34

1K 82 6
                                    

  Seorang pria berjalan mondar-mandir di depan ruang IGD menunggu kabar seseorang dari dalam sana. Ali masih merasa seperti mimpi dengan peristiwa beberapa menit yang lalu.
Setelah melihat Prilly pingsan, Ali langsung melarikannya kerumah sakit.
Seorang dokter wanita paruh baya keluar dari ruang IGD, Ali pun  langsung menghampirinya.
"Keadaannya baik-baik saja nona Prilly hanya kelelahan dan sepertinya beliau belum makan siang sehingga maghnya kambuh" jawab sang dokter sebelum Ali bertanya.
Ali menghela nafas lega, Ali mengucapkan terimakasih kepada dokter.

Sudah 30 menit Ali duduk disamping ranjang Prilly. Matanya terus menatap kearah Prilly yang masih belum sadar.
Tanpa Ali sadari setetes air jatuh dari kelopak matanya.
"Nyata..." Lirih Ali
"Kamu benar nyata pril"...
Ali meraih sebelah tangan Prilly dan menciumnya..
"Kamu benar-benar sekarang ada dihadapanku pril hiks..hiks.." Isak Ali.

Prilly yang merasa terganggu dengan isakan Ali mulai membuka matanya.
Saat kesadaran Prilly sudah terkumpul dia melihat Ali yang sedang menunduk terisak sambil menggenggam tangan kanannya..
Jantung Prilly berpacu sangat kencang, nafasnya bergemuruh matanya berkaca-kaca.
Perlahan tangan kiri Prilly bergerak menyentuh rambut Ali.
  Tubuh Ali menegang ketika merasakan usapan halus di kepalanya, ali langsung mengangkat kepalanya dan melihat Prilly yang sudah sadar.
Dengan sigap Ali bangun dari duduknya dan menyentuh kedua pipi Prilly dengan lembut
"Kamu...kamu beneran Prilly kan? Tanya Ali dengan nada bergetar.
"Kamu ingat akukan? Ka..kamu gak lupa sama akukan? Tanya Ali, tersirat rasa takut ketika Ali bertanya. Ali takut jika Prilly melupakannya.
"Jawab... hiks... hiks" Isak Ali...
Grep..
Prilly langsung memeluk tubuh Ali...
"Ini aku Li..hiks...hiks.." isak Prilly.
"Aku...aku gak mungkin lupa sama kamu, pria brengsek yang pernah nyakitin aku, pria brengsek yang ternyata ayah dari anakku hiks...hiks"...
Ali membalas pelukan Prilly tak kalah erat, bahkan sangat erat. Ali takut jika saat ia melepaskan pelukannya Prilly akan menghilang.

Bugh..bugh..
Ditempat lain Brayen menghajar dua bodyguard yang ada didepannya. Saat mengetahui Prilly hilang, Brayen langsung melampiaskan kemarahannya kepada bodyguard yang dia tugaskan menjaga Prilly.
"Dasar goblok!! Menjaga satu wanita saja tidak becus!!" Ujar Brayen dengan bodyguard itu.
Tak lama sekretaris pribadi Brayen yaitu Evan muncul..
"Gue udah tau dimana non Prilly" ujar Evan.

Sudah 15 menit lamanya Ali dan Prilly berpelukan. Sebenarnya Prilly ingin melepaskan pelukannya tapi Ali langsung menahan katanya masih kangen.

"Li lepas dong, udah 15 menit kita yang pelukan, tangan aku pegel" ucap Prilly.
"Tapi janji jangan pergi ya" lirih Ali...
  Prilly menganggukkan kepalanya, Ali pun dengan berat hati melepaskan pelukannya.
 

  Prilly menyentuh pipi Ali, tidak menyangkan bahwa Ali sekarang ada didepannya. Sedangkan Ali hanya menikmati sentuhan Prilly.
"Kamu makin kurus Li.. makannya gak teratur ya"...
Ali menghela nafasnya "gimana aku bisa makan sedangkan aku gak tau kamu ada dimana, gak tau keadaan kamu" jawab Ali dengan lirih seperti ingin menangis.
"Digo juga berubah pril"...
"Dia sekarang jadi anak yang dingin gak pernah senyum"...lirih Ali.
Airmata Prilly menetes mendengarnya, dia sangat merindukan putranya.
  "Kamu tau gak, rasa pengen mati aja saat kamu gak ada disamping aku hiks..hiks"..Isak Ali.
"Aku juga sempat kecewa sama kamu prill"...
"Kenapa...kenapa dengan semudah itu dulu kamu bilang supaya stela menggantikan posisi kamu hikss..hiks"..
"Tapi rasa rindu aku lebih besar daripada rasa kecewa sama kamu prill" lanjut Ali.
Prilly juga ikut menangis mendengar ucapan Ali, dia sadar bahwa dirinya itu bodoh.
Ali kembali menggenggam kedua tangan Prilly.
"Jangan pernah ngomong gitu lagi ya, jangan pernah minta aku untuk gantiin posisi kamu, karna itu gak akan bisa" lirih Ali.
Prilly menghapus air matanya dan menganggukkan kepalanya

Prilly merasa Ali sedikit cengeng, dia melihat pria itu menangis seperti anak kecil. Prilly sadar dia yang membuat pria itu berubah. Pria yang dulunya dingin, tegas badannya kekar kini berubah menjadi pria yang cengeng dan badannya sedikit kurus meski hal itu tidak mengurangi ketampanan ali
  "Udah ya Sekarang aku udah ada disini" jawab Prilly sambil mengusap air mata Ali.
  Setelah Ali tidak menangis, ali pun memberikan Prilly makan. Ali menyuapi Prilly dengan telaten. Setelah selesai makan Prilly menceritakan semua apa yang terjadi padanya, mulai dari dia bertemu brayen hingga dia pingsan di mall.
"Makanya lain kali kalo masih sakit jangan keluar dulu, jangan capek. Udah tau punya magh tapi makannya telat. Gimana tadi kalo gak ada aku di mall" omel Ali pada Prilly.
"Maaf.." ujar Prilly.
"Jangan minta maaf sama aku, minta maaf sama diri kamu sendiri"...
Prilly hanya bisa menundukkan kepalanya dia sadar bahwa dia adalah orang yang ceroboh. Prilly mengangkat kepalanya kala merasa ada yang mengusap rambutnya yang ternyata adalah Ali.
" Jangan sakit lagi ya... Jangan terluka lagi dan jangan hilang lagi" lirih Ali
"Aku gak tau apa yang akan terjadi sama aku dan Digo kalo sampe kamu benar-benar gak ada" lanjut Ali.
Prilly hanya menganggukkan kepalanya dan langsung berhambur kepelukan Ali.
Ali memeluk Prilly dengan erat menikmati pelukan Prilly yang sangat nyaman.
Di luar ruangan Prilly, seorang wanita memandang Ali dan Prilly dengan nanar, hatinya sangat sakit melihat kemesraan keduanya. Wanita itu adalah stelah, dia tidak menyangka bahwa Prilly benar-benar masih hidup dan saat ini sedang bersama Ali. Setetes air jatuh dari pelupuk mata stela, dia kembali mengingat kejadia ketika berada di mall, dimana Ali langsung menggendong Prilly dan Ali  meninggalkan stela sendirian di mall seolah stela bukanlah hal yang berharga di hidup Ali.
Tak kuat melihat pemandangan itu, stela langsung beranjak dari sana.
  Malam sudah tiba, seharusnya Prilly sudah bisa pulang akan tetapi karena paksaan dari Ali, Prilly terpaksa tinggal di RS satu malam ini.
  "Tidur ya udah malem biar besok bisa pulang" ujar Ali.
  "Seharusnya udah bisa pulang sekarang" jawab Prilly kesal sambil membetulkan posisinya untuk tidur.
  "Eh...eh kamu mau mau ngapain?" Tanya Prilly saat melihat Ali naik ke ranjangnya.
"Mau tidur" jawab Ali polos dan membaringkan dirinya di samping Prilly.
"Ta... tapi gak disini juga kali"....
Ali tidak merespon ucapan Prilly, dia menarik pinggang Prilly sehingga tubuh mereka menempel. Hal itu membuat Prilly gugup dan deg-degan.
Prilly mendorong pelan dada Ali agar tidak terlalu dekat dengannya akan tetapi hal itu tidak membuat Ali bergeser.
  Ali malah tambah merapatkan tubuh mereka, Ali mendekatkan wajahnya ke leher Prilly
Cup...
Prilly menegang ketika Ali memberikan kecupan di lehernya, dia merasa geli ketika merasakan hembusan nafas Ali di lehernya.
  "Aku bisa melakukan lebih dari sekedar kecupan sayang" ujar Ali dengan suara yang serak seperti menahan gairah.
  Wajah  Prilly memerah merasa malu dengan ucapan Ali.

"Tidur".. titah Ali tak terbantahkan.

Takut ali melakukan hal yang aneh Prilly pun memejamkan matanya dan tertidur di pelukan Ali.
"Have a nice dream my heart" bisik Ali tepat di telinga Prilly


Maaf ya teman-teman kalo jarang di next, soalnya saya Maba jadi sibuk buat daftar ulang, tes kesehatan, tes narkoba dll.

Jangan lupa vote and follow ya



KEMBALILAH PADAKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang