3 hari sudah berlalu semenjak prilly dipisahkan dari Ali. Hidup Ali saat ini sangat hancur, didalam sebuah kamar yang gelap Ali duduk diranjang dengan memeluk lututnya, sekeliling matanya menghitam rambutnya yang acak-acakan matanya bengkak dan wajahnya yang pucat. Pekerjaannya pun sudah tidak adalagi Ali seperti mayat hidup.
Cklek...
Seorang pria masuk kedalam kamar Ali, ia menghembuskan nafas melihat Ali yang sama sekali tak merespon kedatangannya.
"Sampai kapan Loe kayak gini Li" tanya Reno lirih...
"Bangkit Li... bangkit seperti Ali yang dulu"
"Gue mau prilly" lirih ali memandang kosong kedepan, Reno pun mendekat kearah Ali lalu memegang kedua bahu Ali. "Loe gak bakalan dapetin prilly jika Loe terus seperti ini. Saat ini bukan hanya masalah hati Li, bukan hanya tentang perasaan tetapi ini juga tentang kekuasaan" ujar Reno.
Ali menatap Reno....
"Jika Loe gak berkuasa kayak gini Loe gak bakalan bisa melawan arnol dan Kevin Loe yakin bakalan biarin semuanya diambil begitu saja dari Loe"....
Ali memejamkan matanya, ia baru menyadari semuanya seharusnya ia berusaha bukan malah menjadi orang gila seperti sekarang. "Makasih udah ngingetin gue" lirih Ali.
Reno tersenyum tipis"itulah gunanya teman, udah deh sekarang Loe mandi bau banget Lo" ujar Reno sambil menutup hidungnya.
Ali mendumel dan beranjak dari tempatnya menuju ke kamar mandi.
Saat ini Ali dan Reno sarapan di villa Ali. Ini merupakan villa yang dibeli Ali dengan jerih payahnya sendiri.
"Sekarang apa rencana Loe li...""Gue bakalan pergi dari negara ini"
Reno tersedak mendengar ucapan ali
"Jadi Loe mutusin buat nyerah Li dan lari dari masalah....
Ali tersenyum miring sambil meminum kopinya "gue pergi untuk kembali" lirih Ali....Disebuah apartemen sudah ada Ali, Reno dan Kevin. Reno bingung untuk apa dia pergi keapartemen Ali apakah akan terjadi baku hantam lagi? Itulah yang ada dibenak Reno.
"To the point saja apa yang membawa anda kemari" tanya Kevin dengan formal.
"Gue bakalan pergi dari negara ini""Truss Loe mau minta ongkos dari gue" ujar Kevin tersenyum remeh.
Dalam hati Ali sudah berapi-api karena ucapan Kevin merupakan penghinaan baginya.
"Gue masih bisa memenuhi kebutuhan gue, gue cuman minta satu hal".....
"Apa??
"Pertemukan saya dengan Prilly" ujar Ali dengan nada dingin.
"Setidaknya untuk yang terakhir kalinya" lanjut Ali.
"Kenapa harus minta tolong kegue, Loe bisa langsung nyamperin dia"
Ali menghembuskan nafasnya pelan
"Masalahnya prilly pasti gak mau ketemu gua"....
"Nah itu Loe tau truss ngapain minta tolong ke gue"
"Gue ingin pertemuan gue sama prilly tidak ada yang tahu termasuk Prilly sekalipun Loe hanya perlu bantu gue sedikit" ujar Ali.Jam menunjukkan pukul 23.00, dikediaman Syarief yang gelap kembali terangkarena beberapa menit yang lalu tiba-tiba mati lampu.
Seorang pria bertopeng melompat dengan pelan kesebuah kamar. Ia mendekat kerah dua sosok yang sangat ia rindukan terlelap di ranjang. "Prilly... Gumamnya sangat pelan..
Pria bertopeng itu adalah Ali. Dengan gerakan pelan Ali naik keatas ranjang dan berbaring disamping Digo. Hingga saat ini Digo berada ditengah-tengah prilly dan Ali. Ali terus memandangi kedua manusia berharga didepannya hingga ia menitikkan airmatanya, ini adalah hal yang paling Ali mimpikan, meskipun sebentar tetapi rasanya Ali sangat senang.
Jam sudah menunjukkan pukul 03.00, sudah empat jam lamanya ali dikamar prilly memandangi keduanya, perlahan Ali bangkit dan mengambil ponsel dari sakunya..
Ia mengambil beberapa foto prilly dan Digo, setidaknya untuk melepas rindunya saat ia pergi nanti. Ia mendekat kearah telinga prilly "aku pergi untuk kembali" gumamnya sangat pelan.
Setelah itu Ali langsung keluar melalui jendela. Selang beberapa menit prilly terbangun, ia merasa ada seseorang didekatnya dan membisikkan sebuah kalimat yang kurang jelas. Prilly beranjak kearah jendela kamarnya entah kenapa ia teringat dengan Ali tanpa ia sadari alu berada di bawah pohon menatapnya sendu. "Pergi..., Kembali" gumam prilly itulah dua kata yang dia dengar dari bisikan itu.Pagi harinya seluruh penghuni kediaman Syarief sedang melakukan sarapan bersama. Saat ini Kevin juga berada disana, ia menatap jam tangannya dan menghembuskan nafasnya pelan. "15 menit yang lalu..., Ali pergi meninggalkan negara ini" ujar Kevin.
Semua berhenti memakan "Ali pergi" lirih resi sendu..
Rian tersenyum hambar "apakah dia tidak menganggap kita orang tuanya lagi, ia tidak berpamitan sama sekali"...
Prilly termenung, hatinya sakit mendengar kabar ini, entah kenapa ia masih menginginkan ali yang ada dibenaknya sekarang Ali menyerah untuknya...
"Prilly mau lihat Digo dulu" ujar prilly lalu beranjak dari sana. Sesampainya dikamar ia bersandar pada pintu setetes air mata prilly terjatuh. Sekarang ia tahu bahwa dia dan Ali memang sudah berakhir.
Saat ini prilly sedang berhadapan dengan Rian dan resi. "Mah, kayaknya prilly pindah aja yah... Kan aku sama Ali udah pisah..." Pinta prilly.
Rian menghembuskan nafasnya " tinggallah disini" titah Rian.
"Iya prill, setelah kepergian Ali masa kamu juga ninggalin mamah walaupun kamu gak jadi mantu mama lagi, tapi kami udah nganggap kamu anak loh" lanjut resi.
"Tapi mah...
"Kalau kamu sayang sama kami, kamu tinggal disini" ucap Rian tak terbantahkan.
Taklama Kevin muncul " om, Kevin mau ngomong...Disinilah Kevin dan Rian berada di ruangan kerja Rian..
"Kenapa om gak biarin prilly pergi padahal aku mau bawa prilly kesingapura" tanya Kevin
"Ali pergi...dan om tau Ali pergi untuk kembali, untuk kembali mengambil prilly. Setidaknya om ngasih keringanan dimana ketika Ali kembali nanti dia mudah untuk menemukan prilly"..."Jadi maksudnya om mau nyatuin mereka lagi"...
"Hanya mempermudah sedikit langkah mereka untuk bersatu""Semalam.... Ali menyelinap kedalam kamar prilly, itu semua berada dibawah rencana kmu bukan..., Dari hal itu kamu juga membantu mereka untuk bersatu lagi.....
Rian langsung beranjak dari sana meninggalkan Kevin yang terdiam mematung.Tak terasa waktu sudah malam, prilly berdiri dibalkon kamarnya sambil menatap bintang, ia teringat kenangannya bersama Ali dulu.
Flashback on
Ali dan prilly berduaan diatas balkon dimana Ali memeluk pinggang prilly dari belakang dan meletakkan dagunya di bahu prilly "Li nanti kamu mau punya anak berapa" tanya Ali
Ali menatap dan menunjuk kearah langit "aku pengen punya anak sebanyak bintang dilangit, tapi aku maunya anak dari kamu" jawab Ali.
Prilly cemberut memajukan bibirnya "enak dikamu sakit di aku"
Ali terkekeh lalu ia memutar prilly agar berhadapan dengannya "berapapun yang Tuhan kasih, yang penting aku selalu sama kamu"...
Flashback off...
Airmata prilly menetes mengingat kenangannya dengan Ali "aku benci kamu Li..., Tapi aku juga rindu" gumam prilly.Dibelahan negara lain seorang pria juga tengah memandang kearah langit. "Suatu saat nanti semua akan kembali padaku, termasuk kamu wanitaku, ratu di hatiku prilly Latuconsina.....
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALILAH PADAKU (END)
Lãng mạnsebuah hubungan memerlukan kepercayaan satu sama lain