part 22

1.5K 73 2
                                    


Tak terasa hari sudah pagi, dikediaman Syarief tampak sepi karena sebagian anggota keluarga masih dirumah sakit. Saat ini prilly tengah menyiapkan sarapan untuk Ali dan Digo awalnya aku sudah mencegah prilly karena disini banyak maid yang akan menyiapkan sarapan, akan tetapi prilly tetaplah prilly tidak mau menuruti Ali.

Suasana di meja makan sedang beraura dingin dari tadi prilly dan Ali saling melirik dan melempar tatapan tajam.
Prilly kesal kepada Ali karena dia tahu Ali yaang yang membujuk Digo untuk meminta adik sedangkan Ali kesal karena prilly memiliki alasan sehingga Digo berhenti meminta adik.

Flashback on
Mendengar permintaan Digo yang meminta adik, prilly langsung melemparkan bantal kearah Ali...
"Kamu apaansih, ngapain lempar bantal kekgitu" sungut Ali....
"Pasti Loe yang pengaruhi Digo kan" tanya prilly dengan tatapan tajamnya..
"Apa salahnya sih prill kalo Digo pengen adik, kan kita tinggal buat gampangkan" jawab Ali dengan tatapan nakalnya.
  "Jadi gimana bisa gak buat adiknya" ucap Digo yang bingung dengan kedua orangtuanya..
"Ya bisa dong say...

"Gak bisa" ujar prilly tegas memotong perkataan Ali.
  Prilly menatap Ali tajam kemudian beralih menatap Digo dengan tatapan sendu..
"Kalau sekarang Digo belum bisa punya adek" ujar prilly sambil menggenggam tangan digo
"Kalo Digo mau punya adek tunggu 2 tahun lagi ya" lanjutnya
"Hah" Ali melongo mendengar ucapan prilly
"Kal adeknya sekarang, nanti mama sakit loh"....
  Tatapan Digo menjadi sendu mendengar ucapan Prilly, dia tidak mau prilly sakit..
"Tapi kalo Digo mau adiknya sekarang yaudah deh"..."
  Digo langsung memeluk prilly
"Digo gak mau mama sakit lebih baik adeknya tunggu aja deh dua tahun lagi" sahut Digo.
  Prilly membalas pelukan Digo dan menatap Ali penuh kemenangan. Sedangkan Ali kesal dengan prilly karena berhasil menipu anaknya.
Flashback off
"Prill knapa harus nunggu dua tahun sih, sekarang juga kita bisa kok. Bua adek untuk Digo" ucap Ali dengan kesal.
"Terserah gue dong, gue itu lagi nyari pria yang pas untuk pendamping nanti, pede banget Loe kita bakalan buat bayi" jawab prilly samb berjalan kearah dapur.
  Ali bangkit dari kursinya dan berjalan menghampiri prilly...
Tubuh prilly menegang karena Ali tiba-tiba memeluknya dari belakang,
"Tidak ada yang bisa menjadi pendampingmu kecuali aku, tidak usah berniat untuk mencari pria lain karena siapapun orang yang berusaha merebutmu dari ku, akan kubuat dia tinggal nama sayang" bisik Ali tepat ditelinga prilly.
Jantung prilly berdetak sangat kencang tidak tahu harus menjawab Ali,sedangkan jauh dari mereka seorang wanita menatap mereka dengan hati yang sangat sesak.

Ditempat lain, thea sedang mengobrol santai dengan seorang pria tampan. Awalnya thea ingin sarapan akan tetapi dia bertemu dengan Rangga seano, seorang pengusaha sukses sekaligus sahabat Arnol.
"Bagaimana keadaan Arnol, terakhir gue ketemu sama dia waktu hari pernikahannya" tanya Rangga
"Kak Arnol baik-baik aja kok"

"Oh ya bukanya Syarief company sudah menjadi milik Arnol, akan tetapi beberapa waktu belakangan ini gue liat Ali yang muncul" tanya Angga dengan penuh penasaran
  Thea gelagapan "ehmm, iya ....kak Arnol.. kak Arnold istrinya sedang melahirkan..iya" jawab thea dengan gelagapan...
"Maksud gue, kmaren kak arnol fokus dulu sama istrinya yang lagi hamil.." lanjutnya.
Rangga hanya menjawab ooh lalu meminum kopinya
"Lalu gimana keadaan prilly, apa dia sudah meemliki pasangan* tanya Rangga
Thea hampir tersedak mendengar pertanyaan Rangga, dia khawatir apa mungkin pria didepannya ini masih memiliki perasaan terhadap prilly..
  "Ngapain nanya kak prilly, jangan-jangan kamu belum bia move on lagi" jawab thea sambil tertawa garing.
  Rangga memang pernah menyatakan cintanya pada prilly akan tetapi prilly menolaknya
"Iya, Loe tau gak gue balik ke Indonesia buat perjuangin prilly gue bakalan berusaha dapetin hati prilly" jawab Rangga dengan penuh semangat

Thea bingung apa dia harus mengatakan bahwa  Ali juga ingin rujuk dengan prilly akan tetapi dia tidak ingin mematahkan semangat rangga.
"Biarin aja deh, biarin aja mereka saingan" batin Thea
   Tiba-tiba seorang pria mendekat kearah mereka dan menarik tangan Thea
dan memeluk pinggang Thea
"Tolong jangan pernah mendekati kekasih saya" ujar sang pria tajam yang ternyata adalah Reno
Reno langsung menarik tangan Thea untuk keluar dari restoran itu meninggalkan Rangga yang bingung sendiri.
"Loe apa-apaan sih ren" bentak Thea berusaha melepaskan pegangan Reno
"Siapa pria tadi Hmm.." tanya Reno dingin
"Loe gak perlu tahi siapa dia, itu bukan urusan Loe"...
"Bukan urusanku? Kau lupa sayang bahwa kita masih berpacaran" jawab Reno dengan nada yang menyeramkan
Thea tersenyum miring "pacaran?.. dengar ya tuan Reno Alvian yang terhormat hubungan kita sudah berakhir sejak anda meninggalkan saya 6 tahun yang lalu" jawab thea tanpa takut.
Reno meremas rambutnya "mengertilah Thea dulu aku meninggalkanmu karena aku ikut dengan kakakmu"..
  "I don't care, intinya hubungan kita berakhir"...
Thea langsung beranjak dari sana.

"Terimakasih sudah mengijinkan saya tinggal disini pak"ujar stela dengan wajah yang sedih
Saat ini stela akan segera ke apartemennya sesuai dengan permintaan Ali kemaren.
"Hmmm, hari ini anda saya persilahkan untuk cuti, tapi besok kembalilah bekerja seperti biasanya" titah Ali
Stela menatap prilly dengan sendu, prilly yang merasa ditatap merasa bersalah karena merasa dirinya yang menyebabkan stela harus keluar dari rumah Ali
"Jangan pernah menyalahkan siapapun atas keluarnya anda dari rumah saya, terutama prilly karena saya mengeluarkan anda atas niat saya sendiri" tugas Ali.
"Saya permisi"...
Stela menarik kopernya keluar dari rumah itu
"Li maaf jika semuanya...."

"Jangan menyalahkan dirimu sayang, aku melakukannya karena hanya ingin menghilangkan sebuah peluang yang bisa memisahkan kita, tak ada yang tau mungkin saja jika stela terus disini hubungan kita akan semakin renggang" ucap Ali memotong perkataan prilly.
   "Mama"....
Digo berlari kearah prilly
"Mah Digo ga mau ya kalo ulang tahun digo dirayain, Digo gak suka" sungut Digo.
"Loh kenapa sayang...padahal papa mau buat pesta yang mewah loh buat Digo" ucap Ali sambil menatap Digo bingung
"Nanti Digo bisa ngundang teman-teman sekolah Digo juga" lanjut Ali.
Digo menggelengkan kepalanya "pokoknya Digo gak mau Digo gak suka tiup-tiup lilin, kek anak kecil tau gak" tegas Digo.
Ali dan prilly saling memandang
"Digo udah gede, jadi gak usah pake acara kekgituan lagi" lanjutnya..
"Gak nyadar dirinya masih anak kecil" gumam Ali yang ternyata bisa didengar Digo
"Papa!!!Digo udah gede..udah 6 tahun!! Pokoknya Digo gak mau ada pesta titik!!" Teriak Digo ..
Digo langsung beranjak darisana meninggalkan Ali da prilly yang melongo,
Ali menghela nafasnya
"Kalo Digo gak mau lebih baik gak usah dibuat" ujar prilly...

Hari ini adalah hari ulangtahun Digo, seluruh anggota syarief dan juga keluarga Kevin hanya melakukan acara makan-makan. Bukan hanya untuk merayakan ulang tahun digo, tetapi acara itu juga untuk menyambut kepulangan Dita dan sang anak yang bernama Sean  Leonard Syarief.
  "Papa, sisi cantik ya" bisik Digo pada Ali
"Ehmmm anak papa udah bisa liat cewek cantik ya" goda Ali
"Iya dong... Digo kan udah gede" ujar Digo sombong..
Ali hanya geleng-geleng mendengar ucapan sang anak...

"Hai.....

Sapaan seseorang membuat semua orang yang sedang sibuk langsung menghentikan kegiatan mereka..
"Boleh gabung gak".... Pinta sang pria
"Loe siapa" tanya Ali dingin.
Ali memperhatikan sang pria yang dari tadi menatap prilly sambil tersenyum. Ali tidak menyukainya, dia tidak suka wanitanya ditatap seperti itu.

"Hai tuan Aliando Syarief, perkenalkan saya Rangga seano pria yang mencintai mantan istri anda, sekaligus pria yang akan menjadi calon suaminya dan ayah untuk Digo" jawab Rangga santai.
  Ali mengepalkan tangannya dia tidak suka dengan perkataan pria itu, rasanya dia ingin membunuh pria didepannya itu..

Bersambung

KEMBALILAH PADAKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang