part 18

1.5K 69 1
                                    

    Tak terasa hari sudah pagi, akan tetapi 2 sejoli itu masih larut dalam tidurnya. Tak beberapa lama kemudian sang wanita mulai mengerjapkan matanya.

Prilly POV on
  Perlahan kubuka mataku, awalnya aku heran dengan situasi kamar ini. Kulihat kearah jam dan...what!!! Udah jam 07.30.
Aku berusaha bangun tetapi terasa berat diperutku, kulihat sebuah tangan yang melingkar. Perlahan-lahan kubalikkan badanku dan
"Ahhhh!!!!!!
Aku berteriak melihat Ali yang tepat didepan wajahku. Perlahan matanya pun terbuka "apaansih teriak-teriak" gumamnya.
Kuhempaskan kasar tangannya "ngapain kamu peluk-peluk aku hah!!!" Teriakku.
Ali menanggapinya dengan tersenyum
"Gak usah marah gitu dong, kamu aja nyaman sama pelukanku sampe-sampe kamu tidurnya nyenyak banget" ujarnya.
"Mending kita tidur lagi" lanjutnya..

    Pusing menghadapi Ali aku langsung beranjak dari sana, saat didepan pintu kubalikkan badanku dan kutatapan Ali tajam
"Mana kuncinya" ujarku
  "Dari semalam pintunya gak kena kunci kok" ujar Ali santai.
Tanganku terkepal melihat Ali tanpa rasa bersalah sama sekali. Akupun keluar dan
Brak .....
Kututup pintu dengan sangat keras.

Sesampainya dimeja makan kulihat Dita yang sedang menyediakan makanan, sedangkan stela duduk santai dimeja makan.
"Dit, maaf ya aku terlambat bangun jadinya gak bisa bantuin kam" ujarku dengan rasa bersalah.
"Gak papa kali lagian tadi yang masak maid kok, aku cuman nyiapin dimeja makan aja" ujar Dita sambil tersenyum.
Aku baru ingat ternyata Ali sudah memperkerjakan kembali maid yang dulu.
"Kenapa sih pake telat bangun segala, trus ngapain kamu bisa tidur dikamar Ali, apa aja yang Loe lakuin sama Ali" tanya stela bertubi-tubi.
"Ehh, Medusa Loe kepo banget sih jadi orang. Dia mau ngapain sama kak Ali itu bukan urusan Loe, tau diri dong Loe itu cuman sekretaris Ali, jadi gak usah sok deh Loe" ujar Dita sinis.

"OH MY GOD PRILLY!!!
Teriak Arnol yang tiba-tiba muncul.
"Sayang jangan teriak-teriak" tegur Dita.
Arnol tersenyum menampakkan giginya.
"Ngapain Loe sama kak Ali semalam, gue gak nyangka tau gak kalian ngelakuin itu. Kalian itu masih dalam tahap otw rujukan, nah ini udh main grepe-grepe aja" cerocos arnol yang semakin membuatku pusing.
    "Apaansih yang" tanya Dita pada suaminya.
"Itu leher kamu" ujar Arnol
  Mata Dita dan stela tiba-tiba membulat. Dita tersenyum sedangkan stela mengepalkan tangannya.
Dita kemudian mengeluarkan ponselnya
"Nih...liat leher Lo" suruh Dita.
  Akupun mengarahkan hp Dita keleherku, mataku tiba-tiba melebar melihat leherku. aku mengusap-usapnya berharap tanda itu hilang sedangkan Arnol dan Dita menatapku jahil, dan stela sepertinya menahan amarah.
"Ini...ini digigit nyamuk" ujarku gugup.
"Itu bukan digigit nyamuk tapi digigit sama kak Ali" cerocos Arnol.

"Gak usah pura-pura bodoh sayang" ujar Ali yang tiba-tiba muncul. Sumpah, aku sangat malu dengan semua ini. Ali berjalan kearahku
"Kamu lupa semalam kita ngapain" lanjutnya dengan nada yang sensual

Aku tau Ali sedang memainkan sandiwaranya
"I hate you bastard" busukku tepat ditelinganya
"I love you too sayang" ujarnya sambil terkekeh

   Setelah acara sandiwara Ali tadi, kami pun pergi kerumah sakit. Dan saat ini kami sudah sampai diruang Digo
Sesuai dengan kesepakatan, Ali akan berbicara dengan digo. Awalnya Digo pikir aku sakit karena aku memakai syall untuk menutupi tanda yang dibuat Ali. Tapi dengan beribu alasan Digo pun percaya.
  Prilly POV off
Prilly mengambil jarak agak jauh dari Ali dan digo, agar Ali bisa berbicara dengan digo.
  Perlahan Ali memegang kedua tangan digo
"Digo tau gak, papanya Digo udah pulang" ujar Ali
Ucapannya membuat Digo memekik senang "truss papa dimana sekarang" tanyanya dengan antusias.
"Aku....

"Aku adalah papa kamu" ujar Ali.
Ntah karena apa senyum Digo tiba-tiba luntur. Dia melepaskan genggaman Ali.
"Kenapa" lirih ali
Hiks...hiksss

Ali terkejut mendengar isakan Digo, dia menangkup kedua pipi bocah itu
"Kamu gak suka sama aku" lirih Ali.

"Kenapa... kenapa dari kemarin om gak bilang kalo om itu papa Digo hiks...hikss" Isak Digo
Ali terdiam tidak tahu harus menjawab apa
"Papa gak sayangkan sama Digo" lanjutnya.
  Hati Ali sedikit tenang mendengar Digo memanggilnya papa.
  Prilly pun mendekat kearah mereka..
"Papa itu sayang banget sama Digo, papa itu cuman mau ngasih kejutan sama Digo kan Digo 1 Minggu lagi mau ulang tahun" ujar prilly menyentuh tangan anaknya.
"Tapi gagal karena papa gak tega liat Digo yang sakit"  lanjutnya.
Digo pun menatap Ali dan
Grep...
Digo langsung masuk kedalam pelukan Ali "hiks..hiks..Digo kangen sama papa, Digo pikir papa gak sayang sama Digo" Isak Digo.
Digo memeluk erat anaknya "maafin papa sayang, percayalah Digo dan mama adalah orang yang paling penting buat papa" lirih Ali.
Setetes air mata prilly keluar mendengar ucapan Ali. Sedangkan diluar ruangan thea dan resi menatap mereka. "Semoga ini menjadi awal kebahagiaan kalian" batin resi.

   Setelah tahu bahwa Ali adalah papanya, Digo semakin lengket terhadap Ali. Tidak membiarkan Ali keluar dari ruangannya hingga Ali pun menemani Digo seharian di rumah sakit. Ali dan digo sibuk berbincang-bincang sedangkan prilly duduk disofa memandang kedua manusia itu.
Ceklek....
Taklama muncullah sepasang manusia bersama dengan seorang anak perempuan
"Kak Kevin kak Mila" pekik Prilly.
Prilly langsung berhambur memeluk keduanya.

Setelah kedatangan Kevin dan istrinya mila, prilly mengacuhkan Ali. Ali sebal melihat interaksi prilly dan Kevin. Sedangkan Digo terus menatap seorang gadis kecil dipangkuan Mila.
"Ini putrimu" tanya prilly pada Kevin
Kevin menjawab dengan menganggukkan kepalanya
"Woah..dia sangat imut dan cantik" ucap prilly dengan antusias.
  "Kalo kamu mau, kita bisa buat kekgitu kok prill" cerocos Ali hingga membuat ruangan itu hening.
  "Pril, kamu udah  rujuk sama dia, kok kamu mau sih prill, nanti kalo kamu....
Ucapan Kevin langsung dipotong prilly
"Gak! Siapa juga yang mau rujuk" sanggah prilly.
Ali menghembuskan nafasnya, sepertinya dia harus berjuang lebih keras lagi untuk mendapatkan prilly.

Digo menarik ujung baju Ali "pa, itu anak om kevin siapa namanya" bisiknya pada Ali.
Hal itu ternyata bisa didengar oleh Mila. Mila pun mendekat kearah Digo
"Hai Digo ini anak Tante namanya sisi Pricilia Julio" ujar Mila.
Digo mengulurkan tangannya pada sisi "hai nama aku Digo"...
Sisi tersenyum menerima uluran tangan digo.
Semua orang dalam ruangan itu melihat interaksi keduanya. Hingga salah seorang bodyguard Ali muncul.
Dia membisikkan sesuatu kepada Ali, membuat tangannya terkepal. "Tunggu diluar" titah Ali.
"Ada apa Li? Tanya prilly melihat perubahan wajah Ali.
"Orang yang ngecelakain Digo udah ketangkep.

Disinilah ali, prilly, Thea, Kevin dan reno. Di belakang rumah sakit. Perlahan ali mendekat kearah seorang pria yang terbaring lemas ditanah. "Sekarang jawab siapa yang menyuruhmu untuk melukai anakku, jawab!!!!" Ujar Ali meninggikan suaranya.
"Jawab, atau nyawa bakalan hancur sekarang"...
Bugh.....
Ali menendang perutnya sangat keras hingga membuat pria itu mengeluarkan dara dari mulutnya
"Sa...saya disuruh oleh uhuk...uhukk"

"Jawab!!! Teriak Ali tak sabaran
"Saya disuruh wanita yang bernama stela, sekretaris anda".....

KEMBALILAH PADAKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang