menepuk bahu Ali pelan.
"Kembalikan semua maid yang sebelumnya bekerja di rumahku" ujar Ali pada Reno.
Reno tersenyum dan langsung keluar dari sana.

   Tak terasa hari sudah pagi, prilly sibuk menyiapkan keperluan anaknya yang ingin kesekolah...
"Mah kayaknya om Ali gak pulang deh" ujar Digo pada prilly.
Prilly hanya terdiam sejujurnya ada rasa khawatir saat mengetahui Ali tidak pulang semalam.
"Hai, aku ganggu gak? Tanya seorang wanita dimuka pintu.
"Gak kok Thea, ada apa" ujar prilly.
Prilly menatap Digo "kamu mandi dulu gih, mama mau bicara sama aunty dulu" titah prilly.
Melihat Digo sudah pergi, thea mendekat kearah prilly dan memegang kedua tangannya "maafin omongan aku kemarin kak, gak seharusnya aku salahin kak prilly karena sikap kakakku yang berubah" lirih Thea.
Prilly tersenyum dan membalas genggaman Thea pada tangannya "gak papa, aku tau kamu pasti sedih ngeliat sikap Ali yang berubah pasti sangat menyakitkan"...
"Aku harap kak Ali bisa berubah kek dulu lagi" lirih Thea.
"Gak usah sedih lagi, lebih baik kamu liat mama gih, dari tadi aku belum liat mama" titah prilly.

  Seorang pria dengan pakaian yang acak-acakan berdiri mematung didepan pintu berwarna putih. Sudah 10 menit lamanya dia berdiri disana.
Sekanak dia menghela nafasnya dan memutar gagang pintu.
Matanya menjelajahi seluruh isi ruangan tersebut dan tatapannya terhenti pada seseorang wanita paruh baya yang terbaring dikasur. Dengan perlahan dia masuk keruangan itu, karena suara sepatunya membuat sang wanita terbangun.
Tatapannya bertemu dengan wanita itu yang tampaknya terkejut melihatanya. Wanita itu buru-buru langsung bangkit dari kasurnya.
"Maaf saya tadi ketiduran jadi saya belum sempat membuat sarapan, saya akan segera menyiapkannya" ujar wanita itu dengan tergesa-gesa.
Saat ingin beranjak tangannya dicekal oleh Ali, Ali berdiri didepan wanita itu menatapnya dalam.
Ali merendahkan tubuhnya "maafin Ali mah...maaf hiks..hiks..." Lirih Ali.
Ali berlutut didepan resi, meraih kedua tangan resi dan menciumnya berkali-kali "Ali salah mah..hikss Ali udah durhaka sama mama" Isak Ali
Melihat Ali yang menangis resi juga ikut menangis, dia menyentuh kedua bahu Ali dan menuntun Ali untuk berdiri "anak mama udah kembali" lirih resi. Ali langsung menghambur kepelukan resi "maafin Ali mah" Isak Ali didalam pelukan resi.
"Ya...mama akan selalu maafin anak mamah"....
  Tanpa mereka sadari seorang perempuan menatap mereka dengan tatapan haru dan mata yang sudah membasah "kakak" gumamnya yang masih bisa didengar oleh Ali dan resi.
Ali membalikkan badannya dan melihat Thea di muka pintu, Ali tersenyum dan merentangkan kedua tangannya.
Greb....
Thea langsung menghambur kepelukan Ali "hiks..hiks... Kak Ali jahat, kemarin kak Ali bentak aku"...
Ali mengeratkan pelukannya "maafin kakak, maaf" lirih Ali.
Resi menyentuh bahu ali "mama tahu tujuanmu melakukan semua ini untuk prilly, untuk sekarang libatkan hati dan perasaanmu untuk mendapatkan prilly" lirih resi.

Ditempat lain tepatnya dirumah sakit reno berdiri disamping brankar seorang wanita "seharusnya pak Ali yang mengantarku kesini kenapa jadi kau!! Bentak stela pada Reno.
Reno tersenyum miring "kau sengaja bukan memaka roti yang berselai kacang itu untuk mengambil perhatian Ali, sayangnya Ali tidak perduli sama sekali. Hilangkan mimpimu untuk mendapatkan Ali, karena itu hanya akan sia-sia"....
Stela menatap Reno tajam dan langsung pergi dari sana.

  Dikediaman Syarief, ali, Thea dan resi sudah berkumpul di meja makan. Mereka sangat bahagia karena bisa kembali seperti dulu lagi.
"Duduklah, kau sedang hamil biarkan maid yang mengerjakan semua" titah Ali pada Dita yang sedari tadi menyiapkan makanan.
Dita hanya mengangguk sedangkan Arnol tersenyum karena Ali Mash sedikit peduli pada istrinya. Arnol hanya berdiri memperhatikan mereka, sepertinya Ali masih marah padanya.
Tak lama prilly muncul dengan Digo yang memakai seragam sekolahnya. Dia terkejut melihat semuanya
"Duduklah kita sarapan" ujar Ali.
Prilly hanya mengangguk.
"Hari ini biarkan saya yang mengantar Digo kesekolah" ujar prilly.
"Kita"......
"Kita akan mengantar Digo bersama-sama" sahut Ali menekan kata "kita".

  "Selamat pagi pak ali" sapa stela yang tiba-tiba muncul. Dia menatap kearah meja makan yang ramai. "Ada apa ini" batin stela. Sedangkan Reno tersenyum melihat suasana keluarga sahabatnya itu.
"Kamu sudah sembuh stela" tanya Ali.
"Belum sepenuhnya pak, tapi saya sudah bisa bekerja" ujarnya sambil tersenyum.
Thea memutar bola matanya kesal melihat stela yang menarik perhatian kakaknya.
"Baguslah... pekerjaan menumpuk kita harus segera menyelesaikannya"

Stela terkejut mendengar ucapan Ali, padahal dia sangat berharap Ali menyuruhnya untuk istirahat, memberi perhatian padanya, hancur sudah.
Ali bangkit dari meja begitu juga dengan prilly dan Digo
"Kalian berdua kekantor saja dulu, saya ingin mengantar Digo kesekolah" titahnya pada stela dan Reno.
Saat melewati stela Ali terhenti sejenak "sepertinya kau harus belajar untuk mengenal tentang kacang" ujar Ali dingin.
Stela yang tadinya tersenyum tiba-tiba senyumnya hilang mendengar ucapan Ali.

Ali menggendong Digo dan menarik tangan prilly untuk pergi dari sana.
Reno tersenyum sedangkan stela menghentakkan kakinya melihat kepergian Ali.
"Jangan terlalu berharap pada kakakku, dia tidak suka wanita centil sepertimu" ujar Thea sinis.
Stela memandang tajam Thea "kita lihat saja nanti" ujar stela langsung beranjak dari sana.
Thea yang tertawa tiba-tiba senyumnya luntur melihat Reno yang memandanginya, sejenak tatapan mereka bertemu. Thea langsung mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju dapur.
"Maaf" gumam Reno...

KEMBALILAH PADAKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang